16. The Disaster is coming

9.5K 754 9
                                    

Azazel paham kenapa Sierra bereaksi seperti ini Sierra menyukai manusia dan menganggap nyawa mereka berharga sedangkan Azazel tak lagi menyukai manusia setelah banyak kekacauan yang manusia perbuat. Bagi Azazel manusia yang pantas dan ia hargai nyawanya hanyalah Sierra karna Azazel mencintai Sierra.

Azazel paham kalau Sierra merasa Azazel bagaikan monster yang tidak punya nurani karena membunuh manusia dengan begitu mudahnya namun Sierra tidak mengerti bahwa manusia-manusia yang Azazel benci itu sudah jutaan kali membunuh Sierra di depan mata Azazel. Azazel tidak bisa mengambil resiko dan membiarkan mereka merenggut nyawa Sierra yang berharga lagi.

Azazel juga mengakui kelalaiannya, ia bisa saja memanipulasi pikiran orang tersebut namun karna terbawa perasaannya ia merobek tenggorokan laki-laki tersebut hingga kepalanya hampir lepas dari tubuhnya.

Yang lebih parahnya lagi Azazel melakukannya di depan Sierra, jelas saja kalau Sierra ketakutan dengannya sekarang.

Mau menghidupkan laki-laki tersebut juga tidak mungkin, Azazel memang bukan manusia sepenuhnya, tapi Azazel bukan Tuhan yang bisa menghidupkan manusia yang telah mati. Bahkan kedua Ayah Azazel pun sama tak punya kuasa menghidupkan orang yang telah mati.

Tubuh Sierra gemetar hebat, menangis seraya berusaha menjauh dari Azazel. Keadaan Sierra yang seperti ini mengiris hati Azazel, salahnya karna terlalu terbawa emosi, salahnya karna lupa masih ada jalan lain selain membunuh orang lain demi menyelamatkan Sierra dari kemungkinan terburuk.

Azazel terlalu kalut sampai tidak bisa berpikir ke sana sebelum bertindak, pikiran Azazel sudah kalut sejak Cerberus memberitahu Azazel bahwa waktu yang Sierra miliki hanya dua hari lagi.

Dalam dua hari lagi Sierra bisa mati karna penyebab apapun, dan laki-laki yang Azazel bunuh itu bisa saja salah satu pemicunya. Azazel hanya tak mau kejadian lama terulang kembali, Azazel hanya tidak ingin Sierra dihakimi lagi oleh manusia dan dibakar hidup-hidup hanya karna dianggap berzina, penyihir atau pun bersekutu dengan makhluk lain.

Azazel hanya ingin mengeliminasi kemungkinan yang bisa membunuh Sierra namun Azazel justru mengorbankan nyawa orang lain di depan Sierra yang bahkan tidak tahu kalau waktunya hanya tersisa dua hari.

Meski Sierra mengelak tak ingin Azazel dekati, Azazel tetap mendekati Sierra dan menyentuh kening Sierra membuat Sierra seketika jatuh tertidur dalam pelukan Azazel.

Azazel melirik ke arah mayat laki-laki itu, kenapa Azazel tidak terpikirkan untuk melakukan hal yang sama kepada mayat laki-laki itu sebelum Azazel membunuhnya dengan bengis? Apa karna Azazel sudah tidak mempunyai rasa kasih sayang lagi terhadap manusia selain Sierra?

Tak terhitung jumlah berapa kali orang yang Azazel cintai mati di tangan manusia, membuat Azazel tak lagi menganggap nyawa manusia lebih berharga dari Sierra.

Azazel menggendong Sierra yang tertidur karna perbuatan Azazel, sengaja membaringkan Sierra di sofa dan menyuruh Cerberus menjaga Sierra sementara Azazel kembali menghampiri mayat laki-laki yang lehernya Azazel gigit hingga hampir putus itu.

Aroma darah laki-laki itu menguar hingga terhirup oleh Azazel, mengingatkan Azazel pada darah manusia yang dulu tumpah karna keserakahannya.

Azazel ingat alasan kenapa Tuhan mengutuknya, karna Azazel yang sombong yang merasa lebih unggul dari manusia mengajarkan manusia tentang yang tidak seharusnya.

Darah laki-laki itu mengalir hingga menyentuh kaki Azazel seperti darah peperangan yang saat itu mengenai kaki Azazel saat Tuhan mengutuknya.

Azazel mengerti kenapa ia memang seharusnya tidak pernah lahir ke dunia ini, ia adalah anomali yang tidak seharusnya ada. Tidak seharusnya manusia, malaikat dan iblis memiliki keturunan bersama. 

Wildest Dream [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang