Kebetulan?

656 50 9
                                        

Sore ini, dengan kesal Juan melangkah menuju supermarket yang ada didepan kompleknya. Stok jajan dan beberapa peralatan dirumahnya habis dan kedua kakaknya masih belum pulang. Ia berencana menitipkan jajanannya pada Jidan, namun Jidan menolak, sedangkan Azka sama sekali tak membalas teleponnya.

"Ih, punya abang 2 ga guna banget. Bang Jidan duit banyak tapi pelit. Bang Azka juga, besok gue suruh papa mama beliin bang Azka HP esia hidayah ajalah, percuma HP mahal ga pernah dipake", kesalnya sambil menendang batu-batu kecil yang ada disana.

Tak lama ia sampai di Supermarket, membeli semua jajanan yang ia mau dan lantas membayarnya dikasir. Setelah keluar dari supermarket, ia berniat untuk melewati jalan lain untuk mengulur waktu karena memang dirumah ia hanya sendiri. Bisa saja ia mengajak Sean untuk pergi main, tapi di jam-jam sore seperti ini Sean biasanya susah diajak untuk keluar. Mager katanya.

Juan memutuskan lewat taman komplek, sedikit memutar lebih jauh, tapi tak apa, daripada ia jenuh sendirian dirumah. Taman itu nampak ramai, banyak orang yang nampak bersantai disana.

Juan terus berjalan sambil melihat suasana taman yang nampak indah karena pancaran sinar matahari sore ini.  Hingga tak berapa lama..

BRUKK...

Juan ambruk karena terserempet motor yang baru saja melintas disampingnya, membuat barang belanjaannya tercecer sebagian sedangkan orang yang menabraknya kabur. Orang-orang yang melihat Juan terjatuh lantas mendekat, membantunya untuk bangkit dan merapikan kembali belanjaannya.

Mereka melihat luka-luka ditangan Juan dan menawarkan untuk membawanya ke klinik namun Juan menolak. Orang-orang disekitar sana banyak membantunya, bahkan beberapa menawarkan minum padanya.

Juan merasa tak enak dan tak nyaman dikerubungi banyak orang. Setelah dirasa baikan ia lantas pamit, tak lupa berterimakasih pada mereka yang sudah mambantunya.

Sesampainya dirumah, Juan baru merasakan tubuhnya yang sakit karena terjatuh tadi. Ternyata kakinya luka karena bergesekan dengan sepeda dan punggungnya terasa sakit karena menghantam aspal tadi.

"Gila pegel banget, padahal tadi gapapa. Mana kaki gue perih banget, bang Azka sama bang Jidan kapan pulangnya si? Sakit banget ternyata, hahh", keluhnya.

Juan sebenarnya bukan orang yang tahan akan rasa sakit. Tapi ia akan pura-pura kuat didepan orang lain, dan akan menjadi seseorang yang manja saat hanya bersama orang terdekat atau keluarganya.

Sambil menunggu kedua kakaknya pulang, Juan masih terus mengelus punggung dan kakinya yang sakit, hingga akhirnya ia tertidur karena menunggu terlalu lama.

Pukul 19.00 keduanya baru pulang. Mereka kaget melihat Juan yang tertidur di ruang tamu, lebih kagetnya lagi karena melihat bagian belakang baju juan yang nampak kotor.

Mereka lantas membangunkan Juan, karena menurutnya posisi tidur Juan juga tak bagus. Jika diteruskan mungkin badan Juan akan terasa sakit saat bangun nanti.

"Juan !! Bangun, ngapain tidur disini, itu baju lo juga kotor. Heh!! Bangunn!!", teriak Jidan yang lantas mendapat pukulan pelan dari Azka.

"Jangan teriak-teriak, bikin pusing tau ga. Juan, bangun !! Ganti bajunya dulu baru tidur lagi dikamar", ucapnya sambil menggoyang pelan tubuh Juan.

"Shh, jangan dipegang punggung Juannya, sakit !!", ucap Juan yang terbangun karena punggungnya yang disentuh oleh Azka.

Keduanya dibuat bingung dengan ucapan Juan, lantas duduk disamping Juan yang kini tengah mengumpulkan nyawanya.

"Sakit? Kenapa? Itu baju lo juga kotor. Lo abis ngapain?", tanya Jidan beruntun.

"Jatuh, bang Azka, sakit", rengeknya pada Azka dengan manja.

RED THREAD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang