Mistake

344 32 33
                                    

Pukul 17.45 Juan baru sampai dirumah. Begitu sampai dirumah ia langsung dihadang oleh Jidan, ia tau Jidan pasti akan mengomelinya.

"Gausah minta jemput kalo lo milih naik bus. Susah ya ngabarin lewat chat? Kejadian kemaren ga dijadiin pelajaran? Ngetik di chat ga sampe 2 menit loh, sesusah itu ?", omel Jidan pada Juan.

Mood Juan tengah buruk, sangat buruk. Ia malas menanggapi Jidan saat ini. Ia hanya ingin segera istirahat karena pikirannya penuh sekarang.

Juan mengabaikan Jidan dan melangkah menuju kamarnya. Melihat hal itu Jidan dengan cepat mencekal tangan Juan.

"Juan !!", panggilnya.

"Ck, bisa nanti dulu ga si? Gue cape, ga punya waktu buat nanggepin omelan lo", tanpa sadar ia berucap demikian, membuat Jidan sedikit emosi.

"Hanjuan !!", panggilnya dengan nada yang lebih tinggi.

"Ck, udahlah", Juan melepas cekalan tangan Jidan lantas masuk ke kamarnya. Jidan masih berada disana, memandang kamar Juan yang kini tertutup rapat. Jidan masih berada disana, hingga satu tepukan dipundaknya menyadarkan dirinya.

"Ngapain?", tanya Azka.

"Lo dari mana? Kenapa baru pulang? Kita hari ini gaada les", bukannya menjawab, Jidan malah balik bertanya.

"Oh, gue abis nyelesain tugas akhir seni lukis tadi, besok kita udah mulai banyak TO, gue takut ga bisa fokus kalo gue nunda-nunda ngerjainnya", terang Azka.

"Tugas akhir deadline nya masih dua bulan njir, ngapain cepet-cepet", tanya Jidan.

"Ya gue senggang hari ini, kenapa ga kerjain sekalian. Oiya lo ngapain disini? Kaya gaada kerjaan aja", tanya Azka.

Jidan lantas menceritakan mengenai hal tadi. Soal perdebatannya dengan Juan juga.

"Oh, lagi cape kali dia, gue liat tadi dia ada kelas lukis juga sampe sore", terang Azka.

"Kalo lo tau, kenapa gak lo barengin sekalian pulangnya? Dia tadi ngebis sendiri loh, udah sore juga", tanya Jidan.

"Ee.. Gue.. ada urusan tadi hehe", jawab Azka seadanya.

lo mencurigakan

-----------------------------

Saat ini Regan tengah pergi bersama Saga. Mereka membeli keperluan rumah yang sebagian besar sudah habis.

"Bang, gue liat-liat jajan dulu ya?", tanya Regan pada Saga.

"Jangan lama-lama, ntar ketemu lagi disini", setelah itu Regan pergi meninggalkan Saga dan pergi ke section makanan ringan.

Dari tempat ini, regan dapat melihat jalanan yang ada didepan toko ini karena memang tokonya berada di pinggil jalan. Saat mengambil beberapa jajanan, matanya tak sengaja menangkap sosok yang ia kenal, tengah berada di kasir. Entah apa yang ia beli, tapi begitu barang itu dibayar, ia buru-buru memasukkannya ke saku.

Regan berniat mengejar orang itu untuk memastikannya. Ia terus mengikutinya, namun saat sampai dipersimpangan, tiba-tiba orang itu menghilang.

"Ish, kemana si? Udah gue kejar juga, ih", akhirnya ia menyerah dan kembali ke supermarket tadi.

Disana ia mencari-cari Saga, tapi tak ada. Ia mengelilingi supermarket itu dua kali tapi tak ada Saga disana. Ia bertanya pada kasir disana tapi mereka bilang tak melihat Saga.

Mobilnya masih ada diparkiran, namun Saga tak ada disana. Pesan-pesan yang ia kirim ke Saga juga tidak dibalas.

"Kemana si ? Ga mungkin dia lupa kalo bawa mobil sama bawa gue ya", keluh Regan.

Regan masih menunggu hingga tak lama ia mendengar suara pintu mobil terbuka.

"Kemana aja si bang? Gue nungguin dari tadii" omel Regan.

"Ck, bawel. Lo yang kemana, katanya nyari jajan, pas gue cari gaada. Udah ayo pulang, gue abis ini mau kumpul sama temen-temen gue. Ikut?", tawarnya.

"Ga deh, gue ga kenal temen lo. Pasti mereka hobi diem juga sama kaya lo, gamau ah pasti garing", tolak Regan.

"Tumben, biasanya ngomel kalo gue tinggal. Gue pulang malem, kalo ngga malah pulang besok. Lo gapapa sendiri? Atau mau gue anter ke tempat Juan ?", tawar Saga lagi.

"Biasanya juga pergi tinggal pergi, aneh lo. Gamau ah, Juan juga banyak diem sekarang. Sama aja kalo gue disana cuma dicuekin", terang Regan.

"Gue baikin malah ngatain. Yaudah, gamau ke tempat lain? Ntar pas pulang ngomel lagi gue pukul lo ya", ancam Saga.

"Iye, yaudah anterin pulang", Saga pun menurut.

Mungkin kalian penasaran, kenapa ia tak menawari Regan untuk ke tempat Sean ? Jujur saja Saga belum mempercayai Sean. Anak itu terlalu banyak akalnya, ia takut Regan ada dalam kondisi bahaya karna tingkah absurdnya.

Akhirnya Saga mengantar Regan untuk pulang dan lantas pergi menemui temannya.

-----------------------------------------

Derap langkah menggema diruangan itu, membuat seseorang yang tengah terikat disana terbangun.

Kondisi orang itu sama sekali tak bisa dibilang baik. Banyak luka pukul dan luka sayat disana. Ia sudah berada diruangan itu selama hampir 24 jam. Dan selama itu juga ia dikurung bersama dengan mayat-mayat yang tersusun rapi disana.

"Tolong lepasin saya, tolong lepasinn", pintanya dengan memohon. Ia mengabaikan permohonan itu, dan malah melangkah menuju sudut ruangan untuk mengambil senjatanya.

"Lo sendiri yang dateng ke gue, jadi ya ini bukan salah gue. Lo dengan senang hati dateng ke gue, jadi trima aja", memang orang itu mengikuti dirinya saat hendak pergi ke ruangan ini. Ia ketahuan dan pada akhirnya ia tertangkap.

"Siapa yang nyuruh lo? Gue yakin lo ga mungkin ngikutin gue tanpa alasan Bahkan kita ga saling kenal", tanyahya dengan menodongnya pisau ke arahnya.

"Ini kemauan saya sendiri, gaada yang nyuruh saya", merasa tak puas dengan jawabannya, ia menusukkan pisau dipaha orang itu.

"Siapa?", tanyanya sekali lagi. Setiap kali itu menolak untuk menjawab, ia menambahkan satu tusukan ditubuhnya, hingga akhirnya orang itu menyerah dan mengaku.

"Oh? Mau main-main sama gue. Tapi gue udah mulai duluan permainannya, hahaha", ucapnya sambil tertawa.

Setelah itu ia mendengar langkah kaki mendekat, ia berbalik, memeriksa siapa yang datang.

"Kenapa baru sampe?", tanyanya.

"Biasalah", jawab rekannya itu santai.

"Gue hampir ketawan tadi, untung gue ngumpet. Gue rasa kita perlu gerak cepat. Ada yang mulai mata-matain kita, nih contohnya", ucapnya sambil menunjuk orang tadi.

"Iya, gue juga udah ga sabar. Liat Juan ciut bahkan sampe keliatan frustasi tadi, gue jadi gasabar buat nglakuinnya, hahahah"

"Oiya, itu suruhan siapa?", tanya rekannya.

Ia lantas memberi tahu siapa yang menyuruh penguntit itu.

"Woah, ketebak sih, keliatan haha. Seru nih pasti, gue gasabar. Btw itu orang mau lo simpen? Atau lo lepas? Gue yang finishing ya? Gue lagi butuh hiburan, tugas banyak banget", keluhnya.

"Buang, biar dia tau kalo dia ga bisa macem-macem sama kita. Silahkan aja, bentar lagi juga mati tu orang. Yaudah, lo udah beli minumannya kan? Gue haus", tanyanya.

"Udah dong, sekalian tadi, yaudah sana nikmati, gue beresin itu dulu"

Akhirnya mereka melakukan kegiatannya masing-masing. Salah satu dari mereka menikmati minuman keras yang ia bawa, dan ia sendiri bermain dengan penguntit tadi.

RED THREAD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang