Spy

383 25 7
                                    

Kini Mahesa dan Sean tengah berada di kediaman papa nya. Rumah yang berbeda dengan yang biasa keduanya tempati. Siang tadi setelah dijemput dari rumah sakit, keduanya lantas pulang ke rumah papanya.

"Masalah apa lagi sekarang ?", tanya papa nya begitu keduanya sampai disana.

"Biasa, tapi yang ini sampe bawa polisi. Masih bisa ngurusnya kan ?", ucap Mahesa enteng.

"Ck, bikin repot aja. Siapa lagi sekarang ?", Mahesa pun lantas menunjukkan foto Azka dan juga Saga.

"Oh, bukannya dia putra dari rival perusahaan kita ?", tunjuk papa nya pada foto Azka.

"Hm ?", keduanya merasa kurang paham.

"Pemilik dua perusahaan besar atas nama Syailendra dan Shankara, juga satu lagi perusahaan yang namanya masih belum diketahui pasti", ucap papanya.

"Shankara, nama belakangnya bang Azka Shankara kan bang ?", ucap Sean sambil mencoba mengingat-ingat.

"Iya, Syailendra juga nama belakangnya Jidan", ucap Mahesa memastikan.

"Mereka dari keluarga yang sama, tapi kenapa nama belakangnya berbeda ?", tanya Sean.

"Untuk kepentingan perusahaan, singkatnya mereka menciptakan musuh untuk perusahaannya sendiri", terang papanya pada Sean dan Mahesa. Keduanya hanya mengangguk karena memang tak terlalu paham dengan yang tengah papanya ucapkan.

"Jadi kalian minta papa buat apa ?", tanya papanya pada keduanya.

"Back up, kaya biasanya pa. Oiya, saingan baru yang papa maksud, dua perusahaan itu ?", tanya Mahesa.

"Bukan, papa ngincer satu perusahaan dari keluarga mereka juga yang belum diketahui namanya itu. Tapi kayanya dua perusahaan itu bisa dijadiin umpan", terang papanya.

"Ah Hesa ngga paham pa, intinya papa mau kita main sama kedua orang tua mereka kan ?", ucap Mahesa.

"Iya, tapi jangan sampe mati. Ada hal yang perlu papa cari tau dari mereka", tahan papanya. Keduanya lantas mengangguk paham.

"Biar papa urus mereka dulu, nanti papa kabarin lokasinya", setelah mengucapkan hal itu papanya lantas pergi meninggalkan keduanya.

"Terus kita mau ngapain sekarang ? Bosen banget tau diem doang", keluh Sean.

"Main sama gue, yang menang boleh ambil dua-duanya, gimana ?", tawar Mahesa.

"Ah easy ini mah. Gue pasti menang, orang lo kena tusuk dikit doang rebahan sampe berhari-hari", ledek Sean.

"Sialan, oke liat aja nanti. Hide and seek. Live or die, i'll find you", setelah mendengar hal itu, Sean lantas lari pergi, menjauh dari mahesa. 

_________________

Disisi lain, Juan dan Jidan tengah berada dirumah sakit, menemani Regan yang masih belum diperbolehkan pulang.

"Lo udah coba hubungin bonyok lo Re ?", tanya Juan.

"Udah semalem, tapi ga dibales", ucap Regan dengan nada kecewa.

"Bang, terus pengacara yang bakal bela bang Azka sama bang Saga nanti gimana kalo orang tuanya Regan gabisa dihubungin ?", tanya Juan.

"Gue tau pengacara yang biasa papa sewa buat ngurus masalah perusahaan. Nanti coba gue hubungin dia. Regan, lo coba hubungin orang tua lo lagi. Siapa tau sekarang diangkat", Regan yang disuruh pun menurut.

Tak lama setelah itu, Jidan pamit keluar, ia menelepon kedua orang tuanya, ia berniat membawa Juan agar ikut orang tuanya karena ia sendiri tak yakin bisa menjaga Juan.

RED THREAD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang