Several Years.......
Seseorang tengah berjalan menuju kediamannya. Bajunya basah kuyup, air hujan terus menetes membasahi tubuhnya. Tetesan air hujan yang awalnya bening berubah menjadi merah, perlahan noda yang ada di bajunya meluntur. Pukul 02.30, jalanan sangat sepi, bahkan daritadi tak nampak ada mobil maupun motor yang melintas.
Dengan santai ia berjalan, tak menghiraukan genangan air hujan yang kini nampak memerah karena tetesan dari bajunya. Tangan kirinya ia simpan di saku hoodie yang ia kenakan, memainkan benda baru saja memberinya kesenangan. Ia masih terus berjalan hingga akhirnya sampai disebuah pekarangan rumah yang luas.
Ia melangkah menuju pintu utama, mengetuk pintu itu dan menunggu seseorang untuk mempersilahkannya masuk. Tak lama pintu terbuka menampilkan sosok laki-laki yang nampak masih terjaga.
"Ck, kenapa ga minta jemput? Tindakan lo yang kaya gini bisa bikin orang curiga tau ga, masuk !!", titah orang itu.
Yang diucapkannya benar. Penampilannya saat ini sangatlah kacau, bercak darah dimana-mana. Bau anyir menyeruak saat berdekatan dengannya, dan lagi pisau lipat yang sedari tadi ia mainkan, mungkin juga akan mengundang rasa curiga dari orang yang melihatnya.
"Siapa lagi?", tanya orang itu padanya.
"Ga kenal, ketemu random dijalan", ucapnya santai.
"Sign?", tanyanya.
"Pasti, gue simpen kok. Bagus soalnya", jawabnya santai yang setelahnya lantas diikuti dengan tawa dari keduanya.
"Ajak gue besok, udah haus gue", ajaknya yang lantas dihadiahi jempol.
------------------------------
Pagi ini matahari nampak enggan menunjukkan sinarnya. Kabut tebal masih menyelimuti kota itu, hujan dari semalam masih belum berhenti, menyisakan hawa dingin yang membuat siapapun ingin kembali bergelung dalam selimutnya.
Mahesa terbangun akibat alarm yang ia pasang di nakas samping tempat tidurnya. Matanya mengerjap beberapa kali untuk memperjelas penglihatannya. Diliriknya jam yang ada di sampingnya, pukul 06.30, lima belas menit lagi gerbang sekolahnya ditutup, namun ia sama sekali tak berniat untuk bersiap ke sekolah. Ia baru bisa tidur dini hari tadi, ia merasa lelah, dan lagi ditambah suasana diluar yang masih hujan, mendukungnya untuk bermalas-malasan.
Ia melangkah dengan santai menuju meja makan. Diraihnya satu lembar roti yang ada di meja itu, dengan santai ia memakannya. Hingga tak lama terdengar suara gaduh, langkah seseorang yang nampak terburu-buru turun dari lantai atas.
Langkah orang itu terhenti saat melihat Mahesa yang masih duduk santai di meja makan. Mahesa masih menggunakan baju tidurnya, membuatnya mengernyit keheranan.
"Bang, ngapain masih santai sih? Gue kesiangan nih, kenapa ngga dibangunin dari tadi. Udah setengah 7, bentar lagi masuk", ucapnya. Dan Mahesa hanya menanggapinya dengan santai.
"Gausah berangkat, masih hujan. Bolos aja", ucapnya sambil meraih satu lembar roti lagi.
"Hah?"
"Hah heh hah heh, balik kamar lagi aja sana. Males nyetir kalo hujan gini, gue juga ngantuk", titahnya.
"Ini beneran bang Hesa kan? Tumben? Biasanya nyuruh cepet-cepet, Abang ngga kesambet apa-apa kan?", tanyanya nampak khawatir.
"Engga, udah sana naik lagi aja, jangan bising", usirnya.
"Beneran ini mah bukan bang Hesa, heh !! Siapapun itu, tolong jangan keluar dari tubuhnya abang ya, sering-sering kaya gini, gausah pergi juga gapapa, Se---", sebelum ia meracau lebih lama lagi, Mahesa segera menyumpalnya dengan selembar roti.
KAMU SEDANG MEMBACA
RED THREAD
Fanfiction[DISCONTINUE] Darah, nyawa, jerit dan tangis seakan menjadi sebuah kesenangan bagi keduanya. Ruangan putih polos dengan jajaran lemari kaca, menjadi saksi bagaimana gilanya mereka berdua. Bertemu dengan lima orang asing, tumbuh bersama dan membaur...