Dengan seragam yang sudah melekat tapi ditubuhnya, Ahnjong membuka pintu apartemen yang berbunyi sejak tadi.
"Loh?" bingung Ahnjong menatap Jaehyun yang berdiri di depan dengan tangan yang menggandeng Jeno.
Jeno melepaskan tangan Jaehyun, dan memegang tangan Ahnjong.
"Pagi-pagi kok udah di sini?" tanya Ahnjong.
"Jemput kamu, kan satu arah sama Playground Jeno," jawab Jaehyun.
Ahnjong mengangguk, ia masuk ke dalam untuk mengambil tas dengan Jeno yang berjalan disampingnya.
Mereka bertiga berangkat bersama, dan menurunkan Jeno terlebih dahulu di Playground. "Jangan nakal," peringat Jaehyun.
Jeno tidak menjawab peringatan Ayahnya itu, ia menatap Ahnjong yang kali ini juga ikut mengantar dirinya sekolah.
"Jeno senang bisa berangkat sekolah diantara Ayah sama Bunda," ucap Jeno memeluk kaki Ahnjong.
Ahnjong mengusap pelan kepala Jeno. Ia mensejajarkan tubuhnya dengan Jeno. Menatap lembut Jeno.
"Jeno enggak boleh nakal, Jeno harus nurut sama Bu Guru," ucap Ahnjong membuat Jeno mengangguk.
"Masuk gih," ucap Jaehyun ikut mensejajarkan tubuh tingginya dengan Jeno.
Jeno mencium pipi Ahnjong dan Jaehyun bergantian, ia berlari seraya melambaikan tangan dengan senyum yang terus mengembang.
"Ayo sekarang, gantian aku antar kamu sekolah," ucap Jaehyun membuka pintu mobil untuk Ahnjong.
"Terimakasih."
Jaehyun mengendarai mobilnya, bergabung dengan pengendara lain. Tujuan keduanya kali ini adalah sekolah Ahnjong, setelah ia mengantarkan anaknya.
"Pengumuman kelulusan kamu udah keluar?" tanya Jaehyun.
Ahnjong mengangguk menatap Jaehyun. "Iya, baru kemarin malam."
"Kalau gitu dihari setelah kamu wisuda kita menikah ya?" tanya Jaehyun, ia tidak ingin memutuskan sendiri, ia harus meminta pendapat Ahnjong selaku calon istrinya.
"Enggak terlalu mepet?" tanya Ahnjong.
Tangan kiri Jaehyun mengambil tangan kanan Ahnjong, ia kecup punggung tangan Ahnjong.
"Enggak akan, aku yang akan urus semuanya."
Ahnjong mengangguk, hatinya berdesir ketika Jaehyun mengecup punggung tangannya.
"Hari ini aku enggak bisa jemput kamu, nanti kamu minta tolong sama Hana atau enggak minta tolong sama Ken," ungkap Jaehyun dengan rasa sesal.
Sore ini, ia akan mengadakan rapat penting. Maka ia tidak bisa menjemput Ahnjong, bahkan untuk menjemput Jeno sudah ia serahkan kepada sopir yang ada di rumah.
"Iya enggak papa," jawab Ahnjong merapikan rambutnya sebelum keluar dari mobil Jaehyun.
Ahnjong melambaikan tangan seiring dengan mobil Jaehyun yang sudah melaju kencang.
"Dor!" sentak Hana membuat Ahnjong memegang jantungnya yang berdetak tidak karuan.
"Kebiasaan lo," ungkap Ahnjong.
Ahnjong menatap ke segala arah, jam mencari sahabat laki-lakinya. "Ken mana?" tanya Ahnjong, biasanya lelaki itu akan menunggu dirinya di depan gerbang.
Hana menghendikkan bahu tidak tahu. "Ngapain nyari gue."
Ahnjong menoleh, ia menatap Ken yang berdiri di belakangnya.
Tubuh Ken membeku, ia menatap Ahnjong yang memeluknya dengan erat. "Gue kira lo kenapa-napa, apalagi enggak ada satu panggilan telepon dari gue yang lo jawab," ungkap Ahnjong.
"Gue kemarin beli wedang jahe di warkop depan rumah. Gue lupa enggak bawa handphone," ujar Ken mengacak-acak rambut Ahnjong.
"Ck," decak Ahnjong melepaskan pelukan, merapikan kembali rambutnya yang diberangkatkan oleh Ken.
Ken mengangkat paper bag di depan wajah lo. "Janji gue," ucap Ken menyerahkan paper bag itu kepada Ahnjong.
"Kalau lo hari ini enggak nepati janji sebenarnya gue mau marah sama lo, berhubung lo enggak ingkar janji, enggak jadi marah deh gue," ungkap Ahnjong membuka paper bag yang penuh dengan kotak salad buah.
"Khusus buat lo, hari ini gue rela bangun lebih awal hanya untuk buat salad buah kesukaan lo itu dengan tangan gue sendiri," ucap Ken membuat Ahnjong menepuk pelan kepala Ken.
"Makasih," ucap Ahnjong dengan senyum yang mengembang, salad buah benar-benar membuat moodnya menjadi baik.
"Ayo masuk," ajak Ken merangkul dua sahabat memasuki sekolah, karena sejak tadi mereka hanya berdiri di depan gerbang.
"Lo sariawan?" tanya Ken menatap Hana yang sejak tadi tidak cerewet.
"Enggak," jawab Hana, ia diam sejak tadi karena memperhatikan interaksi Ken.
Dimata Hana mereka serasi, mereka berdua terlihat saling mencintai. Tapi, Hana tidak mengerti dengan mereka berdua yang saling melepas dan merelakan.
"Hari ini, cuma pengumuman doang kan?" tanya Ken memastikan pasalnya ia sudah janji dengan Ayahnya untuk ikut bermain golf.
"Katanya sih iya, tapi enggak tahu juga kalau sewaktu-waktu jadwalnya berubah," jawab Hana.
Ken menatap Ahnjong yang sejak tadi menikmati salad buah yang ia buat. "Enak enggak?" tanya Ken, mengambil tempat duduk tepat di sebelah Ahnjong.
Hana menyusul mereka berdua yang sudah kabur mencari tempat duduk, dengan Ken yang mengerkori Ahnjong dan Hana yang bernasib berjalan paling belakang.
"Enak, kapan-kapan lagi lo buat khusus gue ya," ucap Ahnjong.
"Han, lo mau enggak?" tawar Ahnjong menyodorkan kotak salad buah di depan Hana yang baru saja duduk.
"Enggak deh, gue cuma haus," ucap Hana ia menatap Ken dengan senyum mengerikan.
"Ken beliin gue air," suruh Hana membuat Ken mendelik tidak suka.
"Yang haus siapa? Kenapa harus gue yang beli? Gue enggak harus tuh," ucap Ken.
Ken menatap Ahnjong yang masih asik mengunyah salad buah tanpa terganggu dengan perdebatannya dan Hana.
"Yaudah gue beliin," ujar Ken berlalu meninggalkan dua sahabat perempuannya.
Ken berjalan menuju kantin, tidak sengaja dirinya menabrak seorang gadis yang sedang membawa Jus buah.
"Sorry gue enggak sengaja," ucap Ken mengambil cup jus buah yang sudah pecah itu, beruntung tidak mengotori baju pemiliknya.
"Iya enggak papa," jawab gadis itu berlalu begitu saja membuat Ken menghendikkan bahu acuh.
Ia tidak perduli jika gadis itu tidak menerima permintaan maafnya, yang penting ia sudah minta maaf.
Setelah membeli tiga minuman, Ken kembali menghampiri sahabatnya. "Nih buat lo," Ken menyodorkan minuman botol milik Hana.
"Kok rasa yogurt sih Ken," sebal Hana, ia tidak suka minuman yang mengandung yogurt.
"Gue kan enggak tau lo suka apa," jawab Ken dengan tangan yang memberikan minuman rasa Yogurt kepada Ahnjong dengan tutup botol yang sudah ia bukakan.
Ahnjong meneguk minuman yang Ken berikan, minuman yang memiliki rasa sama dengan milik Hana.
Barulah Hana tersadar bahwa minuman yang Ken beli tadi adalah rasa kesukaan Ahnjong.
Pantas saja jika Ken membeli itu, kini Hana juga paham kenapa lelaki itu tiba-tiba bersedia membeli minuman padahal tadi Hana sudah menyuruhnya tapi Ken tidak mau.
Alasannya hanya satu, yaitu Ahnjong.
Hana menatap Ken dan Ahnjong yang sedang asik, seolah dunia milik berdua.
Hana kurang paham apa alasan mereka berdua yang terlihat saling suka itu, tidak mengungkap perasaan mereka.
Hanya itu yang Hana ini ketahui saat ini, dia sangat penasaran dengan kedua sahabatnya yang memilih memendam perasaan mereka dan melepaskan cinta mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Dad || JJH
Romance🔞 TAMAT & LENGKAP FOLLOW AKUN AUTHOR TERLEBIH DAHULU UNTUK DIBACA BUKAN UNTUK DICOPY PASTE "Lupakan yang lama , mari kita cari duda." Seorang gadis yang selalu tertarik dengan hal baru itu terjebak dengan konten yang ia buat ...