kesal

21 4 2
                                    

Happy reading!!🌸

Keesokan harinya, Rainan telah rapi dengan balutan seragam sekolahnya. Seperti biasa, ia akan turun ke meja makan untuk makan bersama keluarganya.

Sebenarnya Rainan agak malas jika harus makan bersama mereka, apalagi ditambah dengan kejadian kemarin malam yang membuatnya sedikit kecewa dengan ayahnya dan menambah rasa bencinya terhadap ibu serta saudara tirinya itu.

Saat sampai di meja makan itu, dapat Rainan lihat keharmonisan antara ayahnya serta 2 benalu yang tidak akan pernah iya terima kehadirannya. Bohong jika Rainan tidak cemburu melihat kedekatan ayahnya dengan anak tiri atau saudara sambungnya tersebut. Namun perasaan tersebut hanya bisa dipendam olehnya, karna ia tak mau egois ia juga harus menyadari bahwa sekarang Liza merupakan anak dari ayahnya juga.

"Eh Rainan, sini nak duduk disamping mama" ucap ibu sambung Rainan disertai dengan senyuman. Rainan yang melihatnya hanya memutar bola matanya malas lalu duduk di kursi yang jauh dari keluarga tersebut.

"Mulai hari ini Liza bakal sekolah ditempat kamu, jadi Ayah harap kamu bisa akur sekaligus bisa menjaga Liza. Paham kan Rainan", ucap ayah dengan nada tegas yang berwibawa.

"Hah Liza mau satu sekolah sama aku?!!, ayah ngga salah, masa setelah dia tinggal dirumah yang sama, sekarang harus masuk sekolah yang sama sih. Aku ngga mau yah" bantah  Rainan secara terang terangan.

"Ayah ngga mau tau, pokoknya ini udah jadi keputusan ayah dan kamu harus jalanin amanat yang telah ayah beri" putus ayah mengakhiri perdebatan yang terjadi pagi ini.

Rainan masih dengan wajah yang lesu pun hanya bisa makan dengan perasaan yang campur aduk. Bagaimana tidak, dia sudah bilang kan bahwa sejak awal dia tidak pernah mau menerima kedatangan dua orang yang dianggap benalu tersebut. Namun, karna dia rasa itu adalah sikap egoisnya dia hanya bisa memendam perasaan tersebut.

                                  *****

GUBRAKKK

'eh anjing pala lo!!'
'woi apa tu jancogg!!'
'masyaallah telah datang rahmat Tuhan!!'
'eh mamaa!!!'
'astagfirullah apa itu!!!'
'eh mampus mamakmu!!!'
'aaaaaaa!!'
'eh ayam ayam ayam'
'Woi gila Lo ya'

Terdengar suara bantingan pintu dari arah depan kelas, dan terlihat sudah wajah Rainan yang dipenuhi dengan aura kemarahan yang mengelilinginya. Diiringi pula dengan latahan dari para siswa siswi yang kaget akibat bantingan pintu tersebut.

"Astagfirullah Raaa, masyaallah lo ngagetin semua orang", ucap sang ketua kelas dengan wajah yang masi terkejut. "Diem lo, ngga usah ikut campur" balas Rainan dengan nada ketus.
Dibalas pelototan oleh sang ketua, namun tak di pikirkan oleh Rainan yang pasti sekarang ia tengah kesal.

"Napa lo Rai?, kok kusut gitu muka lo mana kaya lagi marah besar lagi. Cerita dong sama best friend mu ini iya ngga" ucapan Rania barusan diangguki oleh teman temannya yang lain. "Iya cerita dong Rai", lanjut Bintang.

"Huh ntar juga lo pada tau", finish Rainan karena dia telah melihat kedatangan guru yang sangat menyebalkan baginya. Siapa lagi jika bukan guru yang telah memberikan mereka pekerjaan rumah berupa mencatat semua bab dalam buku, melihat itu tentu saja menambah rasa kekesalan pada diri Rainan.

"Baiklah anak anak silahkan kumpulkan tugas yang telah saya berikan, bagi yang merasa tidak mengerjakan silahkan keluar dari jam pelajaran saya" ucap guru tersebut, membuat beberapa murid yang tidak mengerjakan pun keluar dengan senang hati.

"Baiklah kita akan membahas materi yang telah kalian catat mengenai blablabla....." dan akhirnya pelajaran pagi itu pun dihabiskan oleh guru, yang para siswa siswi anggap sebagai guru menyebalkan dengan celotehannya itu membahas materi yang tengah dipelajari.

Tentang RainanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang