"Baru pulang jam segini?!" kata kata itulah yang menyambutnya ketika baru saja masuk kedalam rumah. Seketika Rainan memeriksa jam dipergelangan tangannya 18:09, ternyata memang sudah sore, kalau ayahnya tau pasti habis sudah riwayatnya karena baru pertama kali ini Rainan pulang selama ini.
"Bukan urusan anda" setelahnya ia pun ingin bermaksud untuk masuk kedalam kamarnya, namun tiba tiba pergelangan tangannya di tahan oleh seseorang. Rainan pun melihat siapa orangnya dan ternyata pelakunya adalah ayahnya.
"Kamu memang sudah tidak punya sopan santun ya, kenapa kamu baru pulang jam segini, mau jadi apa kamu?!, jangan karna ayah tidak mengawasi kamu, kamu jadi semena mena ya, dan kenapa ayah dapat laporan bahwa kamu bolos. Sudah tidak bisa dididik kamu??. Ayah capek kerja Rainan dan kamu malah kaya gini. Apa kamu mau jadi wanita penghibur di club club malam ha?!" marah sang ayah.
Rainan sudah tidak bisa lagi menangis, rasanya air matanya sudah tak bisa lagi untuk keluar. Namun perkataan ayahnya ini sudah melewati batas, hatinya sangat sangat sakit mendengar penuturan itu.
"LO KAN!!, LO YANG NGELAPORIN NGGA NGGA KE AYAH, IYAKAN. GUE CAPEK, GUE CAPEK ANJING LO GINIIN TERUS, GUE NGGA MASALAH KALO LO SIKSA GUE SECARA FISIK TAPI NGGA GINI, LO NYIKSA BATIN GUE JALANG!!! MENTAL GUE LO SIKSA, LO MAU BUAT GUE JADI GILA BILANG BANGS-"
PLAKK!!
"SEJAK KAPAN AYAH NGAJARIN KAMU BICARA SEPERTI ITU RAINAN?!!! JAGA UCAPAN KAMU DI DEPAN IBUMU"
satu kali lagi tamparan lolos dipipi Rainan, dan itu ditempat yang sama persis seperti kemarin."Ibu?, aku ngga sudi yah punya ibu kayak dia. Yah, tolong. Aku tersiksa kaya gini yah. Batin aku mulai capek, ayah tau apa alasan aku masih tetap hidup yah?? ayah tau?, itu karna masih ada ayah. Ayah alasan aku yang terakhir untuk tetap hidup, karna aku tau ayah pastinya bakalan jadi pahlawan aku setelah mama pergi. Tapi kenyataannya, sekarang aku lebih milih buat ikut mama yah, sekarang justru ayah yang patahin harapan aku buat tetap hidup."
Lirih Rainan karna terlalu lelah dengan hidupnya, setelah puas mengeluarkan unek uneknya, kini Rainan merasakan pusing dan mulai berkunang kunangnya penglihatannya. Hingga akhirnya,
Brukk!
Rainan terjatuh kelantai dan pingsan, ayahnya pun kaget dengan pingsannya Rainan. Lalu setelahnya ayahnya menggendong Rainan menuju ke kamarnya dan segera menghubungi dokter kenalannya.
🌸🌸🌸
"Yaampun Revaall, dari mana aja kamu kok baru pulang??" ucap ibu Reval dengan nada khawatir.
Dan langsung menyerahkan handuk untuk Reval agar bisa mengeringkan badannya yang lumayan basah."Maaf ma, tadi motor Reval bannya bocor jadi deh Reval ke bengkel dulu, ayah mana ma?".
"Belum pulang, mungkin bentar lagi, kamu makan gih udah mama siapin di meja tuh". Langsung saja Reval pergi ke meja makan tanpa mengganti bajunya terlebih dahulu, toh ia sudah lapar sejak tadi.
"Tadi mama liat anak temen mama bawa pacarnya kerumah, hmm.. Kamu ngga punya pacar gitu buat dibawa kerumah?" tanya mama Reval dengan hati hati. Reval yang masih asik makan mendengar perkataan itupun seketika tersedak.
'uhuk uhuk'
Mamanya pun segera menyodorkan gelas berisi air putih untuk anaknya yang sedang tersedak itu. "Mama apa apaan sih, kok nanya gitu. Lagian pacaran itu ngga penting maa. Udahlah ngga usah dipikirin" bantah Reval dan segera melanjutkan makan yang sempat tertunda.
'Yaa kan mama juga pengen kaya temen mama yang lain' batin mamanya.
"Oh iya, besok kamu ngga usah sekolah dulu, kita kan besok mau ke acara lamaran abang kamu." jelas mamanya mengganti topik pembicaraan, memang sejak beberapa bulan terakhir ini abang dari Reval yang bernama Kevan Danu Geralda sedang menjalani hubungan dengan seorang gadis cantik berdarah Jawa yang bernama Kirana Diningrum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Rainan
Teen FictionRainan, gadis cantik dengan seribu luka yang datang silih berganti setiap harinya. Mulai dari kedatangan ibu serta saudara tiri yang bahkan tak dikehendaki olehnya, hingga perlakuan sang ayah yang berubah sejak kedatangan dua orang yang dianggapnya...