Happy reading!!🌸
"Apa ini sesuai dengan yang saya inginkan?" tanya seorang wanita dengan mengecek keadaan pil yang ia pesan dari seorang pria memakai topeng hitam yang menutupi seluruh wajahnya.
"Itu sudah sesuai dengan yang anda minta, efeknya memang muncul secara perlahan. Namun..., bila sudah berada dipuncaknya, dokter pun bahkan tak mampu untuk menolongnya. Dan pada akhirnya, nyawanya takkan tertolong"
"Bagus, saya harap ini sesuai dengan yang anda ucapkan. Ini imbalannya, terimakasih atas kerjasama anda" ucapnya lalu meninggalkan tempat itu.
Senyum smirk terpatri diwajahnya, yang terlihat mulai menunjukkan kerutan tanda dirinya sudah mulai menua.
"Dengan ini, saya bisa buat harta kamu menjadi milik saya seutuhnya" dengan kekehan kecil diakhir kalimatnya.
🌸🌸🌸
"Gimana, udah?," tanya Jovan ketika Bintang menghampirinya.
"Ish masih bingung nih mau ngasih apa..., kamu kan cowok seharusnya tau selera anak cowok kaya gimana?" jawabnya dengan keputus asaan. Saat ini ia sedang mencari mainan untuk adiknya, sebab minggu lalu ia berjanji, jika adiknya bisa mendapatkan nilai ulangan diatas KKM maka ia akan memberikan sang adik mainan. Dan berkat ucapan itu adiknya pun berusaha belajar dengan giat agar nilai ulangannya bisa tinggi, dan
usahanya pun memperoleh hasil yang memuaskan."Ya mana aku tau, aku aja waktu kecil main boneka bonekaan, palingan pas sd doang minat main basket" balasnya melirih diakhir kalimat.
Bintang membulatkan matanya mendengar jawaban Jovan yang blak blakan, apakah ini sebuah lelucon batinnya, namun beberapa detik kemudian, rasa geli menyelimuti dirinya "pfft..., apa? boneka bonekaan? Hahahaha..., kamu yang bener aja Van, masa cowok kaya kamu main boneka sih, apa kata orang coba" lalu kembali tertawa hingga air mata keluar dari pelupuk matanya.
"Ish udah kalii, lagian itu dulu...., kalo sekarang kan udah berubah, apalagi sejak sama kamu"
Wushh
Merah sudah wajah Bintang, bahkan dirinya yang semula tertawa seketika berhenti mendengar ucapan Jovan. "Ciee..., ada yang blushing nih".
"Ish paan sih, ngga tuh orang cuma panas doang. Ini nih gegara AC-nya mati nih," elaknya.
"Mati dari mana sih yang, orang hidup gitu kok"
Sudah tidak bisa dielak lagi, kini wajah Bintang sudah tak karuan warnanya, merahnya sudah seperti tomat yang baru diambil dari kukusan (tau lah ya warnanya, kalo ngga tau anggap aja tau🗿). "Ish Vaan..., udah dong, salting nih" akhirnya karena tak tau harus mengucapkan apa lagi, Bintang pun memilih jujur.
"Yaudah ayok kita cari bareng , sama kaya jalanin hidup kita nanti." ucap Jovan lalu merangkul bahu Bintang.
🌸🌸🌸
'Lelah'
Itulah yang terlintas di benak Rainan saat ini. Entah mengapa ucapan sang ayah tadi masih terngiang ngiang ditelinganya. Ucapan menyakitkan yang lolos dengan penuh kemarahan. Dirinya tak tau sang ayah menemukan itu darimana, tetapi jujur ia memang tak pernah melakukan hal semenjijikkan itu.
Flashback on:
"Rainan pul-"
Byurr
Ucapannya terpotong kala air dingin mengenai tubuhnya,
Plak!!
Bugh!Tamparan keras dilengkapi pula dengan tendangan diperutnya, membuatnya tak bisa berbuat apa apa. Dalam sepersekian detik, tubuhnya meluruh ke lantai seiring dengan air mata yang menetes tak karuan. Bahkan darah kental kian keluar dari mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Rainan
Teen FictionRainan, gadis cantik dengan seribu luka yang datang silih berganti setiap harinya. Mulai dari kedatangan ibu serta saudara tiri yang bahkan tak dikehendaki olehnya, hingga perlakuan sang ayah yang berubah sejak kedatangan dua orang yang dianggapnya...