Jalan Pintas

17 2 0
                                    

Happy reading!!🌸

"Gue heran deh, kok tadi papanya Kayla liat gue kek ngeliat orang yang dia kenal ya" monolog Rainan saat tengah berada dimobilnya.

Sekarang pukul 22.00 wib, lumayan lama memang dia berada dirumah Kayla, sejak pukul 18.00 wib dia sudab berada dirumah Kayla. Entah  mengapa ia merasa nyaman dan betah berlama lama dirumah Kayla walaupun papanya yang tak begitu ramah.

Namun yang membuatnya heran adalah sikap papa Kayla yang begitu mencurigakan, dimulai saat papanya pulang kerja sore tadi dan langsung memperhatikan wajah Rainan tanpa celah. Membuat Rainan sedikit tidak nyaman dengan sikap itu, namun berusaha ditutupi olehnya.

Saat ini Rainan mengendarai melalui jalan pintas agar cepat sampai kerumahnya, dan saat ini ia mulai memasuki kawasan yang minim cahaya, walaupun terdapat beberapa gang kecil, namun tetap saja tak ada satupun cahaya yang menerangi jalanan itu. Belum lagi terdapat beberapa hutan yang masih menyelimuti kawasan tersebut.

Rainan merasa heran dengan suasana jalan ini, pasalnya beberapa minggu lalu ia melewatinya, suasananya tak sesuram dan segelap ini. Namun sekarang lihatlah, selain gelap suasana tempat ini juga begitu sunyi. "ih kok jadi serem gini sih suasana ni jalanan, bikin gue takut aja. Mana gelap lagi." monolognya.

Tak benerapa lama terasa pula angin yang seolah berhembus ke arah wajah Rainan, membuatnya takut bukan main, sebab kaca jendela mobilnya sudah ditutup dengan rapat olehnya, bahlan AC mobil itu pun tak dihidupkan olehnya. Ditambah lagi angin yang berhembus itu hawanya berbeda dengan angin biasanya, entah perasaannya atau apa tapi memang itulah kenyataannya. Hal ini tentu saja membuatnya tak bisa berpositif thinking di keadaan yang begini.

Dilanjutkan dari kejadian itu, terdengar pula sayup sayup teriakan seorang wanita yang merintih kesakitan. Membuat jantung Rainan berdegub tak karuan, rasa takut bercampur khawatir serta sedih menjadi satu dalam dirinya. Dan yang membuat jantungnyabhampir copot berikutnya adalah gerakan kucing menyebrang secara tiba tiba, membutnya menginjak rem dengan mendadak. Untung saja sebelumnya ia mengendarai mobil dengan kecepatan sedang, apa jadinya jika dalam keadaan kencang??, ntahlah.

"astaghfirullah, astaghfirullah ya Allah, rasanya jantung hamba ingin copot ya Allah." monolognya lagi.

Setelah merasa jantungnya mulai aman, Rainan kembali menjalankan mobilnya dengan kecepatan rendah. Namun suara wanita yang sebelumnya didengarnya kembali terdengar saat dirinya melewati salah satu gang, "loh kok bunyi lagi anjir, apa ada orang ya disana. Ish kan penasaran gue, turun aja kali ya. Turun, ngga, turun, ngga, turun, ngga, turun" akhirnya setelah menggunakan metode menghitung dengan kancing kemejanya, Rainan memberanikan diri untuk turun dari mobilnya dengan berbekal flash hp ia pun mulai keluar dengan langkah yang ragu ragu.

Ia pun mulai melangkah memasuki gang kecil itu, langkah demi langkah ia lalui hingga sampai ke tempat dimana suara wanita itu terdengar jelas, dari semula teriakan yang begitu keras hingga ke suara terlirih, suara itu selalu terulang. Sebenarnya saat ini bulu kuduk Rainan telah berdiri semuan, namun ia merasa keberaniannya masih tersisa walaupun setipis tisu.

Hingga sampailah ia ditempat yang sudah diterangi cahaya walau agak temaram, Rainab pun mematikan flash hpnya dan segera mencari sumber suara itu, hingga ia menemukan 1 orang wanita yang tengah disiksa oleh 3 orang pria dengan jas dan topi hitam yang melekat di tubuh masing masing dari pria itu.

Rainan menatap mereka dengan sesekali meringis karena ikut merasakan siksaan yang diberikan kepada wanita itu. Bahkan saat ini wajahnya sudah tak dikenal lagi akibat luka sayatan yang begitu banyak, belum lagi bajunya yang terpasang begitu compang camping dengan banyak sobekan dimana mana.

Tentang RainanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang