Happy reading!!✔️
Menjelang pukul 6 pagi, Rainan kembali terbangun dari tidurnya. Ia pun berniat kekamar mandi dalam ruangannya itu untuk mencuci muka, setelah itu ia pun bergegas keluar untuk mencari udara segar di taman rumah sakit itu.
Setelah mendapat tempat yang pas Rainan pun duduk dikursi taman, ia melihat aktivitas sekelilingnya dimana ada banyak perawat yang hilir mudik mengurus pasiennya. Rainan saat ini tak menggunakan pakaian sehari harinya, melainkan memakai pakaian rumah sakit yang sebenarnya telah diberikan sejak pertama ia sadar dari pingsannya.
Tiba tiba lamunan Rainan buyar kala ada pergerakan seseorang yang sepertinya duduk disampingnya. Benar saja, Kenan saat ini telah duduk tepat disampingnya sembari menatap lurus kedepan. "Ternyata lo bisa sakit juga ya, gue pikir lo ngga bakalan pernah sakit sampe kapanpun" ucap Kenan mencairkan suasana. Rainan pun sedikit terkekeh, "lo pikir gue apaan ngga bisa sakit?" jawab Rainan dengan menggeleng gelengkan kepalanya.
"Huh..., gue kaget tentang tadi malam, gue memang tau kemarin sore Reval buru buru buat pergi dari basecame kita, tapi gue ngga nyangka hal ini bakal terjadi sama dia. Polisi bilang, kemungkinan pelaku lebih dari 7 orang atau bahkan 10 orang. Ntah gimana kronologinya gue pun ngga tau, tapi menurut gue mungkin aja orang yang ngelakuin hal itu ke Reval punya dendam yang besar"
"Tapi menurut gue kayanya pelakunya ngga nyampe sebanyak itu deh Ken, soalnya saat gue denger kemaren suara cambukan memang berkali kali, tapi ngga lebih dari 2 cambuk yang gue dengar. Mungkin pelaku ada 5 orang dimana 3 pelaku yang lain adalah yang buat Reval ngga berdaya dengan pukulan yang bertubi tubi, setelahnya baru disusul sama cambukan itu"
"Lo yakin, berarti lo ada di TKP saat itu?" tanya Kenan dengan nada sedikit bingung. Rainan hanya menggelengkan kepala "ngga juga, lumayan jauh dari TKP, tapi suaranya gue masih bisa dengar dengan jelas. Eh iya, kok gue liat tadi malam ada Zoe didepan kamar Reval?"
"Ooh itu, lo belum dikasih tau ya. Jadi ternyata, Zoe itu adal-" ucapan Kenan terpotong oleh kuatnya deringan telfon di hpnya.
"Halo, ngapa Gas?" tanya nya, "lo dimana sih, ini Reval udah sadar. Buruan kesini"
Kenan pun mematikan hpnya dan segera mengajak Rainan untuk menuju tempat Reval dirawat.
Tanpa diduga ternyata disana sudah banyak orang yang berkumpul, dimana ada orang tua Reval, teman temannya pun juga ada. Mereka berkumpul untuk mendengar apa yang diucapkan dokter, untunglah Rainan dan Kenan datang tepat waktu.
"Reval sudah melewati masa kritisnya, mari kita do'a-kan, agar di segera pulih. Tapi untuk menjenguk hanya dibatasi 1 orang tak boleh lebih" ucap sang dokter. Ibu dan Ayah Reval pun berseru senang sembari berterimakasih kepada Tuhan yang telah membuat anaknya kuat dan sadar sehingga mampu melewati masa kritisnya.
Setelah Dokter pamit, ibu Reval adalah orang yang pertama masuk untuk melihat kondisi anaknya. Rainan sejak tadi telah menangis sejadi jadinya, karena bahagia akhirnya orang yang membuatnya sedih 1 harian akhirnya sadar juga.
Rania disampingnya pun segera memeluknya dengan erat memberikan semangat agar Rainan tetap tegar.Zoe yang tadinya hanya berdiam didekat ayah Reval pun segera berjalan menghampiri Rainan lalu juga ikut memeluknya dengan erat. Rainan pun membalas pelukan tak kalah erat, entah kenapa saat ini pelukan pelukan yang didapatnya itu membuatnya semakin kuat dan tegar dalam melewati suasana ini.
"Kamu Rainan ya?, om selalu dengar tentang kamu dari Reval. Kalo lagi ngomongin kamu, Reval pasti selalu antusias. Minggu lalu, saat awal ujian dimulai, Reval janji ke om dan tante bakalan bawa kamu kerumah setelah ujian selesai. Namun tanpa diduga ternyata rumah bukan tempat kita bertemu, melainkan rumah sakit lah tempatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Rainan
Teen FictionRainan, gadis cantik dengan seribu luka yang datang silih berganti setiap harinya. Mulai dari kedatangan ibu serta saudara tiri yang bahkan tak dikehendaki olehnya, hingga perlakuan sang ayah yang berubah sejak kedatangan dua orang yang dianggapnya...