Happy reading!!
"Huh capeknya, kerja kelen apa?, ceo?, ah mana maeeen bersihin gudang lah. Di gaji engga, kerjanya cuma sehari, dikasi camilan cuma gorengan sama es teh doang. Aarrgh frustasi anjir bersihin gudang si Kayla." monolognya bak orang gila yang berbicara sendiri ketika menaiki tangga rumahnya.
Dipertengahan tangga, Rainan berpas pasan dengan Liza yang kebetulan ingin kebawah. Rainan pun memperhatikan outfit yang digunakan Liza, sepertinya baju yang dikenakan Liza familiar baginya. "Eh itukan baju gue, kok seenaknya aja sih lo makenya"
"Eheh, maaf ya Rai, aku cuma pinjem bentar doang kok. Lagian aku liat dilemari kamu banyak tuh baju yang belum pernah kamu pake" balas Liza. Rainan pun mengerutkan keningnya, 'lemari' maksud dia, dia kekamar gue gitu trus dengan sembarangan buka lemari gue, monolog Rainan.
"Tunggu tunggu, lo punya hak apa masuk kekamar gue trus buka lemari gue tanpa izin. Mau gimana pun itu privasi gue anjing. Lo kalo mau masuk setidaknya izin ke gue, jangan mentang mentang lo dah hidup dirumah ini, lo jadi sembarangan sama apa yang ada dirumah ini ya"
"Kalo sempat ada barang gue yang hilang, gue jambak lo habis habisan. Sini lo" ujar Rainan lalu menarik kasar lengan Liza agar pergi dengannya untuk mengecek keadaan kamar setelah dimasuki Liza. Liza yang merasa diperlakukan kasar pun akhirnya hanya bisa berteriak memanggil ibunya.
Kriet...
Benar saja, saat pintu kamar itu baru saja dibuka kondisinya begitu berantakan. Bak kapal pecah ditengah laut yang materialnya berserakan kemana mana, begitulah kondisi kamar Rainan saat ini. Baju berserakan dilantai, bahkan beberapa bingkai foto dirinya bersama sang mama telah berada dilantai, belum lagi tas tas yang sengaja dikeluarkan dan dihambur hamburkan diatas kasur king sizenya, dan beberapa noda seperti tinta cair yang sengaja di jatuhkan tepat dibuku buku milik Rainan.
"AAAA, ANJING LO LIZ. BAJINGAN, LO LIAT KAN KELAKUAN LO, GIMANA CARA GUE BERESINNYA? GIMANA GUE TANYA SAMA LO?. LO KALO NGGA BISA BERESIN MINIMAL JANGAN BERANTAKIN ANJING" marah Rainan lalu dengan kasar menjambak bahkan menendang kaki Liza dan bagian tubuh yang bisa dijangkaunya.
Ibu Liza yang baru saja datang saat mendengar keributan itu pun lekas memisahkan Rainan yang tengah emosi dari Liza, takut jika anaknya itu akan mendapat kondisi yang lebih parah jika tak dipisahkan. "Rainan kamu apa apaan sih" ucapnya, karena Rainan yang tak bisa dibilangi pun membuat kesabaran sang ibu tiri menipis. Dan dengan amarah yang memuncak juga, sang ibu pun menampar Rainan dengan begitu kuat, yang membuat wajah Rainan tertoleh kesamping dengan bibir yang sedikit sobek.
Tepat saat ibu tirinya itu menamparnya, dan waktu itu pula sang ayah datang dan melihat secara langsung seberapa jahatnya selama ini sang ibu tiri kepadanya. "DHARA, APA YANG KAU PERBUAT KEPADA ANAKKU!!!" suara sang ayah lantas menggema disemua sisi ruangan saat tak terima ketika anaknya diperlakukan kasar seperti itu.
"E-eh ma -mas, kok kamu bisa disitu" gagap nya, pasalnya selama ini dia belum pernah mendengar ucapan semarah itu yang ditujukan padanya. Dengan langkah tegas sang ayah pun berjalan menghampiri mereka. Rainan yang dasarnya ingin membuat masalah itu lebih runyam pun segera memeluk sang ayah dan menangis sesenggukan.
"Apa yang kau perbuat kepada anakku hah!!" bentak sang ayah, sementara itu sang ibu tiri hanya bisa diam tak berkutik bak orang yang mati kutu. "M-mas aku bisa jelasin kok" ucapnya sembari memegang pergelangan tangan sang suami, namun tanpa diduga suaminya justru menghempas pegangan itu dan segera menarik paksa sipelaku tanpa ampun.
Saat ini hanya tinggallah Rainan dengan Liza, lalu dengan seringai merendahkan, Rainan segera menghapus air mata serta darah yang sempat mengalir dibibirnya, lalu menatap Liza dengan tatapan yang dibuat seprihatin mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Rainan
Fiksi RemajaRainan, gadis cantik dengan seribu luka yang datang silih berganti setiap harinya. Mulai dari kedatangan ibu serta saudara tiri yang bahkan tak dikehendaki olehnya, hingga perlakuan sang ayah yang berubah sejak kedatangan dua orang yang dianggapnya...