🍡AlKiv-06🍡

4.6K 910 65
                                    

Sider jangan berulah dulu lah, aku up karena komen dah penuh walau vote masih belum penuh, kurang baik apa lagi lah.

Sider nih tak tau diri sekali, setan emang.

Jangan sider, vote diawal atau diakhir chapter.

200 vote dan 55 komen, ayo.

Alcio-Kiv

Jam 2 malam, Kiv terbangun karena mimpi buruk yang menghampirinya, mimpi dimana saudaranya datang ke padanya dan meminta pertolongan.

Tapi Kiv tak mampu menolongnya.

Kiv mengatur napasnya sejenak, dia turun dari kasur lalu berjalan kearah meja bulat yang ada di tengah kamar, Kiv menuangkan air ke dalam cangkir yang ada disana.

Setelah tenggorokannya basah akan air putih, Kiv meletakan gelas itu kemudian menatap kearah kasur tempat Alcio tidur.

Pelan, Kiv berjalan kearah kasur, duduk di tepi kasur lalu menatap Alcio lama.

Alcio tidur masih memakai gaun tidur nya, katanya lebih nyaman tidur pakai gaun tidur, dan lagi ini demi misi.

Katanya.

Senyum miris terulas diwajah Kiv, dia  mengelus pipi Alcio kemudian menunduk, mengecup bibir Alcio singkat.

"Andai bukan kamu pelakunya, aku gak akan lakuin ini ke kamu, tapi sayangnya takdir kita memang selalu bersimpangan, Alci." lirih Kiv.

Dia tak boleh lemah, semua harus berjalan sesuai apa yang Kiv susun.

Gadis itu beranjak dari kasur Alcio lalu berjalan kembali ke kasurnya, kemudian berusaha untuk tidur kembali.

Besok, dia harus kembali melakukan apa yang seharusnya dia lakukan.

....

Pagi-pagi, baik Alcio dan Kiv sudah selesai dengan pakaian mereka masing-masing, hari ini tampaknya cuaca akan sangat panas.

Jam 9 pagi saja, matahari sudah sangat terik.

Kelas Kiv ada di jam 10, dan Alcio akan ikut keluar bersama Kiv nanti lalu menanti gadis itu di depan kelas kaya semalam.

Agar Alcio tidak diganggu orang-orang, Alcio harus didekat Kiv, tampaknya Kiv ini disegani di kampus ini.

Alcio memakai dress warna biru langit berlengan pendek selutut, sementara Kiv memakai kemeja biru laut berlengan panjang yang dilipat sampai siku.

Dengan celana panjang hitam.

Kiv tengah sibuk menyiapkan sarapan, sementara Alcio duduk di kursi belajarnya.

Sibuk menata rambut panjang bergelombangnya yang indah itu.

"Kivara,"

Kiv menoleh seketika, baru kali ini Alcio menyebutkan nama asli Kiv, biasanya tuh orang manggilnya kalau gak Kiv, ya Lo, gitu doang.

Kiv tak menjawab "Kivara! Denger gak sih dipanggil? Budek ya lo!"

Senyum gemas terulas diwajah Kiv, dia beranjak kemudian mendekati Alcio yang ngedumel di kursi nya.

"Kenapa, hm?" tanya Kiv seraya memegang bahu Alcio dari belakang, aroma strawberi begitu terasa dari tubuh Alcio.

Manis, itulah yang Kiv pikir.

"Hari ini bakal panas banget, rambut gue panjang gini bakal bikin gerah, bisa bantu iketin? Atau kepang gitu."

"Hm? Boleh, mau kepang gimana?"

"Terserah, yang penting gak gerah."

Kiv mengangguk, dia mengambil beberapa ikat rambut, vitamin rambut dan sisir dari nakas, kemudian berjalan kearah Alcio lagi.

Dengan perlahan, Kiv menuangkan vitamin rambut ke tangannya lalu mengusapkannya ke rambut pirang bergelombang Alcio.

Alcio sendiri menikmati sentuhan Kiv di kulit kepalanya.

"Gue cuma mau dikepang, ngapain segala dikasih vitamin?" ketus Alcio.

"Rambut kamu cantik, harus diberi vitamin agar tidak rusak."

"Huh, serah lo."

Alcio diam, sementara Kiv tengah fokus mengepang rambut Alcio menjadi bentuk kepangan rambut Elsa.

Kepang satu kesamping, memperlihatkan lekuk leher Alcio yang bersih dan putih.

Setelah selesai mengepang, Kiv menunduk dan mengecup tengkuk leher Alcio lembut.

Deg!

Alcio benar-benar membeku, tapi wajahnya terasa panas.

"Cantik, manis, tampan, semua ada pada dirimu, Alci." bisik Kiv lembit ditelinga Alcio.

Membuat pemuda itu bergetar, dia segera berdiri dan menatap Kiv garang "KIVARA ANJING LO!"

"Hahahahahaha!"

Alcio bergerak mengejar Kiv yang berlarian di kamar, sial, Alcio malu pake banget, wajahnya pasti sudah merah padam tak karuan.

Sial, jantung Alcio berdegup tak karuan hanya karena kecupan ditengkuknya.

SIALAN LO KIVARA!

Ingin rasanya Alcio masuk ke gorong-gorong saat ini, pasti wajah Alcio sudah merah tak karuan.

"Kena lo!" Alcio menarik tangan Kiv dan menahan langkah gadis itu, menatapnya galak.

Kiv masih tertawa, apalagi saat Alcio menginjak kaki Kiv berulang kali.

"Mesum lo! Kivara mesum!" pekik Alcio kesal.

"Hahahaha!"

Alcio mengerucut sebal, tapi tak ayal dia ikut tertawa mendengar tawa Kiv, entahlah, rasanya tertawa lepas seperti ini sangat membahagiakan.

"Maaf yaah, nanti siang aku traktir Mcd, gimana?" Kiv mengelus pipi Alcio lembut, menatapnya hangat.

Alcio mendengus kesal, dia melengos dan berjalan menjauhi Kiv, tapi tak lama dia bersuara.

"Gue mau yang paketan Mcd nya."

Tawa Kiv kembali menguar "Hahaha siaaaap, mau sebanyak apapun yang kamu beli, biar aku yang bayar!"

"Cih, sialan lo!"

Lucu banget, aduh, Kiv kan jadi makin gemas.

🍡Bersambung🍡

My Roomate is a Tsundere Boy [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang