🍡AlKiv-01🍡

7.9K 1.1K 90
                                    

Ya lumayan lah prolognya, kalau jimplang, langsung aku karantina.

Jangan sider, masih pagi ini, sider tuh setan.

Vote diawal atau diakhir chapter.

200 vote dan 60 komen aja.

Alcio-Kiv

Tatapan mata seorang pemuda berambut panjang terlihat datar, rambut berwarna pirang gelap dengan gelombang dibawahnya itu sangat menarik perhatian.

Rupa wajah si empu yang terbilang cantik membuat beberapa orang salah fokus, terlebih tinggi orang itu sangat menjulang keatas.

"Ck, sial, kalau bukan karena jatah libur setahun, gue ogah nerima misi ini. Pake segala nyamar lagi,"

Gerutuan keluar dari sela bibir pemuda 23 tahun itu.

Pemuda manis nan cantik yang dikenal dengan nama Alcio Senkala itu harus menerima misi dari atasannya, untuk masuk ke Kampus didepannya.

Alcio tergabung dalam sebuah Organisasi rahasia, bekerja sama dengan Negara untuk mengusut kasus-kasus dibalik media.

Karena rupa wajah Alcio manis dan cantik serta rambut alaminya itu memang panjang, jadilah dia disuruh menyamar menjadi seorang gadis dan masuk ke kampus tersebut.

Masih ingat jelas perintah dari atasannya kemarin.

"Alcio! Kalau kamu berhasil dalam misi ini, kamu bakal libur 1 tahun dan dapat banyak bonus loh, tugas kamu cuma mengusut kasus jual beli manusia di kampus ternama, dan harus menyamar jadi perempuan, karena kebanyakan korban adalah perempuan."

Yah, pimpinannya seorang wanita, sudah 40 an, tapi masih energik sekali.

Hela napas Alcio berikan, disini namanya adalah Alci Senandik, dia akan se asrama dengan seseorang bernama Kiv.

Entah itu laki-laki atau perempuan.

Alcio memakai kemeja biru berlengan panjang yanh bagian lengannya digulung sampai siku, dipadu celana panjang hitam.

Aura suram dari diri Alcio mampu membuat orang-orang enggan berdekatan dengannya.

Dia berjalan dengan tenang memasuki perkarangan kampus, mengabaikan tatapan orang disekitarnya.

"Tugas gue cuma nyelidiki kasus jual beli manusia, udah, gak perlu terlibat cinta-cintaan."

Ya, itu yang Alcio kira, tidak tau kedepannya bagaimana.

.....

Bisakah Alcio merutuk pimpinan di tempat kerjanya? Dia sudah menemui teman sekamarnya.

"Gue kira sekamar sama cewek," gumam Alcio kesal, dia melihat orang yang bernama Kiv itu.

Rambutnya hitam setengkuk, wajahnya tampan agak manis, tubuhnya tinggi tapi hanya sebatas mata Alcio.

Dan orang bernama Kiv itu bahkan gak bicara sama sekali, dia hanya tersenyum menyapa Alcio.

Tok tok.

Alcio berbalik, melihat Kiv mengetuk pintu kamarnya dan tersenyum disana, alis Alcio menukik tak suka.

"Apa?" ketusnya sinis.

Kiv tersenyum ramah, lalu memberikan nampan berisi makanan kemudian meletakannya di meja belajar sisi kasur Alcio.

Kamar mereka itu ada 2 kasur, 2 meja belajar dan 2 kamar mandi, jadi gak terlalu terbuka.

"Oh? Lo ngasih gue makan?"

Anggukan Kiv berikan, dengus Alcio juga berikan "Lo bisu apa gimana sih?" tanya Alcio.

Kiv hanya tersenyum, kemudian berjalan keluar dari kamar, meninggalkan Alcio sendirian.

"Bisu beneran kayanya."

Itu yang Alcio tau.

Alcio kembali fokus pada pakaiannya, dia tak menyadari kalau Kiv masih disana, berdiri, menatap punggung Alcio yang tertutupi rambut panjangnya.

Senyum dengan tatapan suram terlihat dimata Kiv, begitu lain.

Akhirnya ya, kita ketemu lagi, Alcio.

Kiv beranjak pergi, dia harus ke perpustakaan karena ada tugas yang belum dia selesaikan.

Hari ini, antara Kiv dan Alcio yang semula sama-sama orang asing, akan melewati banyak hal bersama, ya, bukan hal baik jika ditelisik lebih jelas lagi.

Di jalan, Kiv membalas senyuman Mahasiswa lain.

"Kiv! Kemana aja lo?" itu teman Kiv, laki-laki, namanya Reon.

Senyum Kiv berikan, dia merangkul bahu Reon kemudian membuka mulutnya, bersuara santai.

"Tadi ngeliat kucing bentar," suara Kiv itu halus, khas perempuan.

"Kucing apaan? Lo kan alergi sama kucing."

Kekehan Kiv berikan "Kucing ini lain, kamu gak tau Reon."

"Yeuu, bodo ah, ayo ke perpus."

Kiv mengangguk, dia dan Reon tingginya sama, Reon ini orangnya suka bicara alias cerewet, berbeda dengan Kiv yang cenderung pendiam walau dia ramah.

Terkadang Kiv bisa sehangat matahari, tapi tak jarang dia bisa sedingin malam tanpa bulan.

Ya, Kiv ini sulit dijelaskan, entah mana sifatnya yang asli.

🍡Bersambung🍡

My Roomate is a Tsundere Boy [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang