🍡AlKiv-27🍡

3.4K 655 62
                                    

Sider beban, haduh, lelah aku tuh sama kalian.

Jangan sider dong, sider tuh setan dan beban.

Vote diawal atau diakhir chapter.

200 vote dan 55 komen, ya penuh dulu baru aku up.

Alcio-Kiv

Rasyez merasa Kiv agak menjaga jarak darinya, setiap Rasyez mengajaknya bicara, Kiv selalu melengos dan berusaha menghindar.

Rasyez kan bingung harus bagaimana, dia agak merindukan senyum ramah dan kejahilan yang Kiv beri padanya, sekarang tak ada, kebanyakan Kiv sama Maci terus.

Seperti hari ini, Kiv mendatangi rumah Rasyez, tapi yang dicari Maci.

"Maciiiiiiii!" panggilnya dari luar, mengabaikan Rasyez yang jelas-jelas ada di halaman rumah, lagi nyiramin tanaman, bisa-bisanya Kiv gak negur dia.

"Maci lagi mandi, mending lo bantu gue dulu." ujar Rasyez tenang, berharap Kiv meresponnya.

Tapi nyatanya tidak, Kiv justru berbalik pergi tanpa menatap kearah Rasyez sedikitpun, membuat pria cantik itu emosi.

Dia melempar selang tadi ke arah Kiv, sampai mengenai kepala gadis tampan itu.

Bugh!

"LO KENAPA SIH! KENAPA GUE DICUEKIN MULU!" teriak Rasyez seraya menarik tangan Kiv kuat, tapi Kiv langsung melepaskan tangan Rasyez dan menatapnya tajam.

Rasyez sampai takut, tak pernah Kiv menatapnya seperti itu.

"Aku lagi gak ada urusan sama kamu," ketus Kiv kemudian berjalan pergi, meninggalkan Rasyez ditempat.

Kedua tangan Rasyez mengepal kuat, dia kesal, kenapa hanya dia yang diperlakukan seperti ini, kenapa? Apa yang salah!

"BILANG SAMA GUE APA MASALAHNYA! JANGAN DIEM KAYA GINI DONG! KALAU GUE ADA SALAH BILANG!" teriak Rasyez lagi.

Kiv berhenti melangkah, dia menoleh dan menatap Rasyez dari balik bahunya, kemudian melengos.

"Rambut kamu, aku gak suka, ngingatin aku sama seseorang yang jahat. Jadi jangan muncul di depan aku dulu, maaf."

Rasyez berjongkok, menutup wajahnya dan berusaha menahan tangis, sial, ternyata benar apa yang Rasyez duga.

Kiv masih terbayang masa lalu nya yang sialnya mirip dengan Rasyez.

Apa tadi kata Kiv? Rambut? Benar, rambut panjang Rasyez.

"KIV! Hiks..k-kalau gue potong rambut..lo..jangan cuekin gue lagi!"

Kivara diam, tapi tak dia menghela napas panjang lalu mengangguk, tanpa perlu berbalik dia langsung berjalan pergi.

Meninggalkan Rasyez yang memantapkan diri untuk memotong rambutnya, yah, demi Kiv, supaya gak dicuekin lagi.

......

Kiv merasa sekarang dia cepat sekali mengantuk, di jam 9 malam dia sudah ngantuk berat, setelah mengantar Maci pulang, Kiv langsung pulang juga.

Mandi sebentar, pakai baju tidur setelah selesai, baru berjalan kearah kasur.

Brak.

Tanpa sengaja kaki Kiv menyenggol nakas sampai gelas plastik diatasnya jatuh menggelinding ke bawah kasur.

Decak malas Kiv berikan, dia berjongkok dan agak tengkurap, baru juga hendak melihat bawah kasur, jantungnya sempat berhenti berdetak saat melihat sesuatu.

Deg!

Kiv melihat, sepasang mata yang menatapnya bulat di gelapnya bawah kasur, wajah Kiv pucat.

"HUAAAAA SETAAAAAAAAN!"

Kiv menjerit, dia segera mundur dan hendak lari, namun seseorang yang ada dibawah kasur langsung keluar dan menahan kaki Kiv.

"AAAAAAAKH LEPAS! LEPAS! HUAAAA SETAAAAN! MACIII! RASYEZ TOLOOOONG! HUAAAAAAAAA!"

Seseorang dibelakangnya itu menahan kedua kaki Kiv, sampai gadis itu tak mampu bergerak, perlahan, dia membuat Kiv telentang lalu duduk diperut Kiv.

Kiv menutup matanya, tubuhnya bergetar, jujur Kiv takut sama setan, karena seram.

"Jangan makan aku..jangan makan aku.." racau Kiv takut.

Seseorang yang memakai gaun tidur satin berwarna hitam, dengan rambut yang terurai halus itu menunduk, menatap Kiv dalam jarak dekat.

"Kiv..Alci kangen sama Kiv, kenapa sekarang takut? Alci gak akan lukai Kiv..hihi.."

Deg deg!

Kiv segera membuka matanya, melotot tak percaya saat melihat sosok Alci dengan rambut dibawah bahu, menatapnya penuh cinta.

Bagaimana Alci bisa ada disini!?

"Karena sekarang Kiv udah tau Alci disini, sekarang, Kiv hanya perlu ikut Alci pergi, hihi." Alcio menyemprotkan sesuatu yang dia ambil dari saku piyamanya, menyemprotkan benda itu ke wajah Kiv.

Sampai tak lama Kiv tak sadarkan diri, membuat Alcio semakin bahagia.

"Yeaaay, tinggal nunggu Mama sama Papa kemari, terus bawa Kiv ke rumah buat dinikahin sama Alci~"

Yah, akhirnya rencana Alci untuk mendapatkan Kiv berhasil juga.

Sementara rumah sebelah, tak mendengar teriakan Kiv, jadi mereka tak tau apa yang terjadi pada gadis tampan itu.

🍡Bersambung🍡

My Roomate is a Tsundere Boy [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang