Hari ini Jati sengaja berangkat lebih awal. Bahkan, ia tiba di ruas jalan, tempatnya selalu menunggu Cendana, ketika bias sinar matahari pagi belum sempurna membaluri Kota Semarang. Jati sudah tidak berharap bisa berangkat bareng. Ia hanya ingin melihat Cendana melintas bersama mobilnya. Itu saja. Meski hal itu tidak mengurangi tumpukan resah di dadanya, mungkin malah memperburuk, Jati tetap ingin melakukannya. Ia hanya menuruti kata hati.
Beberapa saat kemudian, sedan biru langit Cendana muncul di kejauhan, melenggang leluasa di jalanan yang memang masih sepi. Kecepatannya semakin bertambah saat semakin dekat, hingga tampak hanya sekilas ketika melintas di depan Jati. Kecepatan mobil itu seolah menegaskan, bahwa amarah pengemudinya sama sekali belum reda. Hal ini membuat Jati menunduk khidmat kemudian. Tatapannya seolah menembus lapisan terdalam trotoar tempatnya berdiri. Diabaikan ternyata sesakit ini.
🍁🍁🍁
Assalamualaikum.
Mohon maaf sebelumnya, di Wattpad bab 11 dan seterusnya hanya berupa cuplikan. Kalau kamu penasaran dengan kelanjutan hubungan Jati dan Cendana, silakan baca di:
* KBM App
* KaryaKarsaDi semua platform nama akunku sama (Ansar Siri). Ketik aja di kolom pencarian. Kalau akunku udah ketemu, silakan pilih cerita yang ingin kamu baca.
Cara gampangnya, langsung aja klik link yang aku sematkan di halaman depan Wattpad-ku ini.
Aku tunggu di sana.
Makasih.
Salam santun 😊🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Jati dan Cendana
General Fiction"Impianku sesederhana pucuk yang terus tumbuh di bawah rangkulan mentari pagi. Aku hanya ingin berada di samping orang yang kusayangi." --Cendana "Impianku sesederhana hati yang mendadak tentram saat musik mengalun. Aku hanya ingin bahagia maupun se...