Entah sudah berapa lama Jati dipecat dari sekolah. Cendana tidak ingin mengingat jumlahnya, sebab hal itu hanya akan memberatkan langkahnya untuk mengarungi hari esok. Kendati demikian, Cendana tidak mampu mengelak, hidupnya berubah. Ia kehilangan hal yang belum sempat benar-benar dimiliki. Sakit yang membingungkan.
Hampir setiap hari Cendana mengunjungi ruas jalan itu, titik kenangannya bersama Jati. Tak ada yang berubah setelah menginjakkan kaki di sana, selain hati yang lebih tentram berkat aroma serta remah bayangan senyum Jati di lembar-lembar udara. Kini, apa lagi yang Cendana punya tentang Jati selain kenangan yang entah bagaimana melukiskannya? Juga selembar kertas rancangan masa depan yang masih dijaganya sepenuh hati. Selama apa pun takdir mempermainkan mereka saat ini, Cendana yakin, ia bisa menunjukkan semua impiannya kepada cowok yang sejatinya adalah sumber impian itu sendiri.
🍁🍁🍁
Assalamualaikum.
Mohon maaf sebelumnya, di Wattpad bab 11 dan seterusnya hanya berupa cuplikan. Kalau kamu penasaran dengan kelanjutan hubungan Jati dan Cendana, silakan baca di:
* KBM App
* KaryaKarsaDi semua platform nama akunku sama (Ansar Siri). Ketik aja di kolom pencarian. Kalau akunku udah ketemu, silakan pilih cerita yang ingin kamu baca.
Cara gampangnya, langsung aja klik link yang aku sematkan di halaman depan Wattpad-ku ini.
Aku tunggu di sana.
Makasih.
Salam santun 😊🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Jati dan Cendana
General Fiction"Impianku sesederhana pucuk yang terus tumbuh di bawah rangkulan mentari pagi. Aku hanya ingin berada di samping orang yang kusayangi." --Cendana "Impianku sesederhana hati yang mendadak tentram saat musik mengalun. Aku hanya ingin bahagia maupun se...