Chapter 3

7.1K 490 0
                                    

"Kau sudah siap?"

Irish baru saja selesai menata rambutnya. Gadis dengan rambut merah menyala itu kini sudah digelung rapi. Ia sudah selesai bersiap untuk acara besar di kerajaan ini. Para bangsawan pastinya akan kembali memujanya. Terlebih anak-anak muda yang akan debut hari ini di usia legal mereka, pasti akan mengenakan desain gaun yang dipakai Irish di tahun lalu. Irish sangat bangga dengan popularitasnya sebagai panutan para pemudi yang ingin tampil cantik seperti seorang bidadari.

 Irish sangat bangga dengan popularitasnya sebagai panutan para pemudi yang ingin tampil cantik seperti seorang bidadari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa gaunnya cocok?" tanya Irish meminta pendapat Erden.

Erden tersenyum lebar. "Kau cantik mengenakan gaun apapun, Irish."

Irish meminta para pelayan dan dayangnya keluar dari kamar. Kini hanya tersisa ia dan kekasihnya saja. Erden berjalan mendekati Irish hingga hidung mancungnya bersentuhan dengan milik Irish. Deru nafas saling bertabrakan satu sama lain hingga bibir sang pria menempel di bibir tipis milik wanitanya. Mereka saling bertaut untuk beberapa detik. Ciuman panas yang biasanya lebih panas itu berakhir setelah panggilan kepala pelayan yang mengingatkan mereka harus segera berangkat ke istana.

"Duchess tidak ikut, kan?" tanya Irish. Tangannya masih setia bergelayut di leher Erden.

"Tidak."

***

Tak lama, kereta kuda dengan panji simbol Eidenburg sampai di wilayah ibukota, tempat pusat kerajaan berada. Kota Resseis ini lebih modern dari kota-kota manapun, cukup sesuai dengan jabatan yang diembannya, ibukota.

Pemandangan ini mungkin sudah biasa bagi Irish. Sepanjang jalan menyapa ke arah Irish dan Erden. Pasangan yang diidamkan oleh semua orang, juga Irish yang membuat perempuan di kerajaan ini iri. Posisi Irish sebagai simpanan Erden mungkin sudah hal yang biasa, karena orang-orang jauh lebih menerima Irish dibandingkan Charlotte.

"Kita sudah sampai."

Irish dan Erden pun segera turun dari kereta kuda yang mereka gunakan. Ternyata beberapa bangsawan tiba bersamaan dengan mereka. Tentu saja mereka adalah bangsawan di bawah Duke, jadi mereka menyapa Duke dengan sopan. Juga terhadap Irish, si panutan semua wanita.

"Nona Irish sangat cantik malam ini," puji bangsawan yang bernama Kyle Berg. Dia adalah seorang Countess dari wilayah Berg.

Irish menganggukkan kepalanya. "Terima kasih, Countess." Ia menunjuk gaun Countess yang berukuran sedikit jumbo itu. "Ini model gaunku di acara dua bulan lalu, ya?" tanyanya.

Kyle mengangguk senang. "Benar, Nona!"

"Beruntung sekali, itu cocok dikenakan olehmu. Biasanya, model gaun seperti itu cocok dikenakan oleh perempuan bertubuh kurus," ujar Irish.

Kyle melirik ke bawah, melihat tubuhnya yang memang gemuk. "Terima kasih pujiannya!"

"Kalau begitu, aku masuk duluan." Erden berpamitan pada pasangan suami-istri itu.

Duchess Break The MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang