Warning (21+)
Mengandung adegan vulgar. Pembaca diharap bijak.
***
Hari berduka diperkirakan akan memakan waktu selama satu bulan. Kabar kematian Duchess mungkin membuat Erden tak bisa fokus untuk bekerja sekarang, maka dari itu selama satu bulan Erden harap bisa mengobati rasa penyesalannya. Ini juga menjadi salah satu pencitraan terbaik di saat Duke dipandang menjadi suami yang tak baik bagi Duchess, setidaknya di momen kesedihan ini Duke bisa mengambil perannya menjadi manusia yang paling sedih.
Di acara makan siang pun, Erden tak menyapa Irish yang duduk di tempat yang biasa diduduki oleh Charlotte saat makan. Berkali-kali Irish mengajak Erden berbicara tapi tak ada tanggapan yang diberi dari lawan bicaranya. Akhir-akhir ini Erden lebih banyak melamun.
Irish yang tak tahan melihat perubahan sikap Erden tiba-tiba menggebrak meja. Alhasil kekasihnya itu langsung mengarahkan pandangan ke arahnya.
"Sayang! Kau ini kenapa melamun terus dan tidak menjawab pertanyaanku?!" gerutu Irish.
Erden menghela napas beratnya. "Kenapa?"
"Aku bertanya tentang rencana pernikahan kita, tapi kau hanya diam saja!"
"Oh, bagaimana?"
Irish mendelik mendengarnya. "Aku mau pernikahan ini dipercepat! Lalu lantik aku sebagai Duchess!"
Erden menatap Irish tajam. "Haruskah aku segera menjadikanmu sebagai Duchess?"
"Aku akan menjadi istrimu!"
"Waktu berduka belum usai, Sayang. Tunggulah."
Irish tak ingin bertanya lebih jauh lagi. Memaksa Erden untuk menjadi miliknya mungkin tak bisa membuatnya puas saat ini. Charlotte benar-benar merusak segala impiannya. Bahkan saat perempuan itu tidak ada lagi di sini, tetap saja ia tidak tergantikan. Irish hanya bisa mengepalkan tangannya, meredam kekesalan yang sudah di puncak kepala.
"Aku harus menyelesaikan pekerjaanku. Makanlah."
Erden berlalu dari ruang makan dan meninggalkan Irish yang masih termenung. Makanan yang disediakan bahkan tidak disentuh sedikitpun oleh Erden.
Apa yang membuat Erden berubah pikiran dalam semalam? Mereka baru saja berlibur bersama tapi kenapa sikapnya jadi aneh?
***
"Nona, waktu haid Anda telah mundur selama enam minggu."
Irish yang duduk di tepian kasur itu tersenyum lebar mendengar penuturan dayang yang menggantikan posisi Sisy, yaitu Megan. Artinya, Erden pasti akan mempertanggungjawabkan apa yang telah mereka perbuat selama ini. Arti lainnya, Irish kemungkinan hamil.
"Sepertinya Nona mengandung," imbuh Megan.
"Benarkah?" tanya Irish antusias.
"Akan saya panggilkan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut, Nona."
Selesai memberi tahu itu, Megan meninggalkan Irish sendirian di kamar mewah miliknya di kediaman Duke. Kamar yang ke depannya dan selamanya akan menjadi tempat tinggalnya.
Irish mengusap perutnya yang masih rata. Meski baru telat haid selama dua minggu, Irish yakin kalau ia hamil. Jika Erden diberitahukan tentang ini lebih awal, pasti ia tidak akan pernah bisa lari lagi darinya dan melupakan sosok Charlotte yang sudah mati.
Charlotte.
Perempuan yang paling ia benci itu sudah tidak ada di sini. Jadi harusnya Erdem bisa hidup bahagia dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duchess Break The Marriage
FantasyCharlotte mati pada kecelakaan beruntun di ruas tol Cipularang, tapi seseorang datang padanya dan memberikan penawaran; mati atau hidup kembali? Dan Charlotte memilih untuk kembali hidup. Bukan hidup sebagai seorang pekerja kantoran lagi, ternyata C...