Countess Willows adalah seorang istri Count yang cukup berpengaruh di kerajaan ini. Mereka kaya akan emas hasil dari pertambangan terbaik. Permata langka yang hanya akan ditemukan di tempat ini menjadi daya tarik para bangsawan mancanegara. Kegiatan ekspor-impor ke luar negara atas izin raja membuat penjualan permata ini semakin meningkat. Memang jumlahnya sangat terbatas, tapi inilah yang menjadi tantangan bagi bangsawan yang berminat untuk saling berebut.
Hari ini, Charlotte diundang ke acara penjamuan pesta teh di rumah Countess Willows. Mereka memiliki taman yang sangat rindang dan katanya taman itu dibangun hanya dalam waktu satu minggu saja. Makanya, Countess Willows mengundang beberapa bangsawan yang memiliki hubungan relasi yang baik. Beruntungnya saat pesta di istana, Charlotte bisa berbaur dengan mereka.
Sekarang Charlotte tengah bersama Marchioness Kyle, Countess Aria, dan Countess Val. Mereka sedang menunggu kedatangan tuan rumah yang katanya masih berdandan di kamarnya.
"Duchess, Anda pasti sibuk mengurus persidangan kemarin, ya?" tanya Countess Aria.
Charlotte tersenyum mendengarnya. "Tidak, tidak. Aku hanya sibuk mengurus diri di rumah."
"Kudengar itu laporan yang dipalsukan, tapi tidak aneh. Memang Duke bisa membayar hakim dan jaksa sehingga ia bisa bebas dengan mudah walaupun melalui sidang panjang. Itu hanya formalitas agar Paduka Raja dipandang baik di mata bangsawan." Countess Val menyambar.
"Ah ... sebenarnya aku tidak tahu tentang laporan palsu itu," elak Charlotte. Tentu saja ia menyimpan salinan laporan keuangan yang asli.
"Wah, Duchess harusnya tidak terlibat dalam permasalahan itu."
"Tidak apa-apa, Countess Val. Aku memang tidak terlibat apapun."
Marchioness Kyle tiba-tiba menghembuskan napas berat setelah semua orang menutup mulut. "Aku sedang pusing."
"Kenapa?" tanya Countess Aria.
"Anakku, John. Tadi pagi aku mendapat laporan dari akademi kalau nilai matematika dan sains sangat jelek. Aku sudah mencoba tutor yang berkuliah di luar negeri, tapi ternyata hasilnya tidak memuaskan. Aku akan membayar lebih mahal lagi jika tutornya berhasil membuat John naik," curhat Marchioness.
Wah, pas banget!
"Aku bisa menjadi tutor untuk John," celetuk Charlotte percaya diri. Ia belum tahu matematika seperti apa yang harus ia hadapi, tapi ia merasa bisa melakukannya.
"Benarkah Duchess?" tanya Marchioness dengan mata yang berbinar. "Yang mwnjadi masalah adalah John, bukan pelajarannya."
"Tenang saja. Aku bisa mengatasinya. Kapan aku bisa menjadi tutornya?"
"Kalau begitu, aku juga mau! Aku mendaftarkan sepupuku Albert ke akademi, tapi ia tidak pernah belajar jadi aku harap Duchess bisa membantuku juga!" ucap Countess Val.
Charlotte tersenyum mendengarnya. Ternyata begini cara promosi para bangsawan, dari mulut ke mulut. Setidaknya Charlotte akan mendapatkan bayaran dari semua kegiatan yang akan ia lakukan ke depannya.
***
Countess Willows mengajak teman-temannya berkeliling di area mansion Count Willows, suaminya. Tempatnya tinggal bersama suami dan anaknya yang berusia 3 tahun, namanya Thomas. Para tamu berkeliling ke area koleksi gaun-gaun mewah yang dipajang di ruangan khusus milik Countess Willows. Charlotte tercengang melihat begitu banyaknya manekin yang dibalut gaun mahal dan istimewa. Ia juga ingin memiliki ruangan seperti ini.
"Gaunmu cantik semuanya, Countess. Kenapa tidak ada satupun yang pernah dipakai ke acara formal istana?" tanya Marchioness.
Countess Willows tersenyum mendengarnya. "Kalian tahu? Saat Tuan Duke dan Nona Irish berkunjung ke sini, Nona Irish memintaku untuk tidak pernah memakai gaun-gaun ini ke istana. Aku diancam tidak akan menjadi relasi Duke lagi jika tidak mengindahkan kata-kata Nona Irish."
KAMU SEDANG MEMBACA
Duchess Break The Marriage
FantasyCharlotte mati pada kecelakaan beruntun di ruas tol Cipularang, tapi seseorang datang padanya dan memberikan penawaran; mati atau hidup kembali? Dan Charlotte memilih untuk kembali hidup. Bukan hidup sebagai seorang pekerja kantoran lagi, ternyata C...