Di pagi buta ini, Charlotte sudah menerima sepucuk surat dan selembar cek dari kakaknya, Charles. Beruntungnya pesan itu tiba sebelum semua orang terbangun dan bersiap untuk bekerja. Pengantar surat itu lewat balkon dan menghindari penjagaan para pengawal. Terhitung tiga hari sudah berlalu, artinya Charlotte sudah harus melaksanakan tugasnya yaitu membangun jembatan penghubung Lushingtown dan Eidenburg.
Charlotte segera keluar kamar. Meski ia hanya memakai gaun tidur dan mantelnya, ia harus segera memikirkan strategi selanjutnya. Ia akan mempertimbangkan semuanya saat sampai di meja kerja.
"Duchess, selamat pagi," sapa penjaga pintu ruang kerja.
Charlotte tersenyum ke arah dua penjaga itu. "Hadang semua orang yang ingin masuk."
"Baik!"
Charlotte pun masuk ke ruang kerjanya. Ia harus segera ke bank untuk mencairkan uang yang akan digunakan untuk membangun jembatan itu. Kalaupun Charlotte tidak bisa datang ke bank langsung, ia bisa menyuruh Iroon sebagai perwakilan Duke.
"Wah ... ini pengalaman pertamaku mengalami kejadian aneh."
***
Charlotte sudah meminta izin pada Belia untuk pergi dari Eidenburg. Hari ini, Charlotte harus benar-benar mengangkatkan kakinya dari mansion mewah milik Duke. Meskipun besar dan nyaman, atmosfer di mansion ini sangatlah dingin. Tidak ada kehangatan di dalamnya. Rasa pengabaian dan kematian yang terasa berjarak sehembus napas selalu saja terbayang di tempat ini.
"Duchess, saya sudah siap!"
Charlotte tersenyum tatkala mendengar suara Sisy yang semangat. "Baguslah. Ayo kita berangkat."
Iroon yang melepas kepergian Charlotte itu tampak memasang ekspresi murungnya. "Duchess ... bagaimana saya akan melanjutkan ini semua?" tanyanya berdesis.
"Kirim aku surat atau utusan ke Lushingtown. Sampaikan saja pada kakakku."
Iroon menyeka air mata yang meluncur dari ujung matanya. "Ba--baik, Duchess."
"Aku percaya kau bisa melakukannya."
Setelah berpamitan, Charlotte dan Sisy naik ke kereta kuda tanpa identitas seperti panji ataupun lambang keluarga Duke. Ini disengaja karena takutnya semua orang mengetahui kebenaran rumor yang tersebar. Ditambah, Charlotte mengenakan topi dengan jaring yang menutupi hampir sewajah-wajahnya. Begitupun Sisy memakai atribut yang sama dengan milik Charlotte.
***
Erden terbangun di atas ranjangnya dan langsung menatap perempuan yang terbaring di sampingnya. Beginikah rasanya tidur dan terbangun di sisi orang yang dicintai? Itu membuat Erden merasa hidupnya semakin lengkap. Irish yang selalu menemaninya meski terkadang menyebalkan tapi itulah daya tarik yang Erden sukai.
Ia perlahan bangkit dari tidurnya dan membetulkan letak selimut yang dikenakan Irish agar gadis itu tidak kedinginan. Erden segera keluar kamar setelah melakukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duchess Break The Marriage
FantasyCharlotte mati pada kecelakaan beruntun di ruas tol Cipularang, tapi seseorang datang padanya dan memberikan penawaran; mati atau hidup kembali? Dan Charlotte memilih untuk kembali hidup. Bukan hidup sebagai seorang pekerja kantoran lagi, ternyata C...