Irish mengenakan jas yang tadi ia sita dari Charlotte. Ia sangat tahu jas itu milik siapa, terlebih semua bros yang ada di jas itu mencirikan keluarga Duke. Ia tidak terima jika Charlotte yang mengenakannya. Tentu saja harusnya ia, pasangan serasi malam ini. Tidak boleh ada yang lain, hanya Irish yang harus selalu menjadi pasangan Erden.
Irish mencari keberadaan Duke di dalam ruangan dan menemukan pria itu tengah minum di salah satu sofa kosong. Dengan penuh semangat, Irish berjalan cepat ke arahnya. Wajahnya tersenyum sumringah seraya menghapus jarak dengan kekasihnya.
"Erden!" panggil Irish manja.
Erden mengerutkan keningnya. Ia kira yang datang adalah Charlotte karena seingatnya Charlotte yang ia beri pinjam jas itu. Entah kenapa bisa ada ada Irish. "Ya, Sayang?"
Irish pun duduk di samping Erden. Ia merangkul tangan kiri Erden dan menyandarkan kepalanya di bahunya. "Charlotte tidak membutuhkan ini, jadi ia memberikannya padaku."
Erden melirik Irish dan tersenyum tipis. Erden tahu, Charlotte bukan orang yang seperti itu. Sangat tidak mungkin jika Charlotte melepaskan jasnya demi Irish. "Aku mencarimu tapi aku menemukan Charlotte, jadi aku memberikannya jasku."
"Kau peduli padanya?" tanya Irish dengan nada protes. Ia merasa sedikit sinyal bahaya dari perasaan Erden. Hal yang sangat tidak biasa.
Erden mengangkat bahunya. "Entahlah."
"Jangan bilang kau mulai menyukainya karena penampilannya hari ini?!" Irish membentak Erden. Ia menegakkan tubuhnya dan menatap Erden serius.
"Sejak kapan aku mengatakan aku menyukainya?" Erden membalas tatapan Irish dan meraih tangannya yang berada di atas paha. "Sejak kau ada, kau hanya satu-satunya di hatiku. Setiap hari aku selalu denganmu, kau masih tidak percaya perasaanku?"
Irish bergelayut lagi di lengan kekar Erden. "Kau bohong."
"Kalau aku bohong, aku tidak akan memilihmu." Erden mengelus kepala Irish di bahunya. "Kita akan segera pergi berlibur, kau lupa?"
Mata Irish berbinar mendengarnya. Liburan ini yang akan membawa kebahagiaannya. Ia akan segera memamerkan ini pada Charlotte. Liburan ini, seperti bulan madu baginya. Setiap ada kesempatan di musim panas ini, Irish dan Erden akan berlibur ke sebuah wilayah yang masih berada di bawah Eidenburg. Di sana terdapat pantai dan berbagai macam pasar makanan laut. Udang adalah hewan laut kesukaan Irish. Ia sangat tak sanar menantikannya.
"Hanya ada kau di hatiku, Irish." Erden berucap lalu mencium kening Irish.
***
"Itu Duchess mengenakan jubah milik Paduka Raja?"
"Ah, iya. Tuan Duke sangat tidak memperhatikan Duchess, ya."
"Ini cinta segiempat yang rumit. Mereka sudah terikat pernikahan tapi datang dengan selingkuhan masing-masing."
Charlotte menatap lantai yang bermotif bunga menjalar membentuk lingkaran. Ia berada dalam situasi yang membingungkan saat ini, entah dengan Erden atau Rafael. Ia hanya bisa diam dan menatap lukisan lantai itu sembari menyelami lamunannya.
Kejadian bersama Rafael itu tak tersangka di benaknya. Apakah orang itu sejak awal memang menyukai Charlotte atau sengaja ingin merebutnya dari Erden? Lalu, kenapa Rafael bisa tahu cerita sedetail itu tentang keluarganya? Bahkan ia sendiri tidak tahu asal-usulnya.
"Duchess." Seseorang menyentuh pundaknya. "Maaf tidak sopan, tapi apa Anda baik-baik saja?" tanyanya. Perempuan berambut hitam pekat, mengenakan gaun hijau muda yang sangat elegan.
Charlotte menggelengkan kepalanya. "Aku tidak apa-apa. Kau siapa?"
"Oh, saya Kyla Will, Marchioness Will," ucapnya memperkenalkan diri sambil memberi hormat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duchess Break The Marriage
FantasyCharlotte mati pada kecelakaan beruntun di ruas tol Cipularang, tapi seseorang datang padanya dan memberikan penawaran; mati atau hidup kembali? Dan Charlotte memilih untuk kembali hidup. Bukan hidup sebagai seorang pekerja kantoran lagi, ternyata C...