"Sisy!"
Charlotte berlari menuruni anak tangga untuk menghampiri Sisy. Setelah semalam Charlotte pulang dari pesta, ia tak menemukan Sisy di ruko tempat mereka tinggal. Entah Sisy pergi ke mana, jadi Charlotte mencari-carinya.
Sisy sedang mengganti bunga di dalam vas dengan bunga yang lebih segar. Mendengar suara Charlotte, Sisy cepat-cepat menyelesaikan pekerjaannya dan menghampiri majikannya. "Kenapa, Nona?"
"Aku ingin bicara banyak denganmu." Charlotte melirik bunga yang sudah terganti di dalam vas. "Bunga itu ... aku baru melihatnya."
Sisy mengangguk lalu tersenyum. "Prajurit istana yang mengantarkan ini."
Mata Charlotte terbelalak. "Dari Paduka Raja?"
"Iya, Nona. Tentu saja dari Paduka Raja."
"Kau kabur saat akan aku ajak pergi tapi kau tahu kabar itu?" tanya Charlotte dengan nada kesal.
Sisy hanya memamerkan giginya lalu membuang bunga layu itu ke tempat sampah. Sebenarnya Sisy kemarin pergi tanpa sepengetahuan Charlotte dan sengaja menghindari berpapasan dengannya. Sisy memperhatikan setiap gerak-gerik Erden dan Steffi. Setidaknya, hal menarik itu disaksikan oleh dirinya.
Sisy mengikuti kepergian Erden dan Steffi ke ruang istirahat. Berjalan mengendap-endap di belakang keduanya. Sisy beruntung bisa menjadi orang yang pandai bersembunyi, jadi tak ada orang yang memperhatikannya. Tak ada juga orang yang berjaga di tempat itu. Sisy mengintip dari celah pintu yang sedikit terbuka. Dugaan Sisy, Erden akan merayu Steffi dan terbukti oleh mata kepalanya sendiri. Ini hal yang akan membuat gempar hubungan Duke dan Irish juga berita baik bagi Charlotte.
"Sisy!" tegur Charlotte sambil memukul pundak Sisy.
Sisy terperanjat saat lamunannya itu buyar. "Maaf, Nona. Saya sedikit pusing."
"Kalau sakit, bilang saja. Aku akan memanggil dokter."
"Tidak usah. Tidak separah itu."
Charlotte menganggukkan kepalanya. Ia juga tak mau memaksa Sisy untuk mengikuti kemauannya. "Baiklah kalau begitu."
"Saya yakin, rencana Nona bisa berhasil," celetuk Sisy.
"Aku juga sangat yakin." Charlotte membalikkan tubuhnya dan memunggungi Sisy. Ia berpikir, ide kemarin yang terlintas tiba-tiba sepertinya akan menjadi rencana besar dan kartu as lainnya. "Sisy, aku ada rencana lain."
***
"Steffi, maaf aku mengganggu waktumu."
Charlotte dan Sisy bertamu ke rumah Earl Marianna untuk bertemu Steffi. Oh ya, rencana lain Charlotte adalah memanfaatkan Steffi. Steffi bisa saja membantunya dalam menjalankan rencana balas dendamnya pada Erden. Bagaimanapun Charlotte harus mendapatkan Steffi di pihaknya.
Steffi tersenyum mendengarnya. "Tidak apa-apa, Nona Charlene."
"Hari itu ... Nona pergi bersama Tuan Duke?"
"Kenapa Nona Charlene mempertanyakan itu?"
Charlotte tersenyum. "Ah, itu karena aku memperhatikanmu dengan Tuan Duke. Kalian sangat serasi."
Steffi mengulum senyumnya. "Begitukah? Apa aku bisa menjadi Duchess seperti Duchess Eidenburg?"
Charlotte terkejut saat Steffi menyebut nama dirinya. Padahal semua orang tahu kisah rumah tangga Duke dan Duchess Eidenburg. Kisah cinta yang mengerikan dan mengenaskan. Apa sisi baik yang bisa diambil Steffi dari kisah rumah tangganya? Cerita yang tak bisa menjadi inspirasi bagi orang lain.
Sisy melirik Charlotte yang membeku. Ia tahu, rasanya memori buruk yang pernah terjadi padanya bermunculan di pikirannya. Salah satunya adalah perbuatan Sisy atas perintah Irish.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duchess Break The Marriage
FantasyCharlotte mati pada kecelakaan beruntun di ruas tol Cipularang, tapi seseorang datang padanya dan memberikan penawaran; mati atau hidup kembali? Dan Charlotte memilih untuk kembali hidup. Bukan hidup sebagai seorang pekerja kantoran lagi, ternyata C...