SRANG!
Setelah berada di Eidenburg, Lucas berlatih pedang terus-menerus. Keberadaan Lucas menjadi hal yang benar-benar mengancam posisi Erden. Lihat saja, saat latihan pun banyak prajurit yang berjaga untuk memperhatikan gerak-geriknya. Lucas tidak takut dengan ini semua. Kalaupun mau, ia bisa menebas kepala mereka satu per satu secara bergilir. Memangnya, kekuatan Duke sekarang masih sehebat dulu?
Kalau memang Charlotte melaporkan segala kejahatan kakaknya, artinya ia harus ikut menghadiri persidangan itu juga. Ia sendiri merupakan korban keserakahan kakaknya sendiri. Ia dibuang jauh dari Eidenburg dan menjaga Sharin tanpa bantuan sama sekali. Untuk bertahan hidup, ia dan pasukan lainnya mencari makan di dalam hutan atau sesekali mereka mencari ikan ke sungai terdekat.
Kalau Charlotte berhasil menjebloskan kakaknya ke penjara, nama Eidenburg akan memburuk. Jika saja Lucas yang memimpin, mungkin saja semua dapat teratasi atau justru melanjutkan yang dilakukan oleh Erden?
"Hei, kau!"
Lucas yang sedang berpedang itu langsung berhenti seusai mendengar seseorang memanggilnya. Ternyata itu adalah Irish yang sedang berjalan ke arahnya.
"Kau pasti tahu di mana Charlotte, kan?" tanya Irish dengan wajah kesalnya. "Jangan menyembunyikan wanita sialan itu! Bawa dia ke hadapanku!"
Lucas tertawa mendengarnya. "Memang aku ini pelayanmu?"
Irish mengepalkan tangannya. "Dasar sialan! Kau itu adik yang tidak tahu diuntung! Sudah baik kami mau menampung kembali di sini. Kenapa kau bersikap kurang ajar?"
"Bagaimana dengan kau? Selingkuhan yang bangga menjadi istri Duke setelah membunuh istri sahnya?" Lucas berdecak seolah kagum dengan pencapaian Irish. "Wah... kau sangat hebat."
"Aku hanya ingin Charlotte mati!"
Lucas menghela napss beratnya. "Kenapa kau sangat iri padanya? Apa kau tidak memiliki apa yang Charlotte miliki?"
Irish diam tapi emosinya semakin menjadi.
"Ah tentu saja. Kau tidak memiliki pengetahuan seluas Charlotte, kan? Kakak ipar-ku itu memang pintar. Tidak salah jika ia harus maju menjadi pendamping pemimpin." Lucas mendekatkan wajahnya pada telinga Irish. "Tentunya ia memiliki harga diri yang tinggi, tidak seperti kau."
Irish menjauhkan tubuhnya dari Lucas. Ia benar-benar merasa direndahkan oleh adik iparnya sendiri.
***
"Charlotte, aku datang ke sini untuk memberikan ini."
Charles mendatangi ruko tempat Charlotte tinggal. Oh ya, ruko ini masih kosong dan hanya dijadikan sebagai tempat tinggal sementara bagi Charlotte. Ke depannya, Charlotte akan membuat bisnis barunya yang tentunya didampingi oleh kakaknya ini.
Kembali ke topik.
Sepucuk surat berlabel istana kerajaan diberikan pada Charlotte. Surat itu dikirim ke kediaman Charles dan tentu saja harus segera dikirim ke pemiliknya. Baru kemarin ia dilabrak oleh pasukan Duke Eidenburg. Ia jadi lebih berhati-hati saat bepergian. Terlebih lagi saat ia ingin menemui Charlotte secara diam-diam.
"Surat dari istana?"
Charlotte bergegas membukanya karena sepertinya aduannya langsung membuahkan hasil. Setidaknya rencana yang telah ia rangkai berjalan semestinya. Pembalasan dendam yang indah adalah akhir dari hubungan jual-beli pernikahan antara dirinya dan Erden. Lagipula Erden sekarang sudah bersama dengan orang yang dicintainya.
Kepada Nyonya Duchess Eidenburg,
Selaku hakim, saya menyatakan bahwa persidangan akan digelar dua hari lagi pukul 12 siang di istana kerajaan. Surat peringatan panggilan sudah dikirimkan ke kediaman Duke Eidenburg. Saya harap, persidangan ini dapat berjalan dengan lancar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duchess Break The Marriage
FantasyCharlotte mati pada kecelakaan beruntun di ruas tol Cipularang, tapi seseorang datang padanya dan memberikan penawaran; mati atau hidup kembali? Dan Charlotte memilih untuk kembali hidup. Bukan hidup sebagai seorang pekerja kantoran lagi, ternyata C...