Kicauan burung membuat Charlotte segera terjaga kembali. Ia baru menyadari bahwa mimpinya malam tadi seperti kenyataan. Ia meraba ranjang yang dialasi kasur empuk dan ternyata ia tetap ada di ranjangnya. Peluh bercucuran di bagian keningnya membasahi bantal yang ia kenakan. Jemarinya beralih pada bagian dadanya, tempat jantungnya berdebar kencang.
"Mimpi ... buruk."
Charlotte bermimpi bahwa ia berada di masa lalu.
Saat itu, Charlotte resmi menikah dengan Duke di istana kerajaan sebagai tempat yang menyediakan upacara pernikahan. Charlotte sendiri tak didampingi siapapun dan hanya berdiri seorang diri mengenakan gaun putih yang ekor panjangnya mencapai dua meter.
Pengucapan janji ikrar pernikahan yang sakral terlintas di mimpinya. Seperti ini prosesi pernikahan bangsawan di dunia aneh ini. Selanjutnya, Duke mengecup bibir Charlotte sekilas dan bergegas turun meninggalkan Charlotte di atas altar. Pria itu berlari menuju ke arah perempuan bergaun merah muda dengan rambut yang digelung. Ia adalah Irish.
Semua orang menatap iba Charlotte sedangkan Charlotte hanya bisa menunduk sedih. Ia merasa dipermalukan di depan banyak bangsawan. Ia juga merasa bahwa ia adalah orang yang jahat dan memisahkan Duke dengan Irish, kekasihnya. Charlotte tak bisa memprotes segala apa yang ia terima, jadi ia hanya bisa diam dan menuruti semua perintah Irish dan Duke.
Mimpi yang cukup panjang itu menghabiskan waktu satu malam. Charlotte menyeka keringat yang bercucuran dari keningnya. Semalam udara dingin tapi anehnya Charlotte merasa terlalu banyak keringat di tubuhnya. Apa mungkin efek bunga tidurnya semalam?
Ah, Charlotte harus segera bangun dan menikmati kehidupannya.
"Selamat pagi, Duchess," sapa dayangnya, Belia.
Charlotte tersenyum simpul. "Pagi."
"Saya akan menyiapkan air hangat untuk Duchess mandi." Belia hendak beranjak ke kamar mandi, tapi ia mengurungkannya lagi. "Duchess, Anda tahu Tuan Duke dan Nona Irish sudah berangkat tadi pagi buta?"
Charlotte tahu, Duke dan Irish akan pergi liburan. Tak lama setelah acara ulang tahun kerajaan beberapa hari yang lalu. Namun, tak berekspektasi secepat ini dan tanpa pesan apa-apa. Charlotte benar-benar seperti hantu di tempat ini.
"Iya, tidak perlu dilaporkan lagi. Aku hanya ingin menyegarkan tubuhku."
Belia membungkuk hormat. "Saya akan menyuruh pelayan menyiapkannya."
"Belia," panggil Charlotte. "Bisa kau antar aku ke perpustakaan setelah selesai mandi?"
Belia tersenyum mendengarnya. "Baik, Duchess. Sebelum itu, mungkin sarapan terlebih dahulu."
"Aku akan makan di kamar."
***
Charlotte menikmati keheningan di perpustakaan milik keluarga Duke. Lebih luas dari perpustakaan nasional di Indonesia. Charlotte yang awalnya ingin membaca tentang kerajaan ini, kebingungan mencari sumber bacaannya. Saking banyaknya buku, mulai dari ilmu politik, psikologis, kedokteran, hingga novel romansa. Semua ada di sini.
Penjaga perpustakaan membantu Charlotte mencarikan buku bacaannya. Charlotte ingin membaca sejarah reinkarnasi di Albaland dan mungkin ada clue untuknya kembali ke dunianya.
"Anda tampak lebih segar, Duchess," ucap penjaga perpustakaan yang bernama Dion.
Charlotte tersenyum mendengarnya. "Itu karena aku hidup dengan cara menikmatinya."
"Selain buku yang Anda cari, apa Anda ingin buku bacaan lain?"
"Ah, dibanding itu, aku ingin bertanya." Charlotte mengakhiri pencarian bukunya dan memilih duduk di kursi kosong. "Aku ingin bertanya tentang keluarga raja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Duchess Break The Marriage
FantasíaCharlotte mati pada kecelakaan beruntun di ruas tol Cipularang, tapi seseorang datang padanya dan memberikan penawaran; mati atau hidup kembali? Dan Charlotte memilih untuk kembali hidup. Bukan hidup sebagai seorang pekerja kantoran lagi, ternyata C...