CHAPTER 01

2.1K 187 10
                                    

Setibanya Sae dirumah ...

"Aku pulang", ucap Sae dan disambut oleh istrinya. "Selamat datang kembali, apakah kamu sudah makan?" sambut (Name) sembari menata piring untuk Sae.

"Aku sudah makan, tadi om-om berbeda mata itu mengajakku dengan tim makan bersama. Maaf aku lupa memberitahumu, ponselku mati. Simpan saja makan malamnya, agar bisa aku makan untuk sarapan" ucap Sae begitu saja dan bergegas untuk mandi. Meninggalkan (Name) yang raut wajahnya sudah ingin menangis, karena selalu saja Sae lebih memilih menghabiskan waktunya dengan timnya dibandingkan dengan istrinya. (Name) tidak berani mengeluh di depan Sae, ia tidak mau dicap sebagai istri yang suka mengatur.

"Huft, simpan katanya? Paling juga dia lupa lagi, dan langsung pergi begitu saja" ya, (Name) lelah dan ia lebih memilih untuk beristirahat saja. Setibanya (Name) dikamar, Sae ternyata sudah selesai mandi dan sedang memakai piyamanya.

"Sudah ingin tidur?" tanya (Name), ia berharap agar bisa bermanja-manja sebentar dengan Sae setelah sekian lama. "Iya, hari ini aku lelah sayang. Ayo tidur, kau juga pasti lelah kan mengurus rumah" ucap Sae yang menarik (Name) ke kasur, dan memeluknya.

"Selalu begini, bahkan aku sudah memakai baju yang menampilkan dadaku pun dia tidak tertarik untuk menyentuhnya." (Name) sudah memakai baju dengan bagian dada yang rendah, karena dia berfikir malam ini Sae ingin menyentuhnya setelah sekian lama tidak pernah dijamah. Ya, katakanlah (Name) haus akan belaian Sae tak salah kan terlebih mereka adalah pasangan sah. Namun Sae yang hanya menganggap rumah sekedar ia untuk istirahat saja, tanpa menyadari kewajibannya juga sebagai seorang suami.

Waktu Pagi pun tiba ...

"(Name) maaf, aku tak akan sempat sarapan. Karena pelatih mendadak memberi kabar jika ada rapat bersama tim. Mungkin aku pulang telat lagi, tak perlu menungguku kau bisa tidur lebih awal. Aku pergi" ucap Sae sembari mengecup kening (Name) dan bergegas pergi. Lagi dan lagi, (Name) menyantap sarapannya dengan keheningan.

Drrrtt ...

"Rin? Tumben sekali anak ini menghubungi pagi-pagi"

"Ya, halo ada apa Rin? Kalau kau ingin bertanya soal Sae dia sudah pergi baru saja?"

"Huh? Aku belum bertanya padahal tapi Nee-chan sudah sok tau pffttt"

"Argh, berhenti meledekku. Jadi ada apa? Tumben sekali kamu, pasti ada perlunya"

"Ya, begitulah. Aku hanya ingin mengajak Nee-chan pergi keluar untuk mencari hadiah untuk Nii-chan. Jika kau tidak lupa bahwa suamimu sebentar lagi ulang tahun loh"

"Huh? Astaga Rin, kau memang penyelamatku. Aku lupa jika sebentar lagi tanggal 10. Tapi memangnya kau tidak ada latihan?"

"Nee-chan ini kenapa? Kalau aku sibuk, tak mungkin aku mengajakmu pergi"

"Ahahaha, maaf Rin aku belakangan ini banyak masalah sampai tidak nyambung sedari tadi ya. Baiklah, jam berapa? Agar aku bersiap-siap dari sekarang"

"Nee-chan dan Nii-chan baik-baik saja kan? Tidak ada masalah antara kalian?"

"Kau ini ngomong apa, aku baik-baik saja dengan Sae kok. Oke baik adik iparku yang manis, kita pergi jam berapa?"

"Baiklah, jam 10 nanti aku jemput Nee-chan ya. Kalau begitu aku tutup"

Setelah telfon Rin ditutup, (Name) beranjak untuk bersiap-siap. (Name) terlalu lelah memikirkan masalah rumah tangganya dengan Sae sampai melupakan ulang tahun suaminya. Beruntungnya ia mempunyai adik ipar seperti Rin, yang (Name) sudah anggap juga sebagai adik laki-lakinya yang perhatian terhadapnya maupun Sae. Namun, tanpa (Name) sadari Rin mempunyai maksud lain dengan berkedok mengajak (Name) keluar.

"Ah~ ternyata hubungan mereka sepertinya kurang membaik. Nii-chan yang bodoh dan terlalu sibuk bisa-bisanya mengabaikan seorang Bidadari sendirian dirumah" dengan seringai licik terpancar di wajah tampan Rin, dia mulai merencanakan aksinya untuk merebut sang pujaan hati.

=>>>>>>>

*Jangan lupa dukungannya dengan tinggalkan Vote dan Komentar kalian^^

AFFAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang