CHAPTER 18

1.1K 103 23
                                    

Hubungan (Name) dan Sae semakin hari, semakin lengket bagaikan pengantin baru. Selepas kejadian terkuaknya hubungan gelap Sae, dan (Name) memberikan kesempatan kedua untuknya, keduanya seperti sama-sama membuka lembaran baru.

Sae yang berupaya untuk tetap mempertahankan rumah tangga bersama dengan istri tercintanya. Sedangkan (Name) berupaya untuk melupakan masa lalu Sae, dan menerima Itoshi Sae yang sekarang berjuang untuk memperbaiki rumah tangga mereka yang sempat retak.

Setelah Sae mendengar cerita (Name) bersama dengan Reo dan Nagi, Sae merasa geram dengan Hitomi dan kembali mendatangi rumahnya. Namun kali ini ia tidak menggunakan kekerasan, seperti yang ia lakukan sebelumnya.

Sae benar-benar sudah melepaskan Hitomi Rei sepenuhnya. Sejujurnya Sae ingin membalas semua perlakuan yang sudah ia lakukan terhadap keluarga besarnya. Namun ia tersadar, Hitomi tidak akan seperti itu jika dirinya tidak pernah tergoda oleh rayuan Hitomi.

Maka dari itu, Sae akan berusaha memaafkan Hitomi asalkan dirinya tidak pernah menampakkan diri lagi dihadapannya, (Name) maupun keluarga besarnya.

Awalnya Hitomi lagi-lagi menolak, namun setelah Sae mengancam akan menyebarkan berita mengenai dirinya kepada guru beserta murid di sekolah anaknya, akhirnya Hitomi menurut. Bahkan ia sudah pindah dan tinggal bersama kedua orang tuanya.

Beban Sae terasa terangkat begitu saja dari pundaknya, setelah ia menyelesaikan masalahnya dengan Hitomi. Dan fokus utamanya saat ini bahagia bersama dengan (Name), selamanya.

Bahkan ia berencana untuk segera memiliki momongan dengan (Name).

Sae tak mau menunda lagi, mungkin sudah saatnya rasa sayang (Name) terbagi kepada anaknya kelak. Walau sebenarnya ia pasti akan cemburu kepada calon anaknya nanti, tapi ia harus meninggalkan egonya itu.

Tidak ada kebahagiaan bagi seorang Ibu, saat mendengar suara tangisan ketika sang bayi lahir ke dunia.

Dan dirinya juga ingin merasakan, bagaimana ketika dirinya di panggil Ayah oleh anaknya kelak.

Baru membayangkan saja membuat dirinya sudah sebahagia ini. Bagaimana jika anak itu benar-benar hadir di keluarga kecilnya, Sae mungkin akan menangis saking bahagianya.

***

Pria yang akrab di panggil Rin, saat ini tengah melakukan latihan yang sebentar lagi akan bertanding melawan tim rivalnya dulu, Isagi Yoichi dari Bastard Munchen.

Namun entah mengapa Rin yang biasanya selalu tampil optimal, kali ini sering melakukan kesalahan. Dan menjadi bahan ejekan oleh Shidou Ryuusei.

"Oy Eyelash freak junior, ngaku sebagai pemain profesional! Tapi permainanmu kali ini begitu amatir hahaha"

"Diamlah serangga! Aku tidak sedang ingin berkelahi denganmu!"

Karasu yang tau akan seperti apa jika Shidou sudah memancing amarah Rin, langsung menengahi mereka. Ia sudah muak satu tim dengan bocah tua jiwa kekanakan seperti mereka.

"Sudahlah Shidou, berhenti memprovokasinya. Tidak selamanya Rin juga bermain bagus kan?"

"Dan kau Rin, sebaiknya dinginkan kepalamu itu. Jika kau memang punya masalah, sebaiknya jangan kau bawa di tengah latihan kita"

"Cih.. Kau ini bukan tipe pria yang menyenangkan ya? Menyebalkan"

Setelahnya Shidou pun pergi meninggalkan Karasu dan Rin.

"Kau baik-baik saja Rin?"

"Aku baik. Maaf sudah mengganggu latihan hari ini, tolong gantikan aku dulu"

AFFAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang