CHAPTER 03

1.3K 160 6
                                    

"Jaa, kalau begitu bagaimana nee-chan menjadi managerku?"

"E-eehh? Tiba-tiba sekali, apa kau sudah berbicara dengan Sae sebelumnya?"

"Itu urusan nanti, yang terpenting nee-chan bersedia atau tidak? Toh, daripada nee-chan sendiri terus dirumah"

"Ta-tapi memang boleh aku sendiri yang jadi managermu? Maksudku, kufikir adanya manager untuk 1 tim bukan perorangan"

"Hmm, nee-chan tidak tau? Nii-chan juga punya manager pribadi"

"E-eeh? Benarkah? Sae tak pernah berbicara apapun mengenai mempunyai manager, bahkan soal rekan-rekan setimnya pun aku hanya mengetahui Aiku-san saja"

"Ah mungkin saja nii-chan lupa. Aku pun tak sengaja bertemu dengan nii-chan bersama managernya sewaktu kami latih tanding bersama"

"Kau tau? Siapa itu? Apa aku mengenalnya?"

"Entahlah kau mengenalnya atau tidak, karena dia datang sebelum adanya nee-chan"

"Maksudmu?"

"Bagaimana aku mengatakannya ya, manager nii-chan itu dulunya adalah seseorang yang menjadi cinta pertamanya. Tidak sampai jadian kok, karena saat nii-chan ingin menyatakannya dia sudah punya kekasih"

"Apa dia Hitomi Rei?"

"Bagaimana nee-chan mengetahui nama itu?"

"E-eehh kau ini lupa? Aku sedari dulu mengagumi kakakmu. Bahkan soal siapa yang pernah dekat dengannya atau berhubungan dengannya, aku bisa mengetahuinya"

"Nee-chan seperti stalker ya"

"Mou, bukan begitu juga. Tapi Rin, kau tau kan namanya cinta pertama itu akan sangat membekas di dalam hidup kita. Bagaimana jika Sae kembali memiliki rasa terhadap Hitomi?" raut wajah (Name) pun berubah menjadi sendu, dia memang mengenal siapa itu Hitomi Rei. 

Wanita pujaan hati Sae semasa mereka duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. (Name) selalu memerhatikan bagaimana Sae begitu memujanya, hingga saat (Name) mengetahui jika Sae menyerah terhadap Hitomi ia bertekad untuk menyatakan perasaannya. (Name) sungguh terkejut, ternyata Sae menerimanya. Dia tau jika sebenarnya Sae belum sepenuhnya melupakan Hitomi, bisa saja beberapa hari kemudian Sae memutuskannya secara sepihak. Hingga (Name) terus berusaha agar Sae bisa menerimanya, perjuangannya memang membuahkan hasil. Bahkan ia sudah menikah dengan Sae, namun mendengar ucapan Rin tadi membuat (Name) berfikir sesuatu yang buruk akan terjadi pada pernikahannya.

"Jika nee-chan mencintai nii-chan, kau harus percaya kepadanya. Keraguanmu itu bisa saja jadi boomerang untukmu. Tak usah cemas, saat nii-chan pertama kali pergi ke Spanyol saat itu dia berkata kepadaku jika dia serius dengan nee-chan. Dan terbukti kan bagaimana keseriusan nii-chan terhadapmu dengan menikahi nee-chan. Untuk nii-chan yang jarang memperhatikanmu, mungkin saja latihan disana lebih berat daripada latihanku. Kumohon, hilangkan pikiran negatifmu, tak baik juga jika nee-chan terlalu banyak pikiran" ucap Rin sehalus mungkin, berusaha menenangkan (Name) walau sebenarnya apa yang dia ucapkan tidak sinkron dengan hatinya.

"Eummm, terima kasih Rin. Aku sudah sedikit lebih tenang, ya kau benar saat ini aku hanya harus percaya pada Sae"

"Jaa, kalau begitu nee-chan mau kan jadi managerku?" pinta Rin sekali lagi, karena dengan cara ini ia bisa memanfaatkan untuk dekat dengan (Name).

"Baiklah, aku tergantung Sae saja. Kau benar, sejujurnya aku merasa kesepian disini"

"Kalau begitu, boleh aku menginap? Sembari menunggu nii-chan juga untuk meminta izin"

AFFAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang