CHAPTER 02

1.4K 164 16
                                    

*Flashback On

Sore itu kakak beradik dengan irisan mata yang sama, namun warna rambut yang berbeda sedang latihan bola bersama. Mereka mempunyai hobi yang sama dan sama-sama punya cita-cita untuk menjadi Pemain Bola Dunia, ya mereka adalah Itoshi bersaudara. Sebelumnya mereka bertaruh, siapa yang kalah harus mentraktir es krim. Dan sayangnya Rin harus kehilangan uangnya demi membelikan kakaknya es krim.

"Rin, kau tau kan aku ada pelatihan di Spanyol?" ucap Sae sembari menikmati pemandangan matahari terbenam bersama es krim favoritnya.

"Ya, Nii-chan sudah katakan kepadaku semalam. Woah Nii-chan aku dapat hadiah dari stik es krimnya" celoteh Rin yang kegirangan karena selalu menang hadiah setiap ia membeli es krim.

"Cih, kau tetap saja kalah setiap latih tanding denganku. Ah, baiklah Rin kumohon selepasku pergi tolong jaga (Name) untukku"

"Nee-chan sudah besar ngapain aku jaga?" tendangan kecil dari Sae mengenai pinggang ramping Rin.

"Huft, aku tidak mau dia berdekatan bahkan di sentuh oleh laki-laki lain. Aku percayakanmu untuk menjaga (Name) karena kau akan menjadi adiknya nanti"

"Nii-chan serius dengan nee-chan? Nii-chan benar-benar sudah melupakan Rei-san?" lagi-lagi, tendangan Sae mengenai Rin.

"Dasar bodoh, jika aku masih mencintai Rei tak mungkin aku berpacaran dengan (Name). Ya walau awalnya aku menerima (Name) untuk melupakan Rei, namun untuk sekarang aku tulus mencintainya dan ingin mengajaknya hidup bersamaku hingga tua nanti" ucap Sae dengan senyumannya sembari mengingat pertemuannya dengan (Name).

"Ya baiklah, tanpa nii-chan minta pun aku akan menjaganya. Aku pun sudah menganggap nee-chan seperti keluargaku sendiri. Jadi nii-chan tak usah khawatir dan fokus dengan cita-cita nii-chan saja" mendengar perkataan Rin membuat Sae terharu, ia mengacak-ngacak rambut Rin dengan kasar.

"Tidak ku sangka adikku sudah bertumbuh menjadi laki-laki dewasa. Cepatlah mencari pasanganmu juga, agar kelak (Name) punya teman yang juga akan menjadi adiknya nanti"

"Aku tidak tertarik, tujuanku adalah menggapai cita-cita seperti nii-chan" ucap Rin lalu beranjak pergi pulang kerumah, karena waktu sudah menjelang malam. Sae tak habis pikir, ternyata Rin mempunyai sisi yang dewasa dibalik sikap manja terhadapnya. Sae pun tak mengetahui jika adiknya lah yang terlebih dulu mempunyai rasa terhadap (Name). Karena sikap pengecutnya itu, mungkin saat ini Rin lah yang ada dihati (Name) dan bukanlah Sae.

*Flashback Off

"Aku tidak ingin menjadi pengecut lagi, akan kubuat nee-chan jatuh kedalam pelukanku"

Sesampainya Rin di kediaman kakaknya, ternyata (Name) sudah siap. Dengan penampilan yang sederhana rambut hitamnya di gerai kebelakang dan dibalut dengan kaos lengan panjang hitam beserta rok selutut bermotif bunga, polesan make up tipis dikulit putihnya menambah kecantikkan seorang (Name) yang menurut Rin pantas menyandang sebutan Bidadari.

"Oh kau sudah datang, apa aku terlalu lama berdandan? Aku tak pernah pergi jauh dari rumah, keluar hanya pergi membeli kebutuhan rumah saja. Jadi aku kebingungan memilih pakaian"

"Mmm, tak lama kok aku pun baru saja sampai. Nee-chan selalu terlihat cantik kok dimataku" (ah terlebih kalau tanpa pakaian pun dia semakin cantik)

"Hei, berhentilah meledekku dasar. Baiklah ayo pergi, aku juga tak bisa lama-lama karena belum memasak untuk menyambut perayaan ulang tahunnya Sae"

"Apa nii-chan akan pulang? Boleh aku membantumu dan menemani sampai nii-chan pulang?"

"Ya kuharap dia tidak pulang larut malam. Apa kau benar-benar free hari ini Rin?"

"Iya, yasudah ayo pergi"

Rin dan (Name) terlebih dulu pergi untuk mencari hadiah untuk Sae. Setelah menemukan hadiah yang cocok untuk Sae, mereka melanjutkan pergi berbelanja untuk makan malam nanti. Rin tak keberatan menemani (Name) seharian ini, karena ini akan menjadi kesempatannya untuk merebut (Name) yang telah disia-siakan oleh Sae. Selepas berbelanja mereka pun pulang kerumah, dan mulai menyiapkan kejutan untuk Sae. (Name) yang bertugas membuat kue, sedangkan Rin membantu menghias kuenya.

Jam sudah menandakan pukul 9 malam, namun Sae tak kunjung tiba. Membuat (Name) termenung, apa ia tidak mau merayakan hari jadinya bersama keluarganya? Padahal (Name) sudah mengirimkan pesan bahwa ia dengan Rin menunggunya dirumah. Melihat (Name) yang risau, Rin pun sedikit ingin mengulik apa yang terjadi dengan dia dan Sae.

"Apa nii-chan selalu pulang telat?"

"Ya, sejujurnya semenjak kami pindah ke Jepang Sae sering pulang larut malam. Terkadang dia lebih sering menghabiskan waktu bersama dengan rekan-rekan setimnya" ucap (Name) sembari menunduk, ia tak mau terlihat menyedihkan di depan adik iparnya.

"Nii-chan bodoh, bisa-bisanya meninggalkan istrinya yang imut sendirian dirumah" ucap Rin asal sembari memakan kue buatan (Name). "Whoa nee-chan, kuenya sangat enak kapan-kapan buatkan aku yang seperti ini ya"

Awalnya (Name) terkejut dengan ucapan Rin yang mengatakannya imut, langsung tersenyum senang. Ada juga yang menghargai masakannya. "Te-tentu saja, kapan pun kau minta akan kubuatkan kok. Dan berhentilah meledekku" ucap (Name) malu-malu tanpa sadar mukanya ikut memerah karena pujian Rin tadi.

"Nee-chan daritadi aku bukan meledekmu, kau memang cantik, imut, jago memasak itu pujian tulus dariku. Dan kalau boleh, apa kau mau memasakkan bekal untukku setiap aku pergi latihan?"

"E-eeh? Kau serius? Apa tak akan telat jika kau mesti kesini untuk mengambil bekalmu? Terlebih jarak tempat latihanmu juga lumayan jauh Rin" bukan (Name) tak mau, bahkan ia sedikit senang karena ada yang menghargai masakannya yang tak akan terbuang sia-sia lagi. Bahkan Sae tak pernah meminta bekal darinya. Hanya saja, ia takut memberatkan Rin yang harus memutar jalan lebih jauh hanya untuk mengambil bekal.

"Jaa, kalau begitu bagaimana nee-chan menjadi managerku?"

=>>>>> to be continued

*Jangan lupa support author, dengan meninggalkan jejak Vote dan Komentar^^

AFFAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang