CHAPTER 04

1.2K 148 23
                                    

Waktu Pagi pun tiba ...

(Name) bangun terlebih dulu, ia merasakan adanya pelukan hangat dari Sae. Ini yang membuat (Name) tidak bisa marah terlalu lama dengannya, walau Sae sering tak sadar membuat (Name) sedih namun Sae sendiri lah yang akan mengobati kesedihannya. Teringat ucapan Rin semalam, jika (Name) memanglah harus mempercayai Sae sepenuhnya.

(Name) beranjak dari tempat tidurnya, kemudian melakukan aktivitas paginya. Membersihkan diri, setelah itu di lanjutkan untuk menyiapkan sarapan pagi. (Name) begitu antusias dan bersyukur dengan adanya Rin berkunjung. Selain karena Rin yang jauh lebih menghargai masakan (Name), Sae pun akhirnya bisa ikut sarapan bersama dengannya. Karena Sae memanglah jarang untuk sarapan di rumah bersama dengan (Name), entah ada panggilan dari pelatihnya atau timnya yang memanggilnya hanya karena kegaduhan yang dibuat Shidou.

Padahal Sae bukanlah kaptennya, melainkan Aiku Oliver. Setiap (Name) bertanya kenapa mesti Sae yang turun tangan, alasannya karena Aiku yang tidak becus mengurus timnya.

"Ohayo nee-chan" sapa Rin yang ternyata sudah bangun bahkan ia sudah mandi dan rapih. Sedangkan kakaknya masih di alam mimpi.

"Ohayo Rin, tunggu sebentar lagi ya sarapannya akan segera siap" ucap (Name) yang masih sibuk menghangatkan sisa makanan semalam.

"Ada yang perlu ku bantu nee-chan?" Rin kemudian menghampiri (Name) hendak untuk membantu, namun di tolak (Name).

"Tak perlu, tolong bangunkan saja Sae. Kau bilang ingin berbicara dengannya kan?"

"Iya sih, baiklah kalau begitu aku akan bangunkan nii-chan"

Rin lantas pergi meninggalkan (Name) yang sedang sibuk berkutik di dapur, padahal kesempatannya agar bisa selalu dekat dengan (Name). Tapi ada benarnya juga suruhan (Name), karena dia perlu persetujuan Sae agar (Name) bisa menjadi managernya.

Tok Tok Tok

"Nii-chan, kau sudah bangun? Nee-chan sedang menyiapkan sarapan untuk kita"

"Ya, masuklah Rin aku baru selesai mandi kok"

Ceklek

"Kau ingin berbicara apa denganku? Mau disini atau di bawah bersama (Name)"

"Disini saja, kedatanganku kesini memang awalnya hanya ingin mengajak nee-chan merayakan hari jadimu. Tolong nii-chan jangan marah lagi terhadap nee-chan ya"

"Aku tidak marah dengannya, hanya saja aku meminta (Name) tak harus selalu menungguku. Karena jadwal latihanku yang tak menentu Rin. Aku tidak ingin dia kelelahan bahkan sampai mengkhawatirkanku"

"Apa kau tidak merasa jika nee-chan kesepian dirumah? Cobalah sesekali pulang tepat waktu untuknya"

"Aku sedang mengusahakannya. Sudahlah, jadi kau ingin berbicara tentang apa?"

"Iya aku jujur merasakan jika nee-chan kesepian di rumah karena jadwalmu yang tak menentu itu. Maka dari itu, aku meminta izin untuk menjadikan nee-chan sebagai manager pribadiku"

Sae membulatkan matanya, apa-apaan ide aneh dari adiknya ini. "Kau jangan mengada-ngada Rin, memang tidak ada kandidat lain apa? Kenapa kau memilih kakak iparmu sendiri"

Rin menghembuskan nafasnya sembari mendudukan diri di atas ranjang milik kedua kakaknya. "Huft, aku sudah katakan kan apa kau tidak merasa jika nee-chan kesepian disini? Daripada dia terus menunggu suaminya yang tak pasti akan kepulangannya, lebih baik mencari kesibukannya sendiri. Toh bukan dengan pria lain, melainkan adikmu sendiri"

Sae yang geram dengan ucapan Rin yang seolah-olah mengatakannya sebagai suami yang tidak bertanggung jawab, langsung menarik kerah baju Rin. "Maksudmu apa huh? Kenapa kau menjadi berani denganku bocah"

AFFAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang