SPECIAL CHAPTER

349 44 3
                                    

Warning Area 18+!!!

Semenjak kehadiran kedua buah hati dari pasangan Sae dan (Name), kehidupan mereka mulai berubah drastis. Bukannya mengeluh, namun pasangan itu tak henti-hentinya mengucap syukur telah di karuniai oleh kedua buah hati yang lucu dan menggemaskan.

Kini, usia anak kembar Sae sudah menginjak 6 tahun. Seiring tumbuh kembangnya mereka, baik Itoshi Sia dan juga Itoshi Shiro, mulai menampakkan karakteristik yang turun dari kedua orang tua mereka.

Sia walau dia seorang anak perempuan, namun rupanya ia lebih menyerupai sang Ayah, Itoshi Sae. Dari sifat, sikap, bahkan kegemarannya terhadap sepak bola sangat mirip dengan Sae.

Berbeda dengan Shiro, walau ia juga sama-sama menyukai sepak bola, tapi sifat dan juga sikapnya adalah cerminan dari (Name). Bahkan mengapa nama anak laki-laki itu adalah Shiro, karena kulit bersihnya serupa dengan Ibunya, (Name).

Sia dan Shiro seringkali berdebat hanya untuk mendapat perhatian dari sang Ibu. Shiro lebih menghabiskan waktu bersama dengan Ibunya, ketimbang berlatih sepak bola dengan Ayahnya dan juga Kakak Perempuannya.

Shiro, si bungsu adalah anak laki-laki yang suka berbaur dengan orang lain. Ia lebih suka berbicara lebih dulu dengan lawan bicaranya. Anak yang periang, ramah, dan juga baik hati.

Lain halnya dengan Sia. Si sulung itu lebih banyak diam. Ia tidak banyak berbicara jika lawan bicaranya tidak mengajaknya berbicara. Lebih acuh dengan sesama, dan tidak begitu memperdulikan sekitarnya. Sia akan menjadi anak yang aktif, jika ada seseorang yang mengajaknya untuk membicarakan seputar sepak bola.

Walau kembar, nyatanya putra dan putri dari Sae itu memiliki karakter yang berbeda-beda, dan sama-sama mewarisi karakter darinya dan juga sang istri.

***

Sambil menunggu kedua anaknya untuk di jemput, (Name) mempersiapkan bahan materi untuk ia ajarkan pada anak bimbingannya esok hari.

Setelah melahirkan si kembar, (Name) memutuskan untuk melanjutkan kembali kuliahnya dan setelah ia lulus, (Name) bekerja sebagai guru les di sekitar komplek perumahannya.

Sae bahkan tak melarang (Name) untuk menyelesaikan sekolahnya, bahkan untuk bekerja sekali pun. Asal (Name) bisa membagi waktunya untuk kewajibannya di rumah, baik sebagai istri dan juga seorang ibu.

Maka dari itu, (Name) menawarkan jasanya sebagai guru les hanya di sekitar perumahannya. Agar ia selalu dekat dengan keluarganya, dan jika ada urusan mendesak ia bisa segera pulang ke rumah.

*TOK TOK TOK

Sae mengetuk pintu kamar sambil membawa sepotong kue yang kemarin ia belikan.

"Apa kau belum selesai juga? Bukankah kau ada jadwal mengajar besok? Istirahatlah, anak-anak nanti aku yang jemput."

(Name) menoleh, dan melempar senyuman kecil pada sang suami.

"Terima kasih, Sae. Mempersiapkan dari sekarang juga tak salah bukan? Jadi besok aku bisa melakukan pekerjaan yang lain dengan tenang."

(Name) memotong kue dari ujungnya, namun bukan untuk ia makan, melainkan ia malah menyuapi suaminya.

"Buka mulutmu.. Aaaaa.."

Sae pun menerima suapan dari sang istri.

"Aku membawakannya untuk kau makan, kenapa jadi aku yang makan? Gantian sini, buka mulutmu juga."

(Name) membuka mulutnya, dan bergantian menerima suapan dari suaminya.

"Kuenya enak. Manisnya bahkan pas. Kau pintar juga memilihnya."

AFFAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang