CHAPTER 26-2

790 80 18
                                    

Ketika bibir mereka saling bertaut, Sae semakin memperdalam ciuman diantara keduanya dengan menekan kepala sang gadis agar semakin menempel dengannya.

Bahkan tak terasa, saking panasnya ciuman keduanya, tubuh (Name) dan juga Sae sudah berada diatas ranjang dengan Sae yang menindih tubuh (Name).

Begitu tangan Sae mulai meraba bagian dada milik kekasihnya itu, (Name) langsung mendorong tubuh Sae, dan melepaskan ciuman panas itu secara sepihak.

"Tu-tunggu.. Sa-sae.."

Dengan tubuh yang bergetar, (Name) berusaha menahan Sae agar mereka tidak melanjutkan ke adegan yang lebih jauh.

"Kenapa? Kau tidak ingin melakukannya denganku?"

"Bu-bukan begitu.. Hanya saja.."

"Apa kau tidak sadar? Kau selalu menyebut nama wanita lain saat bercinta dengannya"

Selintas Sae mengingat perkataan Rin saat itu. Mungkin saja, (Name) menjadi trauma karenanya.

"Ya.. Tak apa. Aku mengerti"

"Sae.. Kau marah?"

Sae tersenyum lembut menatap kekasihnya ini, dan membawanya kedalam pelukannya.

"Tidak.. Aku tak marah. Maaf, aku selalu melakukan tindakan egois kepadamu tanpa memikirkan perasaanmu. Aku tak masalah jika kau tak ingin melakukannya denganku, aku juga tak keberatan untuk menunggumu.."

"Maaf.. Sae.."

Sae mengelus rambut panjang sang kekasih, dan berusaha memberikan kenyamanan untuk kekasihnya saat berada di pelukannya.

Jelas-jelas dirinya yang salah, namun (Name) terus berulang kali mengatakan kata maaf padanya.

(Name) memang benar-benar gadis yang terlalu baik untuknya.

***

Hubungan (Name) dan Sae semakin hari, semakin membaik. Sae benar-benar serius dengan ucapannya. Namun mereka masih melakukan backstreet.

Alasannya? Sae tetaplah laki-laki populer dimana pun dirinya berada. Para pemuja Sae yang di dominasi oleh gadis-gadis di sekolahnya ini, membuat (Name) tidak percaya diri untuk mempublikasikan hubungan mereka berdua.

Sae tidak perduli, dan menentang awalnya. Karena mereka yang menjalaninya dan bukan orang lain. Tapi, (Name) memiliki trauma tersendiri dan hanya ingin berdamai dengan semuanya. Ia tidak ingin merasakan apa yang dirinya rasakan saat SMP dulu.

(Name) sudah biasa, sedari dulu melihat Sae di dekati oleh para gadis.

Namun kali ini, Sae yang merasakan perasaan tidak suka dan tidak bersedia melihat (Name) akrab dengan laki-laki selain dirinya ataupun dengan adiknya Rin.

Suatu hari, Sae melihat (Name) tengah berbincang dengan seorang laki-laki. Bahkan (Name) tertawa bersama dengan anak laki-laki tersebut. Tentu saja, laki-laki mana yang tidak cemburu melihat kekasihnya akrab dengan laki-laki lain?

Namun ada yang aneh kali ini, (Name) pergi bersama dengan anak laki-laki itu. Sae tentu langsung mengikutinya diam-diam. Hingga mereka sampai di belakang gedung sekolah.

"Mizuki-san.. A-aku.. Sudah lama memperhatikanmu.. Dan.. Ku rasa, aku jatuh cinta padamu.. Jadi.. Maukah kau berpacaran denganku?"

Ucap si anak laki-laki yang bersama dengan (Name) tadi. Rupanya benar dugaan Sae, laki-laki tersebut ingin menyatakan perasaannya pada (Name).

Sae sudah tahu sejak dulu, (Name) juga populer di kalangan laki-laki di sekolahnya karena parasnya yang cantik dan juga ia selalu bersikap ramah dengan siapa pun.

AFFAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang