CHAPTER 09

1.2K 130 10
                                    

Keesokan paginya~

(Name) beranjak dari tempat tidur, ia segera bergegas pergi mandi terlebih dahulu sebelum menyiapkan sarapan pagi.

(Name) melihat pantulan dirinya pada cermin sungguh kondisinya saat ini memang terlihat menyedihkan, kantung mata yang menggelap pertanda (Name) tidak tidur nyenyak semalam.

"Semalam aku benar-benar tidak bisa tidur dengan nyenyak huft.." helaan nafas lelah (Name) pun keluar.

Tapi mau bagaimana lagi jika memang ini sudah menjadi keputusan (Name), tidak mudah bagi seorang wanita untuk memaafkan suami yang sudah berselingkuh di belakangnya. (Name) akan berusaha melupakan kejadian kemarin, dan mencoba fokus untuk memperbaiki rumah tangganya bersama Sae. (Name) belum siap jika harus berpisah dengan Sae.

***

Setelah mandi dan mengenakan pakaian, (Name) segera bergegas menyiapkan sarapan. (Name) tidak membangunkan suaminya, karena minggu ini tidak ada jadwal latihan untuknya. Jadi (Name) membiarkan Sae untuk beristirahat terlebih dulu. Namun saat (Name) sedang memasak, ia merasakan pelukan hangat dari belakang ternyata sang suami yang sudah terbangun.

"Ohayo~ Kenapa tidak membangunkanku hmm?" ucap Sae sembaari menelusup masuk pada leher jenjang milik (Name).

"Mou~ Sae.. Aku sedang memasak geli ah.. Kau duduk saja dulu ya, sebentar lagi siap kok"

"Biarkan aku seperti ini lebih lama lagi, nanti aku akan kesepian di rumah karena tidak ada dirimu"

(Name) hanya memutar malas bola matanya, jika Sae sudah manja seperti ini memang agak merepotkan.

"Baiklah, tapi jangan mengganggu dan singkirkan wajahmu itu Sae geli ih.."

Sae hanya membalasnya dengan tertawa ringan, sudah lama juga ia dengan (Name) tidak pernah seperti ini.

"Bagaimana tidurmu, apa nyenyak? Kau tidak memimpikan hal buruk lagi?"

"Umm, tidak kok. Tak perlu khawatir"

"Syukurlah, ada yang bisa aku bantu?"

"Umm, Tidak ada sebentar lagi juga siap. Kau ingin minum apa? Susu atau kopi?"

Bukannya menjawab, tangan Sae malah usil mengarah ke depan pada kedua dada milik (Name) yang kemudian ia remas kecil.

"Aku mau susu yang ini boleh?"

(Name) lantas mencubit telapak tangan milik Sae, bisa-bisanya pagi-pagi begini ia sudah jahil.

"Ishh~ tanganmu Sae nakal!"

"Kan ini aset berharga milikku, tentu saja aku punya hak untuk memainkannya bukan?!"

"Tapi milikmu saja kau rela berbagi dengan wanita lain" batin (Name).

"Sudah.. Sudah. Lebih baik kau duduk saja di meja makan, atau aku siram tangan nakalmu ini dengan air panas?!"

"Kau sedang datang bulan (Name)? Galak sekali sih pada suami tampanmu ini"

Lagi-lagi (Name) hanya memutar malas bola matanya, Sae jika sudah mode manja seperti ini justru merepotkan sekali untuknya.

Sae pun menurut saja dan menunggu sarapannya di meja makan.

"Ngomong-ngomong sayang, kau mau ku antar ke tempat latihan Rin atau ke apartemennya?"

"Tidak perlu kok. Rin katanya yang akan menjemput kesini"

"Eh bocah itu baik sekali pada manager barunya ya"

"Memang kau tidak pernah menjemput managermu Rei?" entah kenapa pertanyaan itu keluar dengan sendirinya dari mulut (Name).

AFFAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang