[25] Kabar Duka

14 0 0
                                        

"Tante Mira....Kak Tasya...."panggil Dara.

"Dara!"sahut Revan yang baru datang dengan mengenakan pakaian hitam-hitam.

"Yang dipanggil siapa!yang nyahut siapa!tumben make pakaian hitam,kayak mau ngelayat aja!"sindir Dara.

"Tante Mira sama kakak kamu pergi ngelayat,"

"Ngelayat?siapa yang meninggal?"

"Ayah kamu meninggal,"ucap Revan dan membuat Dara tertegun.

"Apa?!"

"Operasi ayah kamu gagal,ayo kamu ganti baju,kita siap-siap pergi kesana,keluarga saya serta tante mira udah ada disana."

"Tunggu sebentar!"perintah Dara dan menuju ke kamarnya untuk ganti baju dan ambil keperluan nya.

****

Disinilah Dara sekarang menatap makam ayah nya dan menangis terisak.Dara melihat disamping makam ayah nya terdapat makam Roni adiknya.

Dara termenung di depan makam kedua nya,"Ayah...Roni...walaupun kalian udah jahatin Dara,tapi kenapa hati Dara sesak ketika kalian udah gak ada."

Revan merangkul Dara dari samping dan menghapus air mata Dara.

"Setelah dari makam,kita kerumah sakit ya?"pinta Revan.

"Nggak,gak mau!"tolak Dara.

"Dara kamu harus menemui ibu kamu,kamu harus selesaikan masalah nya,agar pertanyaan yang bersarang di otak kamu bisa hilang,kamu gak mau 'kan kehilangan seseorang lagi?"

"Okey kita kesana!"putus Dara dan berdiri lalu meninggalkan makam.

Revan tersenyum mendengar jawaban yang  keluar dari Dara.

Mereka menuju Rumah sakit tempat ibu Dara di rawat.

"Kalau ada masalah jangan lari di obat penenang lagi ya,setelah hari pernikahan saya akan berusaha melepaskan kamu dari obat penenang,"ucap Revan.

"Omongan nya itu mulu bosen!"ucap Dara dan membuat Revan terkekeh pelan.

"Nih minum dulu,saya tau kamu haus karena abis menangis,"Revan menyodorkan minuman botol air putih dan Dara menerimanya.

"Nah sudah sampai,ayo turun...."ucap Revan dan menggengam tangan Dara.

****

Sebelum memasuki ruang inap ibu nya,Dara berdiri dan menatap pintu bertulisan ruang anggrek 012.

"Ayo masuk,"ajak Revan dan Dara mengangguk.

Dara melihat wajah ibunya yang kian keriput dan tubuh nya semakin kurus.Mata ibu nya terbuka lebar saat Dara menatap nya lekat.

"Dara...."panggil Donitaㅡibunya dan tangan nya maraih pipi Dara dan mengusap nya,Lalu Dara menepisnya.

"Hallo...tante saya Revan calon suami nya Dara,"ucap Revan dan mencium tangan Donita.

"Panggil ibu aja ya,gak usah tante,"ucap Donita dan Revan mengangguk.

Tangan Donita mengelus rambut Dara dan lagi-lagi Dara menepisnya dengan kasar.

"Kenapa ibu mengelus rambut Dara?!bukan nya tangan ibu seharus nya memukul Dara sama seperti apa yang ibu lakukan di waktu dulu?!kegunaan tangan ibu hanya untuk memukul Dara!"bentak Dara.

"Maaf Dara .... maafin ibu,ibu telah mengusir kamu dari rumah,ibu selalu membentak,meng
kasari kamu,memarahi kamu,memukul kamu,semua yang telah ibu lakukan ibu minta maaf,tolong maafin ibu sebelum ibu tiada,"ucap Donita memegang tangan Dara.

"Ibu pasti bohong 'kan?gak mungkin ibu sekarang tiba-tiba minta maaf!atau ibu pura-pura minta maaf biar Dara bayarin uang rumah sakit dan bayar keperluan ibu lainnya begitu?"

"Gak gitu Dara,ibu tulus minta maaf,"

"Dara gak mau basa-basi!jelasin kenapa ibu benci banget sama Dara pas dulu?!apa Dara hanyalah beban hidup ibu?!"

"Oke,sekarang ibu bakalan jelasin.Alasan ibu dan ayah selalu membenci kamu adalah karena kamu bukan anak kandung ibu.Kamu adalah anak kandung Arumi,Arumi adik kandung ibu,dia wanita murahan yang sering keluar masuk club malam dari SMA memang dia salah pergaulan,hingga pada suatu hari dia datang menemui ibu dan menitipkan kamu pada ibu,ibu marah saat itu!bisa-bisa nya dia menitipkan seorang anak hasil hubungan terlarang,tapi entah kenapa ibu menerima nya,esok nya setelah Arumi menitipkan kamu ke ibu,ibu mendengar kabar bahwa Arumi meninggal karna gantung diri."

"Ja-jadi Dara anak haram?!pantas aja ayah sama ibu benci sama Dara!"ucap Dara terisak histeris.

"Ibu minta maaf Dara,ibu tau ibu salah,dan ibu sekarang sadar,tolong maafin ibu.Kamu tau 'kan kalau umur ibu udah gak lama lagi,ibu cuman mau kamu  memaafkan ibu sebelum
ibu tiada,biar ibu tenang Dara...."

"Ibu ngomong apa sih?!Dara gak mau kehilangan ibu,"ucap Dara memeluk Donita.

"Sejahat apapun ibu,tapi ibu lah yang  membesarkan Dara,makasih udah besarin Dara walaupun ibu selalu mengkasarin  Dara,Dara udah maafin ibu,ibu gak boleh pergi,ayah sama Roni udah ninggalin Dara,ibu jangan ya...."lanjut Dara.

"Gak bisa Dara penyakit yang dialami ibu udah parah,kemungkinan tidak bisa sembuh,"ucap Donita.

"Pokok nya Dara akan terus berdo'a pada tuhan biar ibu sembuh,ibu juga harus rajin minum obat ya..."

"Iya,sayang..."ucap Donita dan mengelus rambut panjang Dara.

"Dara sayang ibu,"ucap Dara.

"Ibu juga sayang sama Dara,kalian berdua mau nikah bukan?"tanya Donita.

"Iya bu,beberapa hari lagi nanti saya menikah dengan Dara,"jawab Revan.

"Tapi,sepertinya ibu gak bisa ngelihat langsung pernikahan kalian,"

"Apa kita tunda aja acara pernikahan nya sampe ibu sembuh?"tanya Revan pada Dara.

"Jangan!ibu bisa lihat pernikahan kalian lewat video call ."

"T-tapi bu,Dara pengen nya ibu lihat langsung,"

"Gak papa,Dara...."ucap Donita.

Tbc.

MY FUTURE CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang