Bab 42 serangan mendadak

182 29 11
                                    

_𝖘𝖊𝖑𝖆𝖒𝖆𝖙 𝖒𝖊𝖒𝖇𝖆𝖈𝖆_

Anak dari pemimpin moster mengantarkan mereka hingga ke tepi dunia yang awalnya bagaikan raksasa, sekarang telah berubah menjadi hutan berlumut yang penuh dengan rimbun pepohonan dan tanaman menjulang. Cahaya matahari tembus melalui daun-daun yang lebat, menciptakan pola cahaya dan bayangan indah di tanah yang ditutupi lumut hijau.

Anak monster itu berdiri tegap di depan mereka, menatap Natya dan Pangeran Victor dengan mata lembut yang bercahaya. Sisik tajam di punggungnya mememantulkan cahaya terang seiring dengan sinar matahari yang bersinar terang. Dia memberikan isyarat dengan penuh pengertian bahwa inilah batas perjalanannya bersama mereka.

Natya mengangguk pada anak monster itu, dan dengan suara lembut, dia berkata, "terima kasih banyak atas semua bantuanmu. Kami akan melanjutkan perjalanan dari sini."

Pangeran Victor juga mengucapkan terima kasih dengan penuh hormat pada anak monster itu. Anak monster itu mengangguk sebagai tanda perpisahan, dan dengan langkah-langkah pelan ia mundur ke dalam hutan berlumut. Natya dan Pangeran Victor melanjutkan perjalanan mereka, dengan pembekalan ingan Natya saat pertama kali menginjakkan kakinya kemari.

Perjalanan Natya dan Pangeran Victor semakin lama semakin menghadirkan pemandangan yang berbeda. Mereka melalui hutan yang awalnya dipenuhi oleh pepohonan berlumut dan rimbun. Namun, seiring berjalannya waktu, hutan ini mulai berubah. Pepohonan berlumut mulai berkurang, dan mereka merasakan udara yang semakin segar dan bersih.

Ketika mereka terus berjalan, mereka akhirnya mencapai suatu tempat yang benar-benar memukau. Mata Natya tertarik pada sungai yang mengalir dengan jernih di dekat mereka. Air sungai ini begitu bening sehingga ikan-ikan di dalamnya terlihat dengan jelas, berenang dengan gemerlap warna-warni di bawah sinar matahari. Natya tersenyum dan dengan semangat berlari menuju sungai, membiarkan air yang segar membasahi kulitnya dan memercikkan sensasi yang menyenangkan.

Saat air sungai menyentuh kulitnya, Natya merenung sejenak, teringat akan Adnan yang pernah bersamanya di tepi sungai ini, saat mereka berdua menikmati momen indah bersama. Namun, sekarang, saat Pangeran Victor berada di sampingnya, kenangan mereka berdualah yang lebih berarti dihati Natya.

Pangeran Victor, yang melihat Natya hanya berdiam diri, mendekati dan ikut bermain air di sungai. "Pasti kau memiliki kenangan istimewa di sini."

Natya menoleh dengan senyuman kaku, kemudian kembali memandangi bayangan dirinya yang terpantul di permukaan air sungai. "Ya, tapi itu tidak seberapa. Kenanganku bersamamu lebih berwarna dan berarti."

Perasaan Natya semakin dalam untuk Pangeran Victor dengan setiap langkah yang mereka lalui bersama. Dia merasa begitu bahagia dalam petualangan ini, dia telah menemukan cinta sejati yang memperkuat tekad menghadapi segala rintangan yang mungkin akan mereka temui di depan.

Pangeran Victor dengan riang memercikkan air sungai pada wajah putih albino hingga wanita itu menoleh kesal.

"Pangeran!" Natya membalas dengan memercikkan air berkali-kali pada Pangeran Victor, menciptakan momen keceriaan di antara mereka.

Saat pertarungan air berlanjut, Natya dan Pangeran Victor tak lagi memedulikan penampilan mereka yang semakin basah. Mereka terus memercikkan air satu sama lain, tertawa dan tersenyum dengan penuh kebahagiaan. Setiap tetesan air menjadi saksi dari ikatan yang semakin erat di antara mereka.

Cahaya Transmigrasi✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang