_𝖘𝖊𝖑𝖆𝖒𝖆𝖙 𝖒𝖊𝖒𝖇𝖆𝖈𝖆_
Natya membuka matanya dengan keringat dingin, jantungnya berdegup kencang saat menyadari dirinya telah dikunci dalam guillotine. Dia bisa merasakan bilah besi menekan lehernya dan kedua pergelangan tangannya.
Banyak pasang mata menonton dirinya sambil bersorak. Penampakkan badan mereka berbeda dari manusia umumnya. Tubuh mereka tegap seperti manusia, dengan beberapa anggota tubuh hewan yang menyatu dibadan mereka, entah itu matanya, hidungnya, mulutnya, ataupun bagian tubuh lainnya. Bahkan ada yang seutuhnya hewan namun tetap berdiri layaknya manusia.
Natya menyadari ada sesuatu yang berbeda, dia melihat salah satu makhluk memakai sebuah mahkota diatas kepalanya serta memakai jubah panjang berwarna merah. Kulit seputih albino, serta memiliki mata layaknya seekor ular dengan warna kuning, dan juga terdapat sisik dibagian tulang pipi makhluk itu. Hanya makhluk itu yang dapat Natya lihat seperti manusia normal.
"Yang mulia, ampuni hamba, atas apa yang hamba lakukan." Natya memberanikan bersuara.
Makhluk bermahkota itu mendekatinya dan berhenti ketika jarak mereka diperkirakan sejauh 4 meter. Makhluk itu hanya menolehkan pandangannya ke arah kiri, membuat jantung Natya makin berdegup kencang saat tak dapat melihat apa yang makhluk itu lihat.
Kemudian menampakkan 2 makhluk berbadan besar berkepala banteng mendekati sang Raja dengan menunduk hormat, saat mendapatkan anggukan dari sang Raja mereka mulai membalikkan badan mereka dan mulai mendekati Natya yang masih terkunci dalam guillotine.
Langkah mereka terhenti saat Natya tak dapat melihat dimana posisi pasti mereka berdiri. Kedua makhluk banteng tersebut membuka gembok-gembok penyegel kepala dan tangan Natya. Juga membuka balok kayu yang menahannya. Setelahnya, Natya dapat melihat dengan jelas kedua makhluk banteng tersebut menunduk hormat kepadanya. Dia langsung menegakkan badannya melihat sekeliling dengan jelas, dia melihat begitu banyak makhluk aneh ditempat itu.
Menampakkan 2 wanita yang memiliki wajah seperti kucing dengan warna yang berbeda. Wanita dengan bulu tipis bewarna putih memegang sebuah papan yang dilapisi kain merah serta diatasnya terdapat sebuah mahkota yang dihiasi permata blue safir. Dan yang satunya memiliki bulu tipis bewarna campuran putih, orange, dan hitam. Mereka melangkahkan kakinya seirama mendekati Natya yang berdiri memandangi mereka. Mereka menghentikan kakinya secara kompak saat berhadapan dengan Natya yang masih kebingungan.
Wanita yang memiliki warna putih, orange, hitam mengangkat mahkota dari papan berlapis kain merah dengan hati-hati, mengarahkan mahkota tersebut kepada wanita didepannya "Maaf tuan putri, tundukan kepalamu."
Sedangkan Natya tidak mengerti apa yang telah dia alami hingga mengalami kejadian seperti ini. Natya masih berdiri tegap kebingungan. Menyadari dirinya yang harus menunduk, Natya mengikuti apa yang kucing itu katakan Natya menunduk didepan semua makhluk aneh disekitarnya.
Wanita kucing itu mulai meletakkan mahkota yang dikelilingi dengan permata blue safir tepat diatas kepala Natya. Sorak-sorai dari para mahluk kembali terdengar ditelinganya setelah peletakan mahkota tersebut.
Wanita kucing berwarna putih menunduk hormat kepada Natya. Setelahnya dia meletakkan nampan dengan kain merah kepada wanita kucing disebelahnya. "Mari putri."
Natya mengangguk, mengikuti kemana perginya wanita kucing, dia melangkah meninggalkan semua makhluk yang tengah menunduk hormat kepadanya.
Setibanya didepan kastil, papan kayu sebagai jembatan perlahan turun, menutupi aliran air yang dipenuhi ikan piranha yang siap memangsa siapa saja yang terjatuh kesana. Setelah jembatan itu mendarat dengan sempurna, wanita kucing itu kembali melangkah. Natya hanya mengikuti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cahaya Transmigrasi✓
FantasíaJiwa Natya memasuki dunia antah berantah yang hanya terdapat dalam cerita dongeng fantasi. Perkenalkan namanya Natya Bia Alexian. Dirinya yang usai kabur dari asrama bertemu dengan sosok laki-laki yang membantu dirinya. Bingung akan bermalam dimana...