Bab 36 guillotine

220 35 2
                                    

_𝖘𝖊𝖑𝖆𝖒𝖆𝖙 𝖒𝖊𝖒𝖇𝖆𝖈𝖆_

Langit merah begitu indah dengan awan-awan bergelombang. Ilalang panjang menari-nari mengikuti alunan angin yang berhembus. Bunga warna-warni bermekaran, serta burung-burung berkicauan dengan merdunya pada ranting pohon-pohon tinggi. Natya tersenyum memandang pemandangan yang begitu indah didepannya.

Dari kejauhan Natya melihat seorang wanita duduk dengan rambut hitam berkibar mengikuti arus angin didekat padang ilalang, ia memandangnya begitu lekat. Merasa penasaran siapa wanita itu. Natya melangkah lebih dekat dengan wanita itu. Langkahnya membuat gaun dan rambutnya berkibar mengikuti angin.

Tepat disamping wanita itu, Natya melihat jelas wanita berambut hitam itu merangkai bunga untuk dijadikan mahkota. Saat itu juga si wanita menoleh. Natya melototkan matanya, bibirnya bergetar mengucap kata. "Mama?"

Natya menjatuhkan dirinya memeluk wanita itu dengan penuh tangis haru. "Mama, aku rindu."

Wanita yang diduga ibunda dari Natya membalas pelukan anaknya, mengusap rambut gelombang Natya yang panjang menghitam. Fisiknya sekarang bukanlah Putri Rubliena melainkan tubuh Natya sendiri. Ibunda Natya memeluknya dengan senyuman rindu.

Natya melepaskan pelukannya. "Mama, apa aku disurga?"

Ibunda Natya menggeleng, mengusap rambut anaknya yang panjang. "Tidak sayang."

"Lalu mengapa aku bisa bertemu Mama? Apa aku sudah meninggal juga?"

"Kau masih hidup sayang, aku hanya mampir ke duniamu."

Mata coklat Natya berkaca-kaca. "Kenapa? Kenapa Mama baru menemuiku? Aku sangat rindu Mama!" Air matanya menetes setelah mengatakan rindu.

Ibunda Natya menyusap air mata anaknya dengan senyuman. "Selama ini kau mampu menjalani kehidupanmu tanpa Mama."

Natya menggeleng. "Aku tidak mampu Ma! Aku mau kita sama-sama. Aku tidak mau hidup sendiri seperti ini, aku mau sama Mama terus."

Ibunda Natya menyelipkan rambut anaknya pada telinga. "Dengarkan Mama ya. Kamu bisa bertahan karna kamu mampu, kamu kuat sayang! Mama percaya sama takdir yang kamu jalani, Mama yakin anak Mama pasti bisa menjalani kehidupan ini."

"Tapi aku sekarang lemah Ma!"

"Mama tahu. Maka dari itu Mama menemuimu, Mama tahu kamu sekarang butuh Mama."

Natya memeluk Mama-nya kembali. "Aku mau Mama terus bersamaku. Mama jangan tinggalkan aku lagi ya.."

"Mama selalu dekat dengan kamu, sayang."

Natya lepaskan pelukannya,  menatap kedua mata ibunya dengan tatapannya heran. Natya merasakan ada hal yang berbeda dari ibunya. "Siapa kamu sebenarnya?"

Tautan alis terlihat pada wajah ibunya. "Sayang, apa maksud kamu?"

"Siapa kamu? Aku tahu kamu bukan Mamaku!"

"Sayang ini Mama!" Wanita yang diduga ibunda Natya berniat mengelus rambut hitam milik anaknya, namun Natya langsung menepis tangan tersebut.

"Kamu pikir aku tidak bisa membedakan Mamaku?"

"Yah ketahuan." Seorang wanita berambut hitam yang dikira sebagai ibunda dari Natya berubah wujud menjadi seorang nenek-nenek dan Natya mengenalinya.

Cahaya Transmigrasi✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang