_𝖘𝖊𝖑𝖆𝖒𝖆𝖙 𝖒𝖊𝖒𝖇𝖆𝖈𝖆_
Entah apa yang sedang terjadi, Natya terbaring di dalam kereta kuda yang asing. Saat kereta tersebut berguncang, Natya langsung membuka matanya pelan, terkejut mendapati dirinya sudah berada di dalam kereta kuda yang sangat sederhana. Dia bagaikan dalam kotak. "Adnan! Adnan!!"
"Tenanglah! Aku disini!" Adnan mendengar teriakan Natya. Sedangkan dirinya sedang mengendarai kereta kuda.
"Mengapa aku bisa disini?"
"Kau sempat tertidur. Aku tidak tega membangunkanmu, lalu kubawa saja dirimu."
Natya berpikir sejenak tentang perkataan Adnan. Yang sebenarnya terjadi ketika Natya membaca buku, dia memasuki dunia cerita sejarah hingga tertidur tanpa sadar, membuat Adnan langsung membawanya pergi ketika menyadari ada makhluk lain yang akan datang ke gubuknya.
"Lalu kereta ini milik siapa?"
"Kereta kuda ini milikku, memang sangat sederhana, tapi sudah memiliki fasilitas penghangat ruangan dan pendinginnya. Jadi kamu akan nyaman di dalamnya, walaupun tidak ada kursi." Adnan masih memfokuskan pandangannya ke depan mengendarai kuda.
"Mengapa kau punya kereta kuda?"
"Sudahlah kamu tidak perlu menanyakan hal itu!"
Natya mengintip dari sela-sela kayu, melihat keadaan di luar, namun dirinya hanya melihat pepohonan yang sudah ditutupi oleh salju. Sempat terbesit dalam benaknya bahwa tempat tersebut bukanlah pemukiman melainkan sebuah hutan. Natya membelalakkan matanya tidak mengerti maksud Adnan membawanya kabur sejauh ini. "Sebenarnya kita akan kemana?"
"Duduk dan diamlah! Aku sedang fokus mengendarai! Jika kamu lapar bukalah lemari kayu kecil di pojok! Aku sudah meletakkan makanan disana."
Natya sejenak melirik kearah kotak kayu, namun dirinya tidak lapar. Sebenarnya Natya takut kabur dari istana dengan cara seperti ini, apalagi dirinya sudah merasakan hampir mati di guillotine yang menjadi tempat hukumannya. Namun dia juga bingung jika harus membantah Adnan, lelaki itu yang selama ini membantunya, bahkan terjebak bersamanya di dunia Horqiword.
Selama diperjalanan, Natya hanya diam mengamati sekitarnya dengan cara mengintip sela-sela kayu tanpa mengoceh pada Adnan yang sibuk mengendalikan kuda. Dan ketika lapar Natya membuka lemari kecil, terlihat seperti kotak untuk mendapatkan makanan.
Seketika kereta kuda milik mereka memasuki sebuah terowongan yang cukup gelap hingga tidak ada satupun cahaya yang masuk ke dalam kereta kuda mereka. "Adnan! Ini dimana?" Natya panik.
"Kau tenang saja!"
Natya kembali terdiam berharap cahaya kembali muncul meneranginya. Tak lama kereta kuda kembali mendapatkan cahaya matahari yang amat cerah membuat Natya langsung mengintip, melihat area luar kereta. Namun yang dia lihat kini bukanlah hutan berselimut salju, melainkan hutan yang amat indah bagaikan musim semi dengan bunga-bunga kecil yang bermekaran.
Natya tidak percaya apa yang sedang dilihatnya. Kepalanya juga berpikiran bagaimana hal itu bisa terjadi sesingkat ini? Hingga tak lama Adnan menghentikan kereta kudanya, membuat Natya terkejut dan langsung berpegangan area dinding kereta.
Adnan turun dari bangku kusir bergegas membukakan pintu belakang untuk Natya. Saat pintu telah terbuka Natya masih tetap memegang sisi dinding kereta. Dia sangat takjub melihat keindahan desa tersebut, ditambah desa itu tidak mengalami musim dingin di saat desa yang lain tertimpa butiran salju yang turun dari langit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cahaya Transmigrasi✓
FantasyJiwa Natya memasuki dunia antah berantah yang hanya terdapat dalam cerita dongeng fantasi. Perkenalkan namanya Natya Bia Alexian. Dirinya yang usai kabur dari asrama bertemu dengan sosok laki-laki yang membantu dirinya. Bingung akan bermalam dimana...