Bab 6 pesta

561 115 16
                                    

_𝖘𝖊𝖑𝖆𝖒𝖆𝖙 𝖒𝖊𝖒𝖇𝖆𝖈𝖆_

Natya kini berjalan mondar-mandir didalam ruangan Eina. Eina yang keheranan mulai menanyakan tingkah sang putri. "Ada apa putri?" Ucapnya berdiri mengamati.

Langkah Natya kini beralih kearah Eina, menghentikan langkahnya tepat didepannya. "Aku menemui seseorang beberapa waktu lalu, dan ternyata dia seorang bangsawan. Bahkan dia adalah pangeran kerajaan Ventera."

"Lalu mengapa putri terlihat cemas?"

"Sudahlah lupakan!" Natya beralih ke kasur. "Aku ingin beristirahat sampai acara malam tiba." Peringatnya pada Eina yang masih terdiam melihat sang putri yang bertingkah aneh.

Natya bingung dengan dirinya sendiri, apakah dia salah mengatakan, atau bersikap kepada pangeran Ventera? Dunia kerajaan sudah seperti dunia orang dewasa, semuanya penuh rahasia, kelicikan, dan tidak ada kepercayaan. Bagaimana dirinya bisa kembali kedunianya? jika dia tidak mempercayai makhluk Horqiword untuk membantunya. Apalagi mengingat dunianya yang merasa terhianati oleh kata keluarga. Adik dari papanya sendirilah yang mencanakan pembunuhan kedua orangtuanya dengan kecelakaan. Sebuah bukti tidak sengaja dia temukan, dari situlah Natya semakin tidak mempercayai dunia yang kini dia pijak.

Malam hari pun tiba, acara yang ditunggu para bangsawan akhirnya terlaksana. Natya kini tengah bersiap menghadiri acara dansa yang digelar pada malam itu.

"Apakah pakaian ini cocok untukku Eina?" Natya menatap cermin, menampakkan pakaian yang sangat elegan dengan manik-manik berkilau tersebar pada gaun birunya.

"Gaun ini sangat indah untuk pesta dansa, putri. Siapa tahu putri akan menemukan pasangan karna gaun ini." Senyum Eina mengembang setelah mengatakan itu. Dirinya tidak sabar akan melihat putri Rubliena versi kecil.

"Eh, hilangkan pikiran itu Eina. Cepat ganti pakaianku! Ini terlalu glamor." Natya tidak tahu berapa umur raga putri bangsawan ini. Yang dia tahu dirinya hanya seorang gadis yang baru menginjak umur 16, tentu membuatnya tidak akan memikirkan pasangan ataupun pernikahan. Sekarang dia hanya ingin kembali kedunianya, memeluk Omanya yang sudah menunggu kehadirannya kembali.

Mendapatkan sebuah perintah mengecewakan, Eina tetap mematuhi keinginan sang putri. Dia segera mencari gaun lain yang dapat putri Rubliena kenakan. Namun belum sempat dia menemukan sebuah gaun yang cocok, ketukan pintu terdengar membuat Natya menatap Eina.

"Eina, siapa?"

Eina segera menghentikan aksinya. "Tidak tahu putri. Saya akan membukanya." Eina melangkahkan kakinya kearah pintu, memegang handle pintu dan menariknya. Memperlihatkan makluk dengan mahkota yang tampak marah dibalik pintu tersebut. "Yang mulia." Eina segera menunduk hormat setelah tahu makhluk dibalik pintu adalah Raja Snothy Aendevour.

Raja melangkahkan kakinya memasuki ruangan tersebut setelah melihat putrinya asik bercermin, tanpa perizinan Eina sebagai penghuni tempat tersebut.

Natya yang menyadari kehadiran Raja membuatnya menunduk hormat kepadanya.

"Mengapa kau selalu menghindariku, anakku?"

Natya diam sejenak, kemudian balik bertanya. "Kenapa yang mulia mengatakan itu?"

"Apakah kau membenciku sekarang? Kau mengganti kata ayah untuk memanggilku." Raja menatap mata putrinya dalam-dalam.

"Bukan begitu yang mulia, maksudku... Ayah." Natya berkedip gugup, dirinya memang membenci Raja. Namun soal panggilan, dirinya tidak mengetahuinya jika putri Rubliena memanggil Raja dengan sebutan Ayah, maka dari itu dia lebih sering menggunakan kata yang mulia.

"Aku tahu kau tidak menyukai kejadian waktu lalu. Aku hanya khawatir akan bayi itu, anakku. Aku selalu menyayangimu. Semoga kau dapat mengerti."

Natya menatap Raja untuk menemukan sesuatu dibalik matanya, ucapan Raja yang lembut membuatnya terlena dalam kalimatnya. "Iya Ayah."

Cahaya Transmigrasi✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang