Bab 37 memanfaatkan kesempatan

212 35 1
                                    

_𝖘𝖊𝖑𝖆𝖒𝖆𝖙 𝖒𝖊𝖒𝖇𝖆𝖈𝖆_

Setelah melihat pemenggalan pengawalnya sendiri Raja Snothy memerintahkan ajudannya. "Bawakan kereta tahanan kemari!"

Si ajudan ras ular piton menunduk hormat. "Baik yang mulia." Kemudian pergi dari lokasi.

Banyak masyarakat yang merasa jengkel terhadap Selir Gia yang mengandung bayi pengawalnya sendiri namun mengaku bahwa kandungannya adalah anak dari sang Raja. Selir Gia dilempari batu-batu kerikil oleh masyarakat yang masih berdiri menunggu giliran Selir Gia berada di bawah pisau guillotine setelah kematian pengawal tersebut.

Tubuh pengawal tanpa kepala itu langsung dikeluarkan dari bilah kayu guillotine. Dan jasadnya diletakkan begitu saja di sebelah Selir Gia. Wanita itu menangis terseguh-seguh melihat ayah dari bayi yang dikandung meninggal dengan cara yang tragis bahkan dari tangannya sendiri. Aliran-aliran dendam dari tubuhnya mengalir begitu melihat jasad si pengawal, ditambah Putri Rubliena hanya menontonnya di luar area lingkaran.

Selir Gia mengelus perutnya ketika merasakan kesedihan dan juga amarah yang menjadi satu. Namun dia tak dapat melakukan apa-apa, dia bukan lagi selir yang dapat memerintah siapapun yang bekerja di istana.

Tepat setelah kedatangan kereta tahanan, kedua tangan Selir Gia diangkat oleh dua pengawal ras ular dari sisi kanan dan sisi kiri hingga membuatnya langsung berdiri dari duduk dengan paksa.

Selir Gia yang mengira dirinya akan mendapatkan perilaku sama seperti pengawal sebelumnya sontak berteriak. "Bagaimana dengan bayiku?" Pandangannya beralih kepada putri Rubliena dan Raja Snothy. "KALIAN TIDAK AKAN PERNAH HIDUP TENANG SETELAH KEMATIANKU!"

"Sayangnya kau tidak akan mati sekarang." Ucapan Raja membuat masyarakat kecewa dengan keputusan tersebut. "Bawa dia!"

Selir Gia dan juga masyarakat sekitar sama sekali tidak mengerti apa yang dimaksud Raja, namun pengawal yang memegang kedua tangan Selir Gia langsung membawa wanita itu untuk memasuki kereta tahanan yang tidak mungkin untuk kabur ketika di perjalanan.

"LEPASKAN AKU!"

Pengawal tersebut langsung menutup pintu kereta tahanan  sehingga suara dari luar ruangan tidak akan mungkin terdengar di dalamnya, memungkinkan Selir Gia tidak mendengar percakapan di luar ruangan tersebut.

"Selir Gia akan diasingkan ke suatu tempat yang tidak ada penduduk di sana. Siapapun yang mencoba menolongnya, termasuk pelanggaran terhadap perintah kerajaan, dan setiap yang melanggar harus dikenakan hukuman yang seberat-beratnya."

Seluruh masyarakat yang hadir langsung mengerti. Setelah acara tersebut selesai semua makhluk berbagai ras hewan berhamburan meninggalkan lokasi dan melakukan aktivitas seperti aktivitas biasanya. Natya cukup kaget dengan apa yang ia lihat hari ini, seandainya saja dirinya mati di guillotine waktu itu mungkin tidak ada satupun orang yang akan membantunya, bahkan jasadnya mungkin seperti pengawal tersebut yang hanya diletakkan begitu saja dan ditinggal tanpa ada yang membawanya untuk dikuburkan ataupun dikremasi.

Natya cukup tercengang dengan sikap Raja yang begitu kejam, bahkan membiarkan pengawal itu tergeletak sendiri di dalam lingkaran tanpa semakhlukpun yang mendekat. Bahkan anehnya semua makhluk merasa hal itu sudah cukup biasa.

"Ayah!" Natya langsung menghentikan langkah Raja yang akan meninggalkan lokasi. "Bagaimana dengan nasib Selir Gia nantinya? dia bisa saja membuat hidup kita tidak tenang seperti ucapannya."

Cahaya Transmigrasi✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang