Bab 39 ramuan yang diharapkan

213 33 5
                                    

_𝖘𝖊𝖑𝖆𝖒𝖆𝖙 𝖒𝖊𝖒𝖇𝖆𝖈𝖆_

Salju tebal terhampar di sepanjang jalan. Natya dan Pangeran Victor masih melajukan kudanya menuju desa Linblim untuk menemui penyihir. Mereka berjalan menuju desa itu dengan hati yang berdebar-debar, mereka tahu bahwa petualangan ini akan membawa mereka ke dalam situasi yang tidak pasti.

Natya masih saja mengantongi batu merah yang akan digunakan sebagai bahan ramuan tersebut. Berharap perjalanannya kali ini tidak sia-sia.

Sekian lama mereka menunggangi kuda, senja mulai menyelimuti pemandangan. Mereka sengaja melewati jalan yang berbeda dari waktu pertama kali Natya menginjakkan kaki di desa Linblim. Saat mereka mendekati desa Linblim, mereka melewati sebuah jalan sempit yang tertutup oleh lapisan salju yang semakin tebal, dengan niatan agar perjalanan mereka cepat sampai, namun harapan mereka langsung hilang ketika melihat sekelompok makhluk bersenjata dengan pedang dan tombak muncul di tengah jalan.

Sebelum sekelompok makhluk tersebut menyadari mereka berdua, seketika Pangeran Victor bertranformasi menjadi anak kecil dengan ekor yang bergoyang riang tepat didepan wanita itu, Natya cukup tercengang dibuatnya hingga mulutnya tak henti-hentinya terbuka lebar. Ia tak menyangka makhluk gagah dan tampan seperti Pangeran Victor bisa berubah menjadi anak kecil dalam seperkian detik.

Belum sempat bertanya pada Pangeran, salah satu kelompok dari makhluk itu menyadari keberadaan Natya yang berjalan ke arahnya. Natya berusaha setenang mungkin mengendarai kudanya, tangan kirinya juga memegangi tubuh pangeran yang sudah menjadi anak kecil umur 4 tahun.

"Nona! Kau akan kemana?" Tanya salah satu dari makhluk tersebut yang menyerupai binatang serigala seutuhnya.

"Kami hanya ingin ke desa Linblim."

"Kau tahu nona! Disana sangat berbahaya, Kembalilah ketempatmu. Kau bisa kembali esok nanti."

Ucapan salah satu di antara mereka membuat Natya bimbang untuk melanjutkan perjalanannya. Ia berpikir dirinya tidak akan bisa melewati jalan tersebut untuk menuju desa Linblim.

Victor yang merasakan kebingungan dari wanita di belakangnya membuatnya menoleh kebelakang. "Kakak dingin!"

Natya mengalihkan pandangannya pada Victor yang memberikan kode agar tetap melanjutkan perjalanan. Natya mengerti sekarang. "Em, sabar ya! Sebentar lagi kita akan sampai kerumah nenek."

"Nenek?" Seru mereka.

Salah satu makhluk bertubuh besar dengan tanduk panjangnya melangkah mendekati mereka. Ia mendekati anak kecil tersebut. "Siapa namamu anak kecil?"

"Victor, tuan." Victor sama sekali tidak ada bedanya dengan anak kecil yang lain. Wajah polosnya mampu membuat mereka tidak merasa curiga dengan anak singa itu. "Bisakah kami melewatinya tuan-tuan? Kakakku sudah menunggangi kuda sejak siang tadi. Kurasa kakakku tidak mampu untuk kembali esok pagi. Kami membutuhkan tempat untuk beristirahat sekarang."

Makhluk yang menyerupai serigala itu berbicara ditelinga makhluk setengah rubah, kemudian makhluk rubah itu membisikan ke telinga makhluk bertubuh besar dengan tanduk panjangnya. Natya dan Victor hanya memandang mereka penuh harap. Seketika Victor mendapatkan ide. "Kakak, aku kedinginan!"

Makhluk bertubuh besar dengan tanduk panjangnya menatap Victor yang memandang wanita putih dibelakangnya. "Kalian boleh kesana! Asal lajukan kudamu menuju rumah nenek kalian, jangan kalian berhenti disuatu tempat yang menurut kalian aman. Adikmu butuh kehangatan cepat."

Cahaya Transmigrasi✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang