Hari ini hari libur. Gerimis hujan dan hembusan angin diluar, membuat gadis yang sedang tidur itu mengeratkan selimut miliknya.
Ddrttt Ddrrtt
Dengan setengah sadar dan mata yang masih tertutup, Ayra meraba ponselnya yang diletakkan diatas nakas.
"Halo?" sapa gadis itu dengan suara serak khas bangun tidur.
"Ngebo banget sih lo, kak! Cepet ke bawah. Disuruh sarapan sama Mami."
"Masih dingin, Apel."
"Apel pala bapak lo peyang!--eh eh ampun, Pi. Aduh duh. Maaf kelepasan. Hehe."
"Kak Yaya, pokoknya lo cepet ke bawah se.ka.rang! GE PE EL."
TUT.
"Adik laknat," umpatnya sembari duduk.
Mengusap mata, untuk melihat jam pada ponselnya.
08.40
Sudah hampir jam 9 ternyata. Pantas saja dirinya disuruh sarapan ke bawah.
Jujur, Ayra sangat malas ke kamar mandi pagi ini. Diluar hujan. Membuatnya sangat ingin agar berselimut diatas kasur saja. Tapi apalah daya. Bahwa itu hanya mimpi semata.
Ayra melangkahkan kaki menuju kamar mandi. Mencuci muka dan menggosok gigi sebelum turun ke bawah.
. . .
"Good morning, Mami Papi."
Gadis berpiyama biru dengan rambut cepol itu, turun dari jenjang dan mengecup pipi kedua orang tuanya yang berada di dapur.
"Morning too, sayang."
Ayra memeluk Papinya. Mendongak untuk melihat pria yang menjabat sebagai orang tuanya itu. "Papii," panggilnya manja.
"Dih, manja."
Mendengar Marvel yang menyindirnya, membuat mata Ayra serasa ingin keluar. "Apa lo?! Syirik ae Apel gosong!"
"Kenapa hm? Putri Papi kenapa?" Andra membalas pelukan Ayra. Mengusap lembut rambut putrinya.
"Dingin," cicitnya semakin mengeratkan pelukan.
"Sini, Papi peluk erat-erat biar hangat." Andra ikut mengeratkan pelukannya pada Ayra.
Selly yang melihat kelakuan anak dan bapak itu menggelengkan kepala. Sifat manja Ayra, sangat persis dengan sifatnya ketika berpacaran bersama Andra dulu.
Tangan Disa kecil, menjangkau lengan Andra yang sedang memeluk Ayra. " Papih papih HUAAAAA."
"Ye, si bocil cemburu!" Ayra melepaskan pelukannya. Berjalan kearah Selly untuk membantu wanita itu menyiapkan makanan.
Mendengar suara tangisan Disa yang menggelegar, membuat Marvel tersentak kaget dan melempar ponselnya entah kemana. "Buset cil! Gede bener suara lo," ucapnya mencubit pipi gembul milik Disa yang sudah berada di gendongan Andra.
"HUAAAA ABAAAANG! MAMIIIH ABANG CUBIT PIPI DISAAA!!"
"Sstt.. Ga boleh teriak, Sayang." ucap Andra menenangkan anak bungsunya itu.
Marvel yang sedang mengambil hp nya yang terjatuh dibawah meja, membuat kepala cowok itu terbentur karna mendengar suara raungan Disa yang tak baik untuk kesehatan telinga.
BUK!
"Awws," Marvel mengusap kepalanya pelan. Baik kakak ataupun adiknya, tidak ada yang benar.
"Eh, Sayang kamu gak papa?" Selly berjalan ke arah Marvel dengan spatula disebelah tangannya.
"Ga papa, Mih. Kayanya cuma benjol dikit."
![](https://img.wattpad.com/cover/334809128-288-k193788.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Ayra: Cerita Cinta SMA
Novela JuvenilMemang benar, masa SMA itu masa yang paling indah. Masa dimana kita mulai mengenal apa arti cinta sesungguhnya. Ayra selalu menanamkan pada pikirannya, bahwa ia tidak boleh terlalu berharap bahwa percintaannya di masa SMA akan sangat bahagia. Layak...