EPILOG

140 4 5
                                    

Tepat pukul 08.00, seluruh siswa-siswi SMA Garuda, duduk di bangku yang sudah disediakan. Para gadis tampak anggun dengan dress cantik, yang dipadukan dengan heels sebagai pelengkap. Para lelaki juga begitu. Mereka terlihat menawan dengan tuxedo yang dipadukan dengan setelan kemeja beserta sepatu putih.

Acara segera dimulai sebentar lagi. Ayra menelusuri seluruh sudut ruangan untuk mencari seseorang. Namun, ia tak kunjung menemukan.

"Nyari Heksa, ya?"

Ayra memandang Nesa yang duduk di sebelah kirinya. Gadis itu mengangguk. "Iya. Gue dari tadi nggak lihat dia."

"Ayra, itu Heksa." Maya menyinggung lengan Ayra untuk melihat ke arah yang ia maksud.

Heksa baru datang dari arah samping kanannya. Sepertinya baru balik dari toilet. Cowok itu duduk di barisan tak jauh darinya. Masih bisa ia lihat dari sini.

Ayra tersenyum memandang Heksa dari jauh. "Ganteng banget."

Sementara Nesa dan Maya saling pandang. Tak ingin merusak mood gadis itu pagi ini. Bukan lelah menghadapi Ayra. Tetapi, mereka memberi Ayra waktu untuk menikmati bahagia kecilnya hari ini.

Gue itu kalau ke sekolah, gak senang rasanya kalau gak lihat wajah dia, Nes. Kalau boleh milih sih, mending gue lihat dia setiap hari tapi nggak ngomong. Daripada ngomong sama dia, terus nggak kelihatan lagi setelahnya.

"Ayra, sebentar lagi mau mulai tuh. Gue deg-deg an banget," ucap Nesa mengalihkan perhatian Ayra.

Terlihat dua orang mc berpakaian formal, mulai naik ke atas panggung. Mereka mengawali acara pagi ini dengan; ucapan puji syukur, ucapan penghormatan, pembacaan ayat suci al-qur'an, dilanjut dengan sepatah dua patah kata dari kepala sekolah, dan dilanjut dengan pengumuman yang ditunggu-tunggu.

"Baiklah graders, sebelum masuk pada acara selanjutnya, kami ucapkan selamat kepada seluruh siswa siswi SMA Garuda yang sudah dinyatakan lulus seratus persen tahun ini! Ini adalah sebuah prestasi yang sangat membanggakan, karena angkatan ini berhasil untuk menaikkan nilai asesmen sekolah kita! Mari beri tepuk tangan yang meriah!"

Terdengar meriahnya suara tepuk tangan memenuhi aula yang mereka tempati saat ini. Setelah mereda, mc tersebut melanjutkan untuk mengumumkan siapa peringkat tertinggi di angkatan ini.

"Garuda high school, graduation today. And we want to see, who the winner is."

Jujur, Ayra merinding sebadan-badan karna saat ini lampu ruangan yang tadi terang menjadi lebih gelap seperti di bioskop. Degup jantung seluruh siswa berdetak cepat. Berdoa semoga ada salah satu nama mereka dari peringkat yang disebutkan.

"Sebuah prestasi yang sangat membanggakan. Meraih nilai tertinggi dari 400 orang yang ada. Mendapatkan rata-rata 98,2 dan surat undangan terbuka dari sebuah tempat pendidikan."

Backsound yang sengaja di putar, membuat suasana sangat menegang. Mereka menerka-nerka siapa orang yang dimaksud. Apakah dari kelas mereka atau bukan? Apakah seorang ketua dari salah satu ekstrakurikuler? Dan semuanya harus menyiapkan diri untuk menerima kenyataan, jika seandainya bukan nama mereka yang dipanggil.

"Selamat kami ucapkan kepada..."

Ayra memegang tangan Nesa dan Maya yang ada disampingnya. Genggaman tangan mereka, bertaut sangat erat. Bohong jika mereka tidak berharap ingin menempati posisi tersebut.

"HEKSA ALBARA DAVENDRA! Merupakan siswa dari kelas 12 MIPA 4, dan berhasil untuk melanjutkan pendidikan ke Akademi Kepolisian Semarang!"

Heksa menatap tak percaya ke arah panggung. Apakah itu namanya? Benar namanya? Semua orang memberi tepuk tangan yang meriah sambil menyoraki nama Heksa.

Diary Ayra: Cerita Cinta SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang