26. Pertanda (?)

146 7 11
                                    

Sepulang dari danau tadi, Ayra merasa perasaannya sedikit membaik. Tapi ada satu hal yang mengganjal dihatinya.

Dirinya, merindukan Heksa. Entah kenapa, gadis itupun tidak tau. Tiba-tiba saja rindu dengan cowok tersebut.

Ayra mengambil ponsel yang ia letakkan di meja sebelah ia duduk. Memandang langit indah dari balkon kamar malam ini.

Gadis itu membuka galeri. Nesa sempat mengirimkan satu buah foto pada nya waktu itu. Satu, tapi spesial.

Setelah menemukannya, Ayra tersenyum. Itu fotonya bersama Heksa yang berjalan di koridor sekolah waktu membantu Heksa izin pulang dengan alasan cowok itu sesak napas. Padahal alasan utamanya, karna Heksa ingin cabut bersama teman-temannya. Karna tak tega, alhasil Ayra jadi luluh dan bersedia untuk membantu.

"Gue heran. Kenapa ya, akhir-akhir ini perasaan kangen gue ke lo muncul terus?"

Gadis itu membuka aplikasi instagram-nya. Memasukkan foto dirinya dan Heksa yang difotokan oleh Nesa, untuk di post di story. Ditambah dengan caption yang ia buat sesuai dengan kondisi hati nya saat ini.

Boleh nggak kalau gue bilang kangen sama lo? Gatau kenapa akhir-akhir ini bawaannya pengen peluk lo huhu. Padahal kan kita ketemu terus ya.

Btw, ingat gak ini foto kapan? xixi lucu ya. Lo bisa banget akting sesak napasnya waktu minta izin pulang padahal mau cabut sama temen-temen lo wkwk.

Yang jelas, sayang banget sama lo, Heksa Albara Davendra.

Setelah menata letak tulisannya dan merasa estetik, akhirnya Ayra memposting foto tersebut ke cerita teman dekat.

Bertepatan dengan satu pesan masuk, dan ponselnya mati malam itu.

Malam yang akan jadi penyesalan baginya karna tidak sempat melihat pesan masuk tersebut.

. . .

Ternyata, ini arti rasa kangen nya terhadap Heksa yang terus datang akhir-akhir ini.

Dari awal ia sudah menduga, bahwa ada pertanda dibalik semua ini.

Bangun tidur, ia sudah dikagetkan dengan satu pesan masuk dari Heksa yang tak sempat ia baca tadi malam karna ponselnya mati.

Heksa
ayra, gue mau bilang makasi sebanyak-banyak nya sama lo. makasi udah bantuin gue selama ini ya. makasi karna udh mau jadi tmn yang baik.

gue bruntung punya tman kaya lo, ares, dan nesa.

gue pamit ya. gue minta doanya buat selamat sampai tujuan. mama papa ada urusan di luar yang bakal makan waktu lama banget. jdinya, gue harus homeschooling.

oh ya, satu lagi...gue minta tolong sama lo buat bisa jadi temen nadya ya? tolong gue buat jaga dia. dia kesepian. maaf krna gue selalu ngerepotin lo, Ayra Seana.

makasi Ayra. gue sayang lo.

sebagai sahabat.

gue pasti bakal kangen sama kalian semua.

"I-ini serius?" tanya gadis itu pada dirinya sendiri dengan lirih. Tatapannya kosong kedepan, dan setetes air mata jatuh membasahi pipinya.

Ia sudah membalas pesan itu dengan bertanya Heksa akan pergi kemana. Tapi hanya ceklis satu yang menjadi jawabannya. Nomor cowok itu mati.

Ayra mengambil figura dirinya dan Heksa sewaktu kecil yang selau ia letakkan di atas nakas. Mengusap pelan wajah itu sebelum akhirnya air matanya mengucur dengan deras.

Diary Ayra: Cerita Cinta SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang