FOLLOW SEBELUM MEMBACA!
SEQUEL PERJODOHAN MANTAN
BISA DIBACA TERPISAH!
****
Dunia Zionathan adalah Brianna.
Dunia Brianna adalah Zionathan.
Yah, setidaknya itu yang dikatakan orang-orang di sekitar mereka yang selalu merasa bahwa mereka lebih dari...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•°★
Anne menyikut lengan Maisya, menatapnya dengan tatapan jahil. Maisya yang sibuk mencatat itu menoleh karena merasa terganggu.
"Apa sih, Anne?"
Anne menunjuk ke arah luar kelas, di mana Zionathan tengah menunggunya bersama dengan Jo juga Jarrel. "Ditunggu pacar tuh."
Maisya mengerling mendengar ucapan Anne itu. "Bisa stop gak? Lo udah begini selama seminggu. Gak bosen godain gue mulu?"
Anne terkekeh kecil. "Gak. Asik liat temen jilat ludah sendiri."
"Kurang ajar lo..." gumamnya.
"Apa gue bilang? Lo berdua tuh pasti deh jadian, eh taunya sekarang beneran. Sok-Sokan sih bilang gak sukalah, cuma temenlah."
"Iya deh, iya....Emang paling enak jilat ludah sendiri."
Anne tersenyum dan kembali mendekat. "Jadi, Bri sama Zio gak ada apa-apa, kan? Udah terbukti."
Maisya mengangguk perlahan. "Mungkin."
"Lha? Kok mungkin? Ya, udah pasti gak ada apa-apa. Orang dia udah nembak lo juga."
Maisya menutup buku catatannya, tidak tertarik lagi untuk mencatat. "Mereka tetep aja sahabat dekat dan Brianna udah kenal Zio dari kecil. Mereka aja tinggal bareng sekarang. Gak ada yang tau ke depannya gimana."
"Hmm...setuju sih. Lagian, kenapa sih harus tinggal bareng? Sekalipun sahabat dari kecil, tetep kurang etis aja gak sih? Dikira kita tinggal di USA?"
Maisya mengedikkan bahunya. Dia tidak mau asal nilai. Yang penting, dia akan mempercayakan semuanya pada Zionathan. Jika Zionathan sudah mengatakan bahwa
mereka hanya sahabat dan dia hanya menganggap Brinna sebagai adik, maka tidak ada alasan bagi Maisya untuk meragukan itu.
"Mungkin karena udah saking deketnya kali. Ditambah mereka itu udah kayak kakak dan adik, Anne. Gue percaya sama Zionathan."
Anne berdecak kecil. Temannya ini sangat berpikiran positif. Masalahnya, tidak mungkin tidak akan terjadi apa-apa ketika dua manusia dengan gender berbeda tinggal di satu atap. Logika saja, bukan?
"Percaya boleh, tapi jangan naif juga."
"Mau ngobrol sampai kapan? Udah pada keluar ini. Lo ngobrol sendiri aja deh, ya. Gue mau pacaran. BYE!"
"Heh! Mau ke mana?! Jangan tinggalin-"
Anne terperangah melihat Maisya sudah berada di pelukan kekasihnya. Tidak ia sangka ia akan melihat sisi Maisya yang seperti ini. Sialan sekali.
Anne sibuk misuh-misuh dalam kelas, sementara Maisya sudah anteng dalam pelukan Zionathan, membuat Jo dan Jarrel seketika menyesali keputusannya untuk menemani Zionathan menunggu kekasihnya.