[END]
"Jodoh gue itu sugar daddy. Om-om kaya berduit, gak ada modelan beban keluarga kayak gitu.."
"Elehh.. emang ada om-om yang mau sama lo?"
"Eh jangan salah. Gue cantik lhoo.."
***
Khansa Jovanka, gadis yang duduk dikelas 12 SMA. Sang papah mende...
Decitan pintu kamar mandi terdengar ketika Darren keluar dari kamar mandi selesai membersihkan badan. Ia melirik Ansa yang masih terlelap diatas tempat tidur dengan kedua sudut bibir terangkat, melihat wajah bantal Ansa yang menurutnya lucu.
Ia lalu berjalan kearah lemari dengan keadaan badan setengah polos, hanya menggunakan handuk putih yang menutupi bawah dengan atasan tanpa mengenakan sehelai benang pun.
"Huamm!" Gadis itu meregangkan otot-otot, keningnya berkerut ketika matahari memapar wajah nya dari sela-sela gordeng. Ia bangkit menjadi duduk, menyapu pandangan ke sekitar.
Sudah hampir 4 hari Ansa tidur dikamar yang sama bersama Darren, rasanya ia mulai sedikit terbiasa. Walau awalnya, rasa was-was terus menghantui dirinya ketika tidur disamping pria itu.
Ansa melirik Darren yang baru mengenakan celana hitam panjang dengan atasan tidak mengenakan apapun dengan mata yang masih berat.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jantungnya terceplos ketika melihat Darren berbalik sehingga perut sixpack pria itu terpampang jelas, membuat mata Ansa yang tadinya berat kini membuka. Langsung seger.
Eh tidak tidak!
"AAAAA!!" teriak Ansa menutupi wajah dengan selimut. Agak telat.
Darren langsung menoleh kearah gadis itu yang ternyata sudah bangun. "Kenapa?" Tanyanya tak berdosa.
"Aduh ... Om, pake baju dong, mata suci saya jadi ternodai gini 'kan!" Gerutu Ansa dibalik selimut. Darren menunduk melihat tubuh atasnya yang masih polos, ia seketika tertawa melihat tingkah Ansa membuat gadis itu berdecak kesal.
"Gak lucu!" Ansa tajam.
Ansa mengerjab-ngerjab ketika tidak mendengar suara apapun lagi dari Darren, membuat ia kebingungan. Apakah Darren sudah pergi?
Ragu-ragu Ansa memberanikan diri mengintip Darren, hanya memastikan apakah pria itu sudah pergi atau tidak? Lalu mengapa hening sekali.
Ansa terperangah kaget memundurkan sedikit tubuh ketika pandangannya bertemu dengan Darren yang tiba-tiba saat mencondongkan tubuh dihadapan nya. Darren menatap mata gadis itu lekat sambil menyelidiki lekuk wajahnya. Susah payah Ansa meneguk ludah, ia dapat merasakan jantung yang berdegup kencang melihat tubuh ideal Darren. Ditambah tatapan pria itu berhasil membuatnya tersipu malu.
"Hey?" Panggil Darren lembut, membuyarkan lamunan Ansa.
Ansa tersadar, langsung mendorong dada kokoh Darren yang topless untuk menjauh. "Apaan deh, Om? Pake baju sana, ih!" sungut gadis itu memalingkan pandangan, bergerutu. "Bikin orang kaget aja."
Darren lagi-lagi tertawa. Apa sih yang lucu? Batin Ansa mendumel kesal. Pria itu kembali berjalan kearah lemari yang terbuka, lalu mengenakan kemeja putih tak lupa bersama jas nya.
"Ayo cepat bersiap. Apakah kamu tidak ingin sekolah?" tanya Darren mengenakan dasi, berdiri di depan cermin besar.
"Iya iyaa, ini saya mandi." Ansa bangkit lalu segara masuk kedalam kamar mandi.