13. Coffe shop

12.3K 618 16
                                    

Brak!

Orang-orang disekitar tribun terperangah begitupun Rabea and the geng, spontan menoleh kearah sang pelaku. Darren membanting botol air mineral yang dia bawa tadi dengan kesal.

Kening Rabea mengerut, merasa tidak asing dengan pria itu. Ia rasa mereka pernah berjumpa sudah lama sekali. "Anjing. Siapa tuh om-om?" Rabea berbisik kepada Kevi.

"Tahu tuh. Katanya dia disini walimurid. Mau lihat pertunjukan siswi disini yang katanya istri dia." jawab Kevi berbisik.

Rabea tersentak kaget. "Istri?!" ulangnya tak percaya.

Kevi mengangguk-angguk mencoba msnyakinkan Rabea. "Tahu tuh siapa ceweknya. Dia nggak sebut nama," ucap Kevi.

Rabea menatap Darren yang menatap ketengah lapangan dengan lekat. Firasatnya, ia sungguh yakin bahwa mereka pernah berjumpa sebelumnya,tapi Rabea tidak yakin dimana dan kapan.

***

Gadis itu menyeka keringatnya yang kesekian kalinya, ia berlari keluar dari ruang ganti langsung menuju kelapangan mencari Rabea.

Disisi lain. "Kamu kelas berapa?" tanya Darren kepada Rabea.

Gadis itu mengangkat kedua alis bersamaan menunjuk diri sendiri. "Saya? Kenalin om, nama saya Narabea Juandamian. Anak kelas 12 IPS 3, yang cantik, bahenol, tidak sombong serta rajin menabun." ycap Rabea memuji dirinya sendiri penuh percaya diri.

Kevi and the geng menatap Rabea jijik. "Najiss anying!" timpal Kevi menoyorkan kepada gadis itu.

"Berisik lo!" sambar Rabea.

Darren mengangguk paham. Menengok kesana-kemari mencari seseorang. Dan akhirnya orang dia cari datang.

"RABEAA!" panggil Ansa datang menghampiri mereka dengan nafas tersengal-sengal.

"Gue cariin lo daritadi." ujar Ansa lelah. Rabea menyodorkan botol air mineral yang masih disegel, langsung dirampas oleh gadis itu.

Ansa meneguk air mineral cepat hingga tersisa seperempat,ia menyeka sudut bibir.

"Gimana sa. Kapan lo balikan sama si Aaron?" cetus Kevi membuat Ansa, Rabea dan Darren menoleh bersamaan.

"Apaan sih. Mantan ya mantan aja, kalau udah jadi sampah buat apa juga dipungut lagi. Mending cari yang baru," tungkas Ansa mendapatkan anggukan kepala Rabea. Setuju banget!

"ANJAY BADASS!" seru Kevi dkk.

Darren tersenyum miring. Entah kenapa dia senang mendengar hal itu. Namun sepertinya Ansa masih belum menyadari kehadirannya.

"Oh iya sa, gue mau tanya deh. Lo kenal gak sih, si om-om yang duduk dibelakang si Kevi. Kayak gak asing," Rabea menarik bahu Ansa lalu berbisik.

Ansa menengok kearah tunjuk Rabea. Seketika bola matanya membulat lebar, pandangan dia bertemu dengan Darren yang sejak tadi memandangnya. Mereka berdua bertukar pandang tanpa jeda. Gadis itu menelan ludah susah payah.

'Om lagi ngapain disini?!'

Darren mencoba membaca gerak-gerik bibir Ansa. 'Kepo!' Balasnya membuat gadis itu berdecak, Darren terkekeh geli.

Sebuah tangan menarik Ansa membuat siempunya berbalik lalu menatap sang pelaku begitupun teman-temannya. Dia Aaron.

"Ansa gue mau ngomong sama lo." ucap Aaron menatap Ansa serius.

Gadis itu menepis tangan Aaron. "Gak usah pegang-pegang. Gue udah gak suka sama lo." tekan Ansa penuh dendam.

"Tapi gue masih sayang sama lo. Kenapa sih lo dengan mudahnya lupain gue? Gue cuma cinta sama lo, enggak ada yang lain."

Hai Om! Husband?! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang