[END]
"Jodoh gue itu sugar daddy. Om-om kaya berduit, gak ada modelan beban keluarga kayak gitu.."
"Elehh.. emang ada om-om yang mau sama lo?"
"Eh jangan salah. Gue cantik lhoo.."
***
Khansa Jovanka, gadis yang duduk dikelas 12 SMA. Sang papah mende...
Ansa masuk kedalam kamarnya menjatuhkan tubuh gadis itu keatas kasur. Rasanya dia masih tidak percaya seorang om-om yang baru beberapa kali dia temui sudah mengajaknya tinggal satu atap, ya walau ini bukan hubungan sah tapi tetap saja kan, Ansa seperti di seret oleh om-om kaya raya yang jauh lebih tua darinya.
Ia melirik jam dinding yang ada disudut kamar, gadis itu kembali bangkit.
Ansa melebarkan tangan sambil menguap. "Huam... Mandi dulu deh," Gumamnya masuk kedalam kamar mandi.
***
Setelah selesai mengemasi beberapa barang-barang seperti baju dan perlengkapan penting lainnya, Ansa naik ke atas kasur lalu bersiap untuk tidur setelah mematikan lampu.
Keesokan harinya, seperti yang udah dijadwalkan Ansa di telfon oleh seseorang yang mengaku seorang sekertaris dari Pria yang mengajak dia tinggal satu rumah.
Setelah dikabarkan, Ansa membawa barang-barangnya ke lantai bawah dan menunggu di teras.
Untung sang papah sudah pergi tadi pagi sekitar jam empat untuk kembali dinas diluar kota sekitar satu bulanan. Alhasil dia tidak perlu membicarakan apapun tentang ini karena papahnya sudah dipastikan tidak akan tahu.
Boro-boro papah, temen-temen dia aja tidak ada yang tahu.
Setelah menunggu lama sambil memainkan ponsel, suara klakson akhir membuat dia tersadar kalo mobil jemputan udah tiba didepan gerbang.
Gadis itu membuka gerbang lalu membiarkan mobil itu masuk agar memudahkan dia membawa barang-barang ke bagasi.
Seorang pria keluar dari kursi supir lalu menunduk sopan kearah gadis itu. "Hallo selamat siang nyonya, saya adalah kepala sekertaris, Dean, ditugaskan untuk menjemput anda oleh Tuan," kata Sekertaris Dean berbicara.
Gadis hanya bisa menampakkan senyum kikuk. Jujur ini pertama kali bagi gue. "Oiya.. tidak perlu pake nyonya saya juga masih terlalu muda untuk itu," ujar Ansa terkekeh menggaruk tengkuknya gatal.
Setelah memasukan barang-barang Pak Sekertaris Dean langsung menjalankan mobilnya menuju rumah pribadi atasnya tersebut.
Sekitar 20 menit berlalu akhirnya kita sampai didepan gerbang sebuah rumah mewah yang terdapat di perkomplekan elit di kota Jakarta- yang sudah di sambut oleh satpam yang membuka kan gerbang besar itu mempersilahkan mobil sekertaris Dean masuk.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.