16. Papah?!

11.5K 597 23
                                    

⚠Typo bertebaran⚠

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠Typo bertebaran⚠

Happy reading

***

"Gue balik dulu. Lo hati-hati berduaan dirumah sama si om ganteng itu, jangan macem-macem." ceramah Rabea berdiri didepan pintu.

Ansa mengangguk-anggukan kepala. "Iya bawel. Gue gak akan macem-macem kok, udah sana pulang, hati-hati dijalan."

Rabea memanyunkan bibir. "Humm, yaudah. Bye.." ucapnya belum melangkah menuju gerbang.

Ia membalikkan badan sedikit. "Kalau udah sampe rumah si om kabarin." Seru Rabea disela-sela langkahnya.

"ASHIAPPPP!" Teriak Ansa menyahut.

Rabea berjalan menjauh dan menghilang. Ansa masuk kedalam rumahnya, menoleh menghampiri Darren yang tengah menonton diruang tamu.

"Dia sudah pulang?" tanya Darren fokus menonton sambil memakan popcorn.

Ansa mengangguk lalu duduk disamping Darren. "Sudah, dia bilang kalau saya pulang kerumah om lagi suruh kabarin."

"Yaudah kabarin saja."

"Iyaa.." gurau Ansa meletakan ponselnya diatas meja. Melihat ponsel Ansa diatas meja Darren tiba-tiba teringat dengan ponselnya, pria itu merogok saku jas, kemeja dan celananya bergantian.

"Kenapa om?" Tanya Ansa hendak menyantap pop corn.

"Kamu lihat handphone saya?"

"Dicelana?" Cetus Ansa.

"Tidak ada."

"Mm.. om nggak bawa kali," ucap Ansa.

"Saya selalu membawa ponsel. Karena klien bisa menelfon kapan saja," sahut Darren.

"Dimobil kali? Om bawa mobil kan?"

Darren menggeleng. "Saya tidak membawa mobil,"

"Lho?" Kening Ansa berkerut. "Terus om kesini naik apa?"

"Motor."

Ansa mengangguk paham sambil bergumam. Gadis itu turun dari sofa lalu mengangkat bantal yang ada disofa. "Jatoh kali.." cetusnya sambil mencari.

"Om bangun dulu ish!" Dumel Ansa memukul paha Darren lalu pria itu bangkit. "Coba inget-inget dulu, om taro hp nya dimana?" Ujarnya.

Darren mulai berpikir mencoba mengingat-ingat kejadian beberapa saat lalu. Darren sangat yakin dia selalu membawa ponselnya kemanapun.

Tangannya mengeluarkan ponsel lalu meletakkannya diatas nakas, sebelum menyusul Ansa ke bawah untuk mengantar Rabea sampai pintu.

"Ah! Dikamar.." gumam Darren.

Ansa menoleh. "Dimana?"

"Dikamar kamu, saya meletakkannya di atas nakas dekat tempat tidur." ucap Darren.

Hai Om! Husband?! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang