"Kita langsung keintinya saja, acara pernikahannya ada diadakan minggu depan. Karena Darren dan Ansa masih memiliki urusan dengan sodara Gaston Sebastian Damono. Jadi acara pernikahan akan dilangsungkan secepatnya saja," ucap Caleb menjelaskan. Jovanka menggangguk mengerti, lalu menatap Darren.
"Kamu siap menunggu, Darren?" Tanya Jovanka.
Darren mengangguk mantap. "Tentu saja om, Darren sangat siap menunggu. Tapi izinkan saya menemui Ansa selama menunggu waktu pernikahan itu, dan membawa Ansa ke rumah selama Gaston sahabat saya berada di Indonesia."
"Tentu saja. Saya percayakan putri bungsu saya kepada kamu Darren,"
"Terima kasih om," sahut Darren tersenyum senang kearah Ansa. Dia sangat menantikan gadis itu untuk menjadi istrinya kelak. Satu minggu terlalu lama untuk Darren yang sangat ingin saat ini juga memeluk gadisnya itu. Ansa membalas senyum hangat Darren.
***
Kedua sejoli itu duduk saling berhadapan sambil meneguk masing-masing minuman mereka. Setelah acara pertunangan dan lamaran. Ansa jadi lebih sering menghabiskan waktunya dengan tunangannya itu. Sang papah yang disibukan oleh pekerjaan, sehingga membuat Darren siaga 24 jam hanya untuk Ansa. Mengantar gadis itu je tempat les, jalan-jalan berdua, makan siang dan banyak lagi.
Mereka berdua ada di kafe langganan. Tempat yang sering Ansa kunjungi, sekaligus tempat pertemuan pertamanya dengan pria itu. Ansa menepis tangan Darren yang hendak menggenggam tangannya yang diatas meja. "Ih, bukan muhrim," seru Ana membuat Darren tertawa.
"Bukannya kita pernah tidur lebihh dulu disaturanjang yang sama?" kekeh Darren membuar Ansa membelalak mata menyubit bahunya.
"Dasar om-om genit." dumel gadis itu mencibir. "Ini didepan umum tahu!"
Darren tersenyum jahil, "Berarti kalau berduaan boleh, hm?" Tanyanya mengangkat sebelah alisnya tersenyum menyebalkan.
Ansa berdecak, hendak berdiri. "Yaudah saya pulang aja deh," ucapnya, namun lengannya ditahan oleh pria itu.
"Jangan marah dong saya bercanda,"
"Saya tuh gak mau dibercanda-in maunya diseriusin," ujar gadis itu menggoda sambil menaik-turunkan kedua alisnya.
Darren tersenyum menyeringai, seolah mendapatkan tantangan dari gadis itu. "Kalau saya mau, saya bisa membuat kamu menjadi istri saya malam ini juga. Hamilin kamu malam ini saja saya bisa." Ansa melotot. "Mau, hm?"
DASAR OM OM OM GENITTTT!!!
Pria itu kembali tertawa melihat ekspresi tunangannya itu lucu. Sementara Ansa mengernyit sebal.
***
Pintu kaca ruang keluarga menuju taman belakang Mansion digeser. Ansa yang baru bangun mengunakan dress tidur sepaha tanpa lengan yang bermotif bunga.
Ia menoleh kekanan-kiri. Kemarin malam Ansa Martha dan para suami terpesta kecil di bar di Mansion Darren sampai larut. Hari ini para suami sedang libur karena sedang masa liburan, anak-ank sekolah pasti baru selesai ujian akhir. Tapi karena Ansa kelas dua belas dia sudah lulus beberapa bulan lalu.
Sejenak meregangkan otot-otot lengan, Ansa melangkah keluar sekedar berjalan-jalan mengelilingi Mansion.
Langkahnya terhenti sesaat ketika melewati gedung GYM berdinding kaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai Om! Husband?!
Romance[END] "Jodoh gue itu sugar daddy. Om-om kaya berduit, gak ada modelan beban keluarga kayak gitu.." "Elehh.. emang ada om-om yang mau sama lo?" "Eh jangan salah. Gue cantik lhoo.." *** Khansa Jovanka, gadis yang duduk dikelas 12 SMA. Sang papah mende...